Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Senin, 10 Februari 2014

Happy 2nd, you

Happy anniversary, you
Yes, you....
Selamat merayakan kebebasanmu yang ternyata sudah dua tahun, ya.
Dua tahun tanpa "kita".
Selamat menikmati apa yang selama ini dibatasi.

hei kamu, iya kamu, yang sudah mengisi hari-hariku selama tujuh tahun yang penuh warna.
Tahun-tahun dalam cerita, dan tawa.
Tahun-tahun penuh asa, dan rasa, hingga akhirnya aku meminta untuk berpisah.
Kamu, apa kabar?

Bagaimana dengan undangan pernikahanmu? Apa designnya udah pas? Warna dan bentuknya sudah sesuai?
Jangan terburu-buru, masih ada beberapa bulan hingga hari pernikahanmu.
Perlahan-lahan saja lah.

Aku baik, stabil, jika itu yang mau kau tanya.
Pekerjaanku lancar, seperti biasa.
I just really love what I do. Itu yang sering kau bilang, kan.

Hari ini, dua tahun lalu, dalam perjalanan di kereta api, aku berpikir tentang kita.
Berpikir tentang segala yang ada dan pernah terjadi diantara hati ini berdua.
Aku tak bertemu dengan satupun jawaban, hingga akhirnya aku minta kita pisah.
Kita pisah, bunuh segala cerita menahun yang pernah begitu indah.

Lalu aku menangis, bodoh, merutuki apa yang kulakukan.
Berharap kita masih bersama. Berharap semua baik-baik saja.
Berharap bukan hanya kakiku saja yang menopang kita.
Tapi tetap, itu sudah sia-sia.
Amarahmu dan lukaku, berjalan tak satu.
Maki dan cacianmu setelahnya, membuatku tak pernah menyesal sedikitpun akan perpisahan kita.

Setahun setelahnya, kau datang dengan cerita baru, dengan cinta baru, dan harapan baru.
Sialnya, dia temanku, orang yang kukenal sejak masih di seragam merah putih dulu.
Tapi aku bisa apa? Semengerti apapun aku padanya, tak mungkin kuhalang-halangi cinta itu.
Tak mungkin kukonfrontasi saat kau sampaikan niatmu menikahinya.
akan jadi sangat kejam aku nantinya.

Ah, sudah dua tahun tanpamu.
rasanya tak banyak berubah.
Mungkin karena pulau tempat tinggal kita yang tak sama.
Atau mungkin cinta itu lamat laun mati termakan waktu?

Untukmu, kisah lama yang pernah kujalin dulu.
Bahagialah, bahagia dengan kasihmu sekarang.
Di jari manisnya ada cincin yang pernah kita bicarakan bersama, namun hanya jadi mimpi semata. 
Maaf jika aku tak datang di hari bahagia kalian, bukan karena tak rela, aku hanya tak mau menjawab segala tanya kawan lama, yang pernah tau kita dulu bersama.
Lelah rasanya harus memberi alasan kita berpisah...
Itu-itu saja...


Ah, ya sudahlah, selamat merayakan perpisahan kita, cinta.
Selamat berbahagia...






Jumat, 07 Februari 2014

Caleg, Colog, Culeg

Pilih saya!
Bersama-sama kita akan memperbaiki negeri ini.
Pilih saya!
Saya nggak akan korupsi.
Pilih saya!
Masyarakat sejahtera....

Dan selanjutnya, dan selanjutnyaaaa...

Pagi kak Chiko...
Di tempatmu, apa ada banyak tempelan-tempelan caleg juga?
Apa sih tagline yang mereka pakai?

Di Medan, rame, rame kali pun baliho dan poster-poster caleg.
Dengan berbagai pose dan tagline, ukuran apa lagi.
Di jalan menuju ke kantorku, ada dua jembatan penyebrangan yang dipinggirnya dipasangi baliho besar.
Sekitar 4x10 meter, milik dua orang caleg dari satu partai yang sama.
Pertama kali baliho itu dipasang, yang ada di pikiranku bukanlah siapa mereka dan apa visi misi nya. Tapi, berapa banyak duit yang mereka keluarkan untuk iklan itu?
Dan berapa banyak baliho yang dibuat?
Ahhh, entahlah kak Chiko..
Aku sempat ngobrol dengan beberapa adik stambukku di kampus tentang ini..
Dan akhirnya aku dapat jawaban, untuk biaya baliho sebesar itu, seenggaknya tarifnya adalah 200juta/tahun.
Iya, dua ratus juta..
uang yang cukup untuk beli kebun sawit dan 1 mobil Ayla.
Duhh, kok aku yang pusing ya..

