Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Jumat, 04 Mei 2012

Dibilang Gendut

selamat datang di dunia Dhana


Apa yang ada di dalam pikiranmu dan yang kamu rasakan saat ada orang yang nanya seperti ini :
"Berat badanmu berapa sih ?"

Apa kamu langsung jawab angkanya, atau malah balik nanya, "kenapa nanya-nanya ?"

Well, kali ini aku mau cerita tentang yang namanya gendut, menjadi orang yang dianggap gendut dan dibilang gendut sama orang-orang.
Curhat ?
gak kok ah, cuma mau bagi pengalaman aja.

Aku pernah nonton satu film yang salah satu scene nya menunjukkan sepasang lelaki dan perempuan yang sedang makan malam (aku lupa apa judul filmnya).
Di film itu pemeran cowok nanya begini ke cewek : "Berapa umurmu ?"
lalu si pemeran cewek menatap si cowok serius sambil megang segelas wine.
Seperti mengajari, si pemeran cewek lalu bilang gini : "Jika kau ingin mendekati seorang wanita, ada beberapa pertanyaan terlarang yang harus kau hindari. Jangan pernah tanyakan umur dan berat badan padanya. Atau kau tidak akan pernah mendapatkan kencan."
begitulah kalimatnya.

Nah, selain dari film itu, aku juga pernah nonton satu talkshow yang sekarang udah gak tayang lagi. Di talk show itu mereka pernah bahas masalah kencan pertama dan kopi darat. Mereka (orang yang jadi narasumber yang saat itu adalah seorang psikolog) sempat mengatakan, jika lelaki ingin proses pendekatannya berhasil, mereka harus berhati-hati saat bertanya.
Jangan pernah tanyakan umur, apalagi berat badan, karena dua hal ini dianggap sebagai hal yang paling sensitif dari seorang wanita.

Di satu sisi, aku merasa anggapan bahwa dua pertanyaan ini adalah pertanyaan terlarang bagi lelaki untuk diajukan pada seorang wanita kurang jelas.
Nah, wanita seperti apa yang masuk dalam kategori terlarang ?
Wanita yang berbadan bongsor nan bohai atau wanita yang berbadan tipis dan terancam hempasan angin ?
toh Ada perempuan gemuk yang bahkan tidak pernah mempermasalahkan berat badannya, mau dikatain gendut segede gajah juga gak bakal ngaruh sama dia.
Jadi, dalam hal ini aku punya pandangan sendiri,
pertanyaan-pertanyaan terlarang dalam proses PDKT itu sebenarnya tergantung pada siapa yang didekati, dan cara yang dilakukan. Bukan pada dua pertanyaan itu melulu.

Nah, kali ini biarkan aku yang cerita perkara gendut  gendut ini..

Aku sering dibilang gendut, yap, jelas nampak dari postur tubuh yang menunjukkan kemakmuran dan kebahagiaan luar biasa.
Aku juga sering ditanya masalah angka timbanganku.
Sejujurnya, itu pertanyaan paling males untuk dijawab. Aku pribadi mikirnya, "udah liat badanku kan ? gemuk ? terus ngapain nanya timbangan ? mau aku timpah ?"
kadang agak sensitif dengan pertanyaan macam ini, tapi lama kelamaan justru jadi biasa.
Kalau ada orang yang nanyain berat badan dan aku baru aja ngukur, aku bisa bilang. Tapi kalau aku sendiri ragu dengan berat badanku, ngapain dijawab.

Dikatain gendut,
sekarang udah jadi hal yang biasa sama aku.
Di kost atau di rumah, juga kadang dipanggil ndut.
Kak Ndut, Dek Ndut, Tante Ndut.. sekarang udah biasa.
Saat pertama kali menyadari badanku udah gak seideal dulu (lupa, aku idealnya waktu itu tahun berapa) ada penolakan dan marah waktu dipanggil begitu.
Tapi sekarang aku merasa justru penolakan gak akan bawa perubahan, kalau akunya sendiri juga gak minat berubah jadi lebih baik.
Aku anggap itu sebagai dorongan mereka untuk aku, membenarkan pola makan dan memamah biak agar badan ini gak makin mekar semekar bolu yang kebanyakan baking powder.

Dalam proses menikmati ukuran badan yang seperti ini, pasti ada aja kalimat bullying dari orang-orang yang malah bikin nyesek.
Nah, kalau aku sendiri gak pernah merasa nyesek justru kalau itu yang bilang adalah orang-orang dekat. Kalau yang bilang itu orang-orang yang bahkan gak tau nama lengkap kita, itu baru bikin pengen kali rasanya flip table ke muka dia.

Kadang orang suka gak merasa perbuatannya itu berdampak psikologis ke orang lain.
Begitupun dengan orang yang merasa tersiksa psikologisnya, mereka kebanyakan membiarkan saja tiap kalimat itu keluar dari lawan bicaranya.
Walaupun sakit hati, marah, jengkel, sampe pengen nyantet, tapi tetap aja ditahan dengan anggapan, ah udahlah gak usah ditanggepin..
Ada juga orang yang langsung nyolot waktu dikatain gendut.
marah-marah, jambakin rambut, bakar menyan terus persembahkan Justin Bieber ke dewa api.

Kalau dari aku pribadi, marah-marah justru gak bakal bikin semuanya baik-baik aja.
Aku juga belom pernah baca penelitian yang menyebutkan kalau marah bisa menurunkan berat badan.
Yang ada marah-marah malah bikin tensi meninggi, salah salah bisa kena stroke entar.

Dibilang gendut ?
terus kenapa ?
gendut bukan akhir dari dunia kan..
Ada hal lain yang harus dilakukan dari sekedar memperdulikan mereka yang bisanya cuma ngatain kamu gendut.
Dalam hal ini beda lho ya, antara ngatain dalam hal becanda sama ngatain yang bener-bener mencibir.

Jangan pernah down sendiri sama kata-kata yang gak membangun.
Tunjukkan ke mereka, kalau orang gendut juga bisa berprestasi.
Mau bukti ?
well, pernah denger Ruben Studdart ? atau Adele ? mereka itu penyanyi yang punya suara luarbiasa.
di Indonesia kita punya Mike Mohede, terus ada juga tu Mosidik, comic dari Indonesia.

Nah, walopun sebenernya banyak orang gendut tapi sukses di bumi ini, bukan berarti kamu bisa tetap membiarkan badanmu seperti itu, dan tak terurus.
Inget lho, orang gendut itu ancaman penyakitnya banyak, jantung misalnya.
Jadi walopun gendut, kamu juga mesti tetep berprestasi, gak usah dengarkan suara-suara yang hanya ingin menjatuhkan.
Tunjukkan kalau kamu bisa, dan mereka gak ada apa-apanya,
tunjukkan bahwa big is beautiful
big is powerfull
dan besar badan, juga harus besar hati, bukan besar kepala..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar