Dikisahkan, di tepian tebing yang terjal, tumbuhlah setangkai tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Tetapi, dia mempunyai keyakinan yang kuat, bahwa kelak dia pasti akan tumbuh menjadi sekuntum bunga lily yang indah.
Rumput-rumput liar di sekitarnya mengejek dan menertawakannya. Burung-burung dan serangga pun menasihatinya agar tunas lily jangan bermimpi menjadi bunga. Mereka pun berkata, "Hai tunas muda, sekalipun kamu bisa mekar menjadi kuntum bunga lily yang cantik, tetapi lihatlah sekitarmu. Di tebing yang terpencil ini, biarpun secantik apa pun dirimu kelak, tidak ada orang yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu."
Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam dan semakin rajin menyerap air dan sinar matahari agar akar dan batangnya bertumbuh kuat. Akhirnya, suatu pagi di musim semi, saatnya kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia. Hal itu menambah keyakinan dan kepercayaan dirinya.
Dia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah ada orang yang akan melihat atau menikmati keberadaanku. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan identitasku sebagai bunga lily."
Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar berkembang-tampak indah dan putih warnanya. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani lagi mengejek dan menertawakan si bunga lily.
Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari satu kuntum menjadi dua kuntum, berkembang lagi, terus dan terus berkembang, semakin banyak. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, tebing pun seolah diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah. Orang-orang dari kota maupun desa, mulai berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily. Dan tempat itu pun kemudian terkenal dengan sebutan "Tebing Bunga Lily."
Cerita semangat bunga lily ini menginspirasikan kepada kita, saat kita mempunyai impian, ide, keinginan, atau apapun yang menjadi keyakinan kita untuk diwujudkan, jangan peduli ejekan orang lain! Jangan takut diremehkan oleh orang lain! Tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, apalagi membenci. Justru sebaliknya, tetaplah yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Buktikan semua mimpi bisa menjadi nyata.
Hanya dengan bukti keberhasilan yang mampu kita ciptakan, maka identitas kita, jati diri kita, lambat atau cepat pasti akan diakui dan diterima; selaras dengan pepatah yang menyatakan: "A great pleasure in life is doing what people say, you cannot do." Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kita lakukan.
Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?
Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?
Selasa, 22 Maret 2011
kisah wortel, telur dan kopi
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti BUBUK KOPI, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti BUBUK KOPI, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
Jumat, 18 Maret 2011
in the time like this
20 oktober 2010
In the time like this, there's s0 many things I wanna tell u,.
By Mocca, dgn penggubahan seperlunya, .
Hehehe, .
Bayangannya memudar, .
Langitnya udah jaoh dr warna biru, .
Kelihatan raut muka penuh lelah, mondar mandir dengan derap langkah memburu, .
Masih tersimpul senyum di wajah itu,
hanya beberapa hari lagi bisa melihatnya, sebelum dia berangkat.
ingin kembali mengulang percakapn seperti jumat lalu, .
Tapi sulit.
Hanya bisa menyemangatinya dengan pesan singkat sederhana,.
Hmmm, .
Mendoakan yg terbaik baginya, bagi hidupnya, walau bukan milikku. .
In the time like this, serasa terlalu banyak hal yg ingin terucap padanya, tapi sulit, .
In the time like this, hanya bisa memandangnya dan berharap dia sehat untuk menjalani jalan yg dia pilih, .
Dedicated to my dearest 'c0mplicated'.
Langit hitam
In the time like this, there's s0 many things I wanna tell u,.
By Mocca, dgn penggubahan seperlunya, .
Hehehe, .
Bayangannya memudar, .
Langitnya udah jaoh dr warna biru, .
Kelihatan raut muka penuh lelah, mondar mandir dengan derap langkah memburu, .
Masih tersimpul senyum di wajah itu,
hanya beberapa hari lagi bisa melihatnya, sebelum dia berangkat.
ingin kembali mengulang percakapn seperti jumat lalu, .
Tapi sulit.
Hanya bisa menyemangatinya dengan pesan singkat sederhana,.
Hmmm, .
Mendoakan yg terbaik baginya, bagi hidupnya, walau bukan milikku. .
In the time like this, serasa terlalu banyak hal yg ingin terucap padanya, tapi sulit, .
In the time like this, hanya bisa memandangnya dan berharap dia sehat untuk menjalani jalan yg dia pilih, .
Dedicated to my dearest 'c0mplicated'.
Langit hitam
duapuluh di duapuluh
Duapuluh di duapuluh.
Pada iqamat shalat subuh duapuluh januari duapuluh tahun yang lalu, Allah beri aku kesempatan melihat dunia dan menjadi seorang manusia.
Dititipkan-Nya aku pada sebuah keluarga kecil nan bahagia yang mendambakan seorang anak laki-laki.
Tapi aku terlahir sebagai seorang perempuan yg awalnya diberi nama Danu oleh ayahku, hingga kemudian menjadi Dana.
;)
hehe,
Sekarang sudah duapuluh tahun,
terimakasih untuk memberikan berkah yg begitu luar biasa selama ini ya Allah,
untuk keluarga yg mengajarkanku kebaikan dan menjadi kuat.
Untuk seorang ayah yg mengajarkanku mampu menjadi 'laki-laki' yg tangguh dalam tubuh perempuanku,
untuk seorang ibu yg mengajarkanku bagaimana menjadi seorang perempuan shaleha,
dan untuk seorang kakak yg selalu menjagaku.
Ya Allah, sembah sujudku atas karuniaMu,
untuk sahabat-sahabat yg luar biasa dan seorang kekasih baik hati yg memberi warna berbeda dlm hidupku..
Tetap kuatkan aku pada jalan ini ya Rabb,
berikan kemampuan dan keikhalasan untuk menjalani tahun-tahun berikutnya dalam hidupku sesuai dengan rencanaMu.
Subhanallah,
umurku duapuluh di tanggal duapuluh, ini hanya terjadi sekali seumur hidup.
#20 januari 2011,
ketika iqamat subuh terdengar syahdu.
Pada iqamat shalat subuh duapuluh januari duapuluh tahun yang lalu, Allah beri aku kesempatan melihat dunia dan menjadi seorang manusia.
Dititipkan-Nya aku pada sebuah keluarga kecil nan bahagia yang mendambakan seorang anak laki-laki.
Tapi aku terlahir sebagai seorang perempuan yg awalnya diberi nama Danu oleh ayahku, hingga kemudian menjadi Dana.
;)
hehe,
Sekarang sudah duapuluh tahun,
terimakasih untuk memberikan berkah yg begitu luar biasa selama ini ya Allah,
untuk keluarga yg mengajarkanku kebaikan dan menjadi kuat.
Untuk seorang ayah yg mengajarkanku mampu menjadi 'laki-laki' yg tangguh dalam tubuh perempuanku,
untuk seorang ibu yg mengajarkanku bagaimana menjadi seorang perempuan shaleha,
dan untuk seorang kakak yg selalu menjagaku.
Ya Allah, sembah sujudku atas karuniaMu,
untuk sahabat-sahabat yg luar biasa dan seorang kekasih baik hati yg memberi warna berbeda dlm hidupku..
Tetap kuatkan aku pada jalan ini ya Rabb,
berikan kemampuan dan keikhalasan untuk menjalani tahun-tahun berikutnya dalam hidupku sesuai dengan rencanaMu.
Subhanallah,
umurku duapuluh di tanggal duapuluh, ini hanya terjadi sekali seumur hidup.
#20 januari 2011,
ketika iqamat subuh terdengar syahdu.
andai tanganku cukup
Masih terbaca jelas di ingatanku pesan-pesan penuh kasih mesra kita tiap malam.
Rindu yang mengkristal,
cinta yang tak pernah menguap.
Kadang jeritan hati ini tak terperi, ingin kutembus malam demi menemuimu, memelukmu, menyanyikan syair-syair cinta kita sayang.
Luapan emosi acap kali membanjir ketika cemburu datang mengubur yang memaksa logika bekerja lebih keras.
Masih ingin aku mengulang cerita kita seperti malam-malam sebelumnya,
tentang duniamu, hidupmu, hidup kita.
Menghabiskan waktu bersamamu, menatap langit fajar yang mengikuti subuh dengan kau jadi imamku.
Menyaksikan dunia berjalan dengan kita saling berpegangan tangan di dalamnya.
Menikmati malam penuh bintang, hingga bulan pun iri pada kita.
Andai tanganku cukup, ingin kupangku kepala penuh pikiran itu,
kudekap tubuh lelah dan ku basuh wajah kusam berteman debu ibukota itu sayang.
Tapi bagaimana ?
Kau bahkan tak mau bicara denganku.
#ketika dada ini mulai sesak
20 januari 2011
Rindu yang mengkristal,
cinta yang tak pernah menguap.
Kadang jeritan hati ini tak terperi, ingin kutembus malam demi menemuimu, memelukmu, menyanyikan syair-syair cinta kita sayang.
Luapan emosi acap kali membanjir ketika cemburu datang mengubur yang memaksa logika bekerja lebih keras.
Masih ingin aku mengulang cerita kita seperti malam-malam sebelumnya,
tentang duniamu, hidupmu, hidup kita.
Menghabiskan waktu bersamamu, menatap langit fajar yang mengikuti subuh dengan kau jadi imamku.
Menyaksikan dunia berjalan dengan kita saling berpegangan tangan di dalamnya.
Menikmati malam penuh bintang, hingga bulan pun iri pada kita.
Andai tanganku cukup, ingin kupangku kepala penuh pikiran itu,
kudekap tubuh lelah dan ku basuh wajah kusam berteman debu ibukota itu sayang.
Tapi bagaimana ?
Kau bahkan tak mau bicara denganku.
#ketika dada ini mulai sesak
20 januari 2011
Kamis, 17 Maret 2011
hanyalah orang dibalik layar
Membagi sbuah kisah tentangmu. .
Aku ingat tentang hari ketika kau bertanya begitu banyak tentang seorang laki2,
lelaki yg mempesona hatimu,
lelaki yg sama yg pernah menjatuhkanku juga. .
Kuceritakan setiap detil yg kau tanya,
tentang bagaimana dia.
Aku tau jawabanku membuatmu kecewa, karena tak satupun sesuai harapanmu.
Lalu apa aku harus berbohong padamu untuk menutupi, bahwa sebenarnya lelaki yg kau pikirkan tiap malam ternyata telah beristri dan memiliki anak ?
Sebagai perempuan, aku tidak akan menjerumuskanmu pada hubungan yg akan menyakitimu,
sebagai perempuan, bukankah aku memang harus memperingatkanmu ?
Reaksi2mu cukup membuatku tenang,
kau bilang tidak akan tertipu dgn kata2 manisnya,
kau bilang tidak akan tergoda dgn perhatian2nya dan canda lepasnya,
dan kau bilang, kau bukanlah boneka yang seenaknya dipermainkan. .
Sempat kudengar kau menyebutnya buaya..
Cukup lama tak berkirim kabar denganmu, tapi aku tau, kau baik2 saja. .
Hingga kemudian kudapati kau sedang bercanda mesra dgn dia,
tak sungkan, ada belasan kali kudapati itu semua.
Hingga kmudian kau tanyakan padaku perihal komunikasi kami yg kembali terjalin, aku tau, ada cemburu di dadamu.
Tak perlulah kau khawatirkan tentang kemungkinan2 yg ada,
aku hanya tidak ingin tali silahturahmi ini putus, walau aku sempat begitu kecewa dengannya.
Beberapa hari ini, kutau, kau begitu merindukan hadirnya di tiap menit harimu,
tak perlulah aku menjadi seorang psikolog untuk tau itu semua kawan..
Tiap kata yg kau ucap mencerminkan itu semua.
Lalu kemana semua kata yg pernah dgn tegas kau ucapkan padaku tempo hari ?
Apa kali ini kau benar2 jatuh cinta ?
Kawan, bukan hal yg salah ketika kau mencintai seseorang, tapi salah ketika kau tau orang yg kau cintai sudah punya pendamping, tapi kau tetap kekeuh mencintainya. .
Apa kau tidak merasa sakit ?
Kau ucapkan rindu yang begitu dalam,
ingin dia cepat pulang agar kau bisa bertukar rasa lagi,
tapi apa kau tak pernah berpikir ?
Dalam panggung hidupnya, kau berperan sebagai apa?
Peran utamakah ?
Pendamping kah ?
Atau hanya figuran yg numpang lewat ?
Kalau kau tanya posisiku saat ini,
kujawab dgn tegas,
aku kerja di belakang layar, memperhatikan kalian. .
Kawan,
tak perlulah kau pupuk2 perasaan itu,
tak perlulah kau jaga trus cinta itu,
maaf jika aku kejam,
tapi akan lebih kejam jika kau kubiarkan saja mencintai pria itu.
Dia sedang bersama anak2nya, menuntaskan rindu yg menggunung,
dua minggu waktu yg dia punya,
jadi jangan kau paksa dia pulang cepat.
Kau tanya aku tau darimana ?
Sudah kubilang, aku orang di balik layar.
Kau harus ingat dan sadar peranmu,
agar tak terlalu sakit nanti hatimu.
Dan jangan tanya seberapa bnyk yg kutau,
karena aku hanya orang di balik layar.
#tergelitik oleh kisah seorang teman dan sahabatnya (dgn sdikit elaborasi). .
##untuk seorang kawan di belahan bumi lain. .
Aku ingat tentang hari ketika kau bertanya begitu banyak tentang seorang laki2,
lelaki yg mempesona hatimu,
lelaki yg sama yg pernah menjatuhkanku juga. .
Kuceritakan setiap detil yg kau tanya,
tentang bagaimana dia.
Aku tau jawabanku membuatmu kecewa, karena tak satupun sesuai harapanmu.
Lalu apa aku harus berbohong padamu untuk menutupi, bahwa sebenarnya lelaki yg kau pikirkan tiap malam ternyata telah beristri dan memiliki anak ?
Sebagai perempuan, aku tidak akan menjerumuskanmu pada hubungan yg akan menyakitimu,
sebagai perempuan, bukankah aku memang harus memperingatkanmu ?
Reaksi2mu cukup membuatku tenang,
kau bilang tidak akan tertipu dgn kata2 manisnya,
kau bilang tidak akan tergoda dgn perhatian2nya dan canda lepasnya,
dan kau bilang, kau bukanlah boneka yang seenaknya dipermainkan. .
Sempat kudengar kau menyebutnya buaya..
Cukup lama tak berkirim kabar denganmu, tapi aku tau, kau baik2 saja. .
Hingga kemudian kudapati kau sedang bercanda mesra dgn dia,
tak sungkan, ada belasan kali kudapati itu semua.
Hingga kmudian kau tanyakan padaku perihal komunikasi kami yg kembali terjalin, aku tau, ada cemburu di dadamu.
Tak perlulah kau khawatirkan tentang kemungkinan2 yg ada,
aku hanya tidak ingin tali silahturahmi ini putus, walau aku sempat begitu kecewa dengannya.
Beberapa hari ini, kutau, kau begitu merindukan hadirnya di tiap menit harimu,
tak perlulah aku menjadi seorang psikolog untuk tau itu semua kawan..
Tiap kata yg kau ucap mencerminkan itu semua.
Lalu kemana semua kata yg pernah dgn tegas kau ucapkan padaku tempo hari ?
Apa kali ini kau benar2 jatuh cinta ?
Kawan, bukan hal yg salah ketika kau mencintai seseorang, tapi salah ketika kau tau orang yg kau cintai sudah punya pendamping, tapi kau tetap kekeuh mencintainya. .
Apa kau tidak merasa sakit ?
Kau ucapkan rindu yang begitu dalam,
ingin dia cepat pulang agar kau bisa bertukar rasa lagi,
tapi apa kau tak pernah berpikir ?
Dalam panggung hidupnya, kau berperan sebagai apa?
Peran utamakah ?
Pendamping kah ?
Atau hanya figuran yg numpang lewat ?
Kalau kau tanya posisiku saat ini,
kujawab dgn tegas,
aku kerja di belakang layar, memperhatikan kalian. .
Kawan,
tak perlulah kau pupuk2 perasaan itu,
tak perlulah kau jaga trus cinta itu,
maaf jika aku kejam,
tapi akan lebih kejam jika kau kubiarkan saja mencintai pria itu.
Dia sedang bersama anak2nya, menuntaskan rindu yg menggunung,
dua minggu waktu yg dia punya,
jadi jangan kau paksa dia pulang cepat.
Kau tanya aku tau darimana ?
Sudah kubilang, aku orang di balik layar.
Kau harus ingat dan sadar peranmu,
agar tak terlalu sakit nanti hatimu.
Dan jangan tanya seberapa bnyk yg kutau,
karena aku hanya orang di balik layar.
#tergelitik oleh kisah seorang teman dan sahabatnya (dgn sdikit elaborasi). .
##untuk seorang kawan di belahan bumi lain. .
Minggu, 06 Maret 2011
rasa, jantung, pikiran, mata.
Kau tau bagaimana bentuk hati didalam tubuhmu ?
Bagaimana bila diambil ?
Apa kau masih hidup ?
Mereka selalu berkata, perasaan selalu terhubung dengan hati.
Tapi bagiku, perasaan terhubung dengan pikiran yang mempengaruhi detak jantung yang berteman akrab dengan kinerja mata.
Itu sebabnya aku tak mampu pejamkan mataku atau terlelap barang semenit saja,
setelah kutatap untaian kata itu.
Untaian kata dua orang yg saling mengasihi, dia dengan dia.
Jantung ini, sudah seperti tentara yg dipaksa push up.
Detaknya luar biasa.
Pikiran ini mulai meracau, berjalan sendiri ntah kemana.
Mata ini dengan tangguhnya tak mau tertutup.
Bahkan hingga detik ini.
Perasaan kacau, seperti tak mampu bernafas,
apa kau tau bagaimana rasanya ?
Seperti kau tau ada peluru panas menerjang jantungmu tapi kau masih bisa tersenyum dan bersyukur.
Karena senjata yang melesatkan peluru itu adalah milik orang yg kau sayangi.
Kau masih bersyukur bisa merasakan sakit yg luar biasa,
karena jika kau tak tau rasanya sakit, maka kau tak kan tau rasanya bahagia. .
#inspirasi minggu pagi malah begini,
hahay, , kacau bah, go a head aja deh,
*sambil dengerin blackout, .
Bagaimana bila diambil ?
Apa kau masih hidup ?
Mereka selalu berkata, perasaan selalu terhubung dengan hati.
Tapi bagiku, perasaan terhubung dengan pikiran yang mempengaruhi detak jantung yang berteman akrab dengan kinerja mata.
Itu sebabnya aku tak mampu pejamkan mataku atau terlelap barang semenit saja,
setelah kutatap untaian kata itu.
Untaian kata dua orang yg saling mengasihi, dia dengan dia.
Jantung ini, sudah seperti tentara yg dipaksa push up.
Detaknya luar biasa.
Pikiran ini mulai meracau, berjalan sendiri ntah kemana.
Mata ini dengan tangguhnya tak mau tertutup.
Bahkan hingga detik ini.
Perasaan kacau, seperti tak mampu bernafas,
apa kau tau bagaimana rasanya ?
Seperti kau tau ada peluru panas menerjang jantungmu tapi kau masih bisa tersenyum dan bersyukur.
Karena senjata yang melesatkan peluru itu adalah milik orang yg kau sayangi.
Kau masih bersyukur bisa merasakan sakit yg luar biasa,
karena jika kau tak tau rasanya sakit, maka kau tak kan tau rasanya bahagia. .
#inspirasi minggu pagi malah begini,
hahay, , kacau bah, go a head aja deh,
*sambil dengerin blackout, .
masih biru
"Mari sama-sama menikmati luka yang menyenangkan ini,"
begitulah kira-kira yg disampaikan seorang teman ktika tau langit tlah menemukan buminya. .
"apa kau akan pergi dari langitmu kawan?"
pertanyaan aneh,
bgaimana mungkin aku pergi dari langitku jika akulah langit itu,
bukan langit hitam yang masih brgantung pada bulan dan bintang untk trlihat indah, atau langit senja dgn semburat merah keemasan yg begitu pongah dgn membenamnya matahari..
Akulah langit itu,
langit biru dikala fajar mulai menggoda,
itu sebabnya aku bgitu mencintai subuh yang mengakhiri malam,.
Lalu,
untk apa kau tanyakan lagi tentang rindu yg membunuh ?
Atau belaian langit yg menjadi dingin,
jika kau sendiri tau,
cermin yg biasa ku pegang dan menjaga rinduku tlah hancur, pecah, mlukai tanganku hingga bernanah..
Jadi lihatlah aku membentang beriring awan, aku masih biru walau suara guruh mulai memburu. .
-efek inbox si mak uwo
begitulah kira-kira yg disampaikan seorang teman ktika tau langit tlah menemukan buminya. .
"apa kau akan pergi dari langitmu kawan?"
pertanyaan aneh,
bgaimana mungkin aku pergi dari langitku jika akulah langit itu,
bukan langit hitam yang masih brgantung pada bulan dan bintang untk trlihat indah, atau langit senja dgn semburat merah keemasan yg begitu pongah dgn membenamnya matahari..
Akulah langit itu,
langit biru dikala fajar mulai menggoda,
itu sebabnya aku bgitu mencintai subuh yang mengakhiri malam,.
Lalu,
untk apa kau tanyakan lagi tentang rindu yg membunuh ?
Atau belaian langit yg menjadi dingin,
jika kau sendiri tau,
cermin yg biasa ku pegang dan menjaga rinduku tlah hancur, pecah, mlukai tanganku hingga bernanah..
Jadi lihatlah aku membentang beriring awan, aku masih biru walau suara guruh mulai memburu. .
-efek inbox si mak uwo
cuma pelengkap
23.00, ,
percakapan ini terasa semakin memusingkan.
Ada beribu 'tentang' di dalamnya.
Tentang hidup, tentang dunia, tentang intrik dalam prestasi, tentang cinta.
Oh, ayolah, kenapa lagi-lagi harus bicara tentang yang satu itu?
Cinta harusnya begini, cinta harusnya begitu.
Ya ya ya,
karena cinta juga aku ada di bumi ini.
Tapi bukan itu yang menjadi prioritas.
Sudah ku rilis puluhan ranting masa depan,
dan kali ini harus lebih angkuh dari biasanya,
ku sisihkan ranting bertuliskan 'cinta', 'menikah', dan 'memiliki anak'.
Ini bukan doa, tapi wacana.
Terserah mau dianggap apa, tapi memang begini adanya.
Kau mau apa ?
Complaint ?
Wah, maaf, saya tidak menerima sanggahan, kritik atau apapun itu.
Percayalah,
hal yg slalu kau bicarakan itu, hanyalah pelengkap.
percakapan ini terasa semakin memusingkan.
Ada beribu 'tentang' di dalamnya.
Tentang hidup, tentang dunia, tentang intrik dalam prestasi, tentang cinta.
Oh, ayolah, kenapa lagi-lagi harus bicara tentang yang satu itu?
Cinta harusnya begini, cinta harusnya begitu.
Ya ya ya,
karena cinta juga aku ada di bumi ini.
Tapi bukan itu yang menjadi prioritas.
Sudah ku rilis puluhan ranting masa depan,
dan kali ini harus lebih angkuh dari biasanya,
ku sisihkan ranting bertuliskan 'cinta', 'menikah', dan 'memiliki anak'.
Ini bukan doa, tapi wacana.
Terserah mau dianggap apa, tapi memang begini adanya.
Kau mau apa ?
Complaint ?
Wah, maaf, saya tidak menerima sanggahan, kritik atau apapun itu.
Percayalah,
hal yg slalu kau bicarakan itu, hanyalah pelengkap.
dia bukan langit yang kucari
Teringat pada sebuah kalimat di film india "ketika kau jatuh cinta, kau akan merasakan angin menerpa rambutmu,ada lambaian selendang, dan alunan nada2 lembut."
yah. Ketika jatuh cinta, tapi, ini apa ? Cinta ?
Hmmm, yg ku tau ini bukan jatuh cinta sesungguhnya,
yg ku tau ini hanyalah sbuah perasaan biasa yg akan hilang dalam hitungan hari..
Mungkin,
melihatnya, aq hanya mampu trdiam, memaku dan merasakan hembusan angin menerpa jilbabku dan wajah kusam ini. .
Butterfly effect, itu istilah yg dikenalkan seorang sahabatku untuk masalah ini.
Mungkin aku jatuh cinta, katanya.
