Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Senin, 27 Mei 2013

kopi sore ini

Kopi sore ini rasa masa lalu.
Pahit.

Kadang aku rindu kopi rasa senja, rasa kedamaian, dan kerinduan.
Kopi yang sudah masuk dalam kelompok kopi langka.
Mungkin perlu sesekali aku mencoba kopi rasa pelukan.
Minum kopi hangat sambil terdekap di pelukanmu.

Ah, tapi kurasa itu sudah kisah lama.
Kopi rasa pelukan itu sekarang menjadi langganan orang lain.
Biar saja aku begini, terbiasa dengan kopi rasa kenangan pahit.
Kau juga tidak peduli.

Kopimu sekarang rasa apa?
mungkin saja rasa pernikahan yang akan segera menjelang.
Kopi rasa mas kawin. heheh.
Sudah kau siapkan mas kawinmu, mas? Dia minta yang seperti apa?

Kalau kau ingin mengirimiku undangan perkawinanmu, kau harus sertakan kopi wajibku.
Kopi rasa keikhlasan.
Supaya aku ikhlas kau jadi punya dia.
Bisa juga kopi rasa penyesalan. Karena aku sudah menyesal kenapa tidak dari dulu kau kelepaskan.

Ah, sudahlah.
Kopi pahit ini sudah hampir habis di gelasku.
Sepertinya aku harus segera beli gula supaya tak kelu lidahku.
Gula pengganti masa lalu, semoga lebih manis, ya.

Kopi sore ini, disuatu sore di tanggal yang sama suatu hari nanti.
Semoga rasanya manis dan tak terkekang masa lalu.
Segelas kopi visioner, dengan krem, dan sedikit gula.
yang akan kunikmati dengan bahagia, entah bersama siapa.

Rabu, 22 Mei 2013

jam sebelas malam

sudah jam sebelas malam, sayang.
kau masih belum juga pulang.
Apa kau terlalu sibuk hari ini?
atau kau memang tidak ingin pulang..

sudah jam sebelas malam sayang,
hujan sudah reda sejak adzan maghrib berkumandang.
Tapi kau masih belum juga pulang.
kuharap kau tidak lupa rumahmu.

sudah jam sebelas malam, sayang.
kopimu sudah kuseduh, dengan sedikit gula seperti biasa.
air mandimu sudah ada, bersiap membersihkan lelahmu.
Tapi kau masih belum pulang juga.

sudah jam sebelas malam, sayang.
jangan sampai ibuku tau kau masih belum pulang.
Dia akan marah, mungkin akan merutukiku karena memilihmu.
Tapi aku pun sudah terbiasa dimaki atas namamu.

Sayang, harus sampai jam sebelas keberapa aku menunggumu pulang?
Pulang ke rumah ini, bersamaku.
Kau harus ingat alamatnya.
Karena aku pun tak akan pindah.

Sudah jam sebelas malam, sayang.
sudah berapa ratus kali kau kutinggal tidur? apa kau tidak bosan?
aku saja bosan, tiap kali ditanya kapan suamiku akan pulang.
Pulang ke rumahnya, pulang ke tulang rusuknya, pulang ke pasangan yang disatukan Tuhan.

Jam sebelas malam sudah lewat.
Biarkan aku bermimpi malam ini, sayang.
Semoga besok pagi kau sudah pulang.
Semoga besok pagi, kau nyata, sayang.