Mungkin, tp rasanya enggak. .
Aku mencari langitku, yah, langit, hal yg slalu membuatku merasa tenang, menatap birunya, menikmati keanggunannya.
Langit, aku mencari yg seperti langit. Mampu menjadi peneduhku, memanaskan semangatku, dan membasahi nyala emosiku.
Aku mencari yg seperti langit.
Hmm
kembali menatapnya lagi hari ini, butterfly effect meminimalkan kepakan sayapnya kali ini, sudah mampu berbicara menatapnya.
Sbuah percakapan biasa sebelum dia pergi.
Meyakinkanku pada 1 hal, sepertinya bukan dia langit yg ku cari, bukan dia.
Hanya rasa kagum dengan ukuran triple xl,
ilmunya, sikapnya, wajahnya, yah kagum ukuran triple xl.
Hahaha
mencoba tertawa, namun tak ada suara yg turut serta.
Melihatnya lagi mungkin hanya akan terjadi 2 tahun lg.
Mungkin
Yah,2 tahun, waktu yg cukup untuk menemukan langitku. Mungkin dengan efek yg sama, butterfly.
Hmm, tp smua ada di tangan Sang Pemberi langit.
Semoga Dia menciptakan langit di tempat yg dengan mudah aq dapat menatapnya,
langit yg memang benar2 langitku, .
Semoga. .
yah. Ketika jatuh cinta, tapi, ini apa ? Cinta ?
Hmmm, yg ku tau ini bukan jatuh cinta sesungguhnya,
yg ku tau ini hanyalah sbuah perasaan biasa yg akan hilang dalam hitungan hari..
Mungkin,
melihatnya, aq hanya mampu trdiam, memaku dan merasakan hembusan angin menerpa jilbabku dan wajah kusam ini. .
Butterfly effect, itu istilah yg dikenalkan seorang sahabatku untuk masalah ini.
Mungkin aku jatuh cinta, katanya.
Mungkin, tp rasanya enggak. .
Aku mencari langitku, yah, langit, hal yg slalu membuatku merasa tenang, menatap birunya, menikmati keanggunannya.
Langit, aku mencari yg seperti langit. Mampu menjadi peneduhku, memanaskan semangatku, dan membasahi nyala emosiku.
Aku mencari yg seperti langit.
Hmm
kembali menatapnya lagi hari ini, butterfly effect meminimalkan kepakan sayapnya kali ini, sudah mampu berbicara menatapnya.
Sbuah percakapan biasa sebelum dia pergi.
Meyakinkanku pada 1 hal, sepertinya bukan dia langit yg ku cari, bukan dia.
Hanya rasa kagum dengan ukuran triple xl,
ilmunya, sikapnya, wajahnya, yah kagum ukuran triple xl.
Hahaha
mencoba tertawa, namun tak ada suara yg turut serta.
Melihatnya lagi mungkin hanya akan terjadi 2 tahun lg.
Mungkin
Yah,2 tahun, waktu yg cukup untuk menemukan langitku. Mungkin dengan efek yg sama, butterfly.
Hmm, tp smua ada di tangan Sang Pemberi langit.
Semoga Dia menciptakan langit di tempat yg dengan mudah aq dapat menatapnya,
langit yg memang benar2 langitku, .
Semoga. .
Langit
Minggu pagi,.
Bahkan mata ini tak mau tertutup barang hanya sejenak, .
Kerisauan dan rasa sesak itu muncul saat kantuk mulai menggoda.
Aku gak mau terlambat ke bandara besok.
Hanya itu niatan dalam hati ini untuk tetap terjaga.
Suara orang-orang mengaji mulai ku dengar mengalun lembut, sebelum adzan subuh berkumandang.
"siap-siaplah dek, kita gak mau ketinggalan kan", ucp seorng kk kos q
Jam 6 lbh sedikt, ku jelajah rute yg belum pernah ku lalui, dengan satu tujuan, menyapanya sebelum dia pergi.
Ku tatap dengan jelas wajah itu, wajah yang teduh penuh senyum, milik seorang yang mungkin ku kasihi.
Melihat keluarganya, menyaksikan perpisahan itu.
Bulir air mataku mulai memaksa untuk mendobrak penjagaan yg ku coba pertahankan.
Aku gak ingin menangis di saat-saat seperti ini.
Dan aku tidak memilih untuk terlalu banyak bicara.
Aku hanya ingin menatapnya dan menyimpannya dalam memory di benakku.
Melihatnya memeluk dan mencium ibunya yang menangis saat itu seakan akan meyakinkanku,dia anak yg penyayang,
Menatap matanya sejurus, tidak ada pelukan atau jabatan perpisahan saat itu.
Hanya tangan kanan menepuk dada dan anggukan kepala, sama seperti yang dulu dulu.
Ingin rasanya ku kejar punggung itu, tapi seperti biasa, dia gak akan noleh kebelakang, .
"tidak mengingat bukan berarti melupakan,.
Dia pergi untuk apa yg dia inginkan. Seenggaknya km udah berusaha dan melepas dia disini. Lepaslah dia sbg seorang sahabat yg ingin menggapai cita2, bkn sbg lakic yg km sayangi, jgn nangis",
Hari terakhir itu,
hmm, mungkin 2 tahun lg baru bisa menatap wajah teduh itu lagi,
ku harap dengan perasaan berbeda.
Langit itu sekarang sdg bergantung pada matahari di tempat yg berbeda, bergantung pada bulan dan bintang di tempat yg berjarak ribuan kilometer dari langitku, .
Untuk masa depan yg ia inginkan. .
Dan aku msh dengan langitku sendiri, mulai menata masa depan yg ku inginkan.
Walau bukan dia yg akan jadi langitku, dia tetaplah langit yg pernah membuat hariku penuh dgn alunan lagu. .
Untuk langit hitam
Bahkan mata ini tak mau tertutup barang hanya sejenak, .
Kerisauan dan rasa sesak itu muncul saat kantuk mulai menggoda.
Aku gak mau terlambat ke bandara besok.
Hanya itu niatan dalam hati ini untuk tetap terjaga.
Suara orang-orang mengaji mulai ku dengar mengalun lembut, sebelum adzan subuh berkumandang.
"siap-siaplah dek, kita gak mau ketinggalan kan", ucp seorng kk kos q
Jam 6 lbh sedikt, ku jelajah rute yg belum pernah ku lalui, dengan satu tujuan, menyapanya sebelum dia pergi.
Ku tatap dengan jelas wajah itu, wajah yang teduh penuh senyum, milik seorang yang mungkin ku kasihi.
Melihat keluarganya, menyaksikan perpisahan itu.
Bulir air mataku mulai memaksa untuk mendobrak penjagaan yg ku coba pertahankan.
Aku gak ingin menangis di saat-saat seperti ini.
Dan aku tidak memilih untuk terlalu banyak bicara.
Aku hanya ingin menatapnya dan menyimpannya dalam memory di benakku.
Melihatnya memeluk dan mencium ibunya yang menangis saat itu seakan akan meyakinkanku,dia anak yg penyayang,
Menatap matanya sejurus, tidak ada pelukan atau jabatan perpisahan saat itu.
Hanya tangan kanan menepuk dada dan anggukan kepala, sama seperti yang dulu dulu.
Ingin rasanya ku kejar punggung itu, tapi seperti biasa, dia gak akan noleh kebelakang, .
"tidak mengingat bukan berarti melupakan,.
Dia pergi untuk apa yg dia inginkan. Seenggaknya km udah berusaha dan melepas dia disini. Lepaslah dia sbg seorang sahabat yg ingin menggapai cita2, bkn sbg lakic yg km sayangi, jgn nangis",
Hari terakhir itu,
hmm, mungkin 2 tahun lg baru bisa menatap wajah teduh itu lagi,
ku harap dengan perasaan berbeda.
Langit itu sekarang sdg bergantung pada matahari di tempat yg berbeda, bergantung pada bulan dan bintang di tempat yg berjarak ribuan kilometer dari langitku, .
Untuk masa depan yg ia inginkan. .
Dan aku msh dengan langitku sendiri, mulai menata masa depan yg ku inginkan.
Walau bukan dia yg akan jadi langitku, dia tetaplah langit yg pernah membuat hariku penuh dgn alunan lagu. .
Untuk langit hitam
Langganan:
Postingan (Atom)