Menurutku aneh juga sih kak.
Kenapa ya ada orang yang berani ngeluarin banyak uang hanya untuk jabatan selama lima tahun.
Itupun kalau kepilih.
Kalau nggak?
Bisa gila nanti.

Di kampung halaman kawanku, ada yang sampai gadaikan rumahnya untuk kampanye caleg.
di tempat lain, ada yang sampai minjam ke bank bahkan jual harta bendanya untuk jadi caleg.
Btw, ada nggak sih, caleg yang nyalonin diri tanpa ngeluarin duit gono gini, Kak?

Aku sih mikirnya, kalau dari awal aja mereka udah ngeluarin uang banyak, bukannya nanti waktu mereka terpilih, bakal ngelakuin apa aja untuk balikin modal?
Iya kan? Iya dooong..

Apa sih enaknya jadi caleg? Bukannya mewakili rakyat yang berjuta-juta ini tanggung jawabnya banyak?
Atau mereka hanya ingin dapat gaji berlimpah walau tidur tiap jam kerja? Atau dengan bebas nonton bokep waktu rapat? Atau supaya bisa plesiran ke luar negeri pakai uang negara?
Ada juga artis yang pengin jadi anggota legislatif..
Demi apaaaa?
Berasa bakal dipilih karena udah terkenal.
Padahal isi kepalanya belum tentu mampu mikirin pemerintah, negara, dan rakyatnya.
Coblos saya, ah.. ku culeg juga mata tu caleg..

Tapi akhirnya, kalau kata V di V- For Vendetta, "People shouldn't be afraid of their government. Government should be afraid of their people."
Gitu,
Iya kan kak Chiko?
Hehehe..


Terus,...
gimana menurutmu, kak?



Kamis, 06 Februari 2014

Untuk Pacar Baru Sahabatku.

Selamat sore, pacar baru sahabatku, atau perlu kusebut dengan mainan baru sahabatku?
Hehehe...

Aku baru satu malam mengenalmu, tapi ntah kenapa aku langsung nggak suka.
Kau mungkin nggak peduli dengan pendapatku tentangmu, karena yang terpenting adalah sahabatku begitu mencintaimu.
Iya kan?
Tapi dari sahabatnya, kau harus tau.

Aku nggak akan pernah membiarkanmu hidup dengan tenang kalau kau berani main-main dengan hatinya.
Apalagi kalau kau berani buat dia galau tengah malam, dan menelfonku hanya untuk curhat tentangmu.
Akan kupastikan makan dan tidurmu tak enak.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Aku sudah melihat bagaimana kalian saling mencintai lewat puluhan capture kalian berdua.
Itu pun tetap membuatku tak menyukaimu.
Aku benci melihat sahabatku berubah hanya karena wanita.
Aku pun wanita.
Aku tau apa yang mungkin kau lakukan.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Jaga hatinya, seperti dia menjaga hatiku dulu.
Kalau tidak, akan kuleburkan hatimu, hingga kau akan menyesal pernah jatuh hati.
Jangan ubah dia jadi yang kau mau.
Kau harus lihat dia apa adanya, dan terima dia dalam kondisi dan ketentuan yang ada.
Jangan sekalipun meminta dia untuk lebih peduli padamu daripada keluarganya.
Atau aku akan memastikan kau takkan lagi jadi belahan jiwanya.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Berhati-hatilah, karena mata ini akan selalu mengawasimu.
Tapi kau tenang saja, aku hanya akan menyimpan tiap data yang ada, hingga waktu yang tepat tiba.
dan mungkin ketika saat itu datang, kau bukan lagi pacar baru sahabatku.



Dari aku, Sahabat sekaligus mata-matamu,

Rabu, 05 Februari 2014

Be The Light

Selamat sore, bumi pertiwi.
Selamat menikmati senja yang dibayangi mendung.
Kak Gembrit, aku pengin nunjukin surat ini untuk teman-teman yang sedang berjuang bertahan dalam bencana di negeri ini..

Aku menulis diiringi Be The Light milik One Ok Rock.

Di beberapa tab berita di komputerku, ada berbagai berita bencana dari negeri ini.
Banjir, kebakaran hutan, dan yang paling dekat denganku, erupsi Sinabung.
Semua seolah terangkai rapi, menunggu tiap manusia tersadar dengan apa yang dinamakan bencana alam, walau ada yang bilang ini teguran Tuhan.


Be The Light, pernah dibilang diciptakan untuk mereka, para korban tsunami di Jepang. One Ok Rock nyiptain lagu ini sebagai ungkapan belasungkawanya.

Tapi di surat ini, aku pengin nunjukin lagu ini, buat manusia-manusia di tanah Indonesia yang lagi dalam bencana. Just be the light, guys.
Just the thought of another day
How did we end up this way
What did we do wrong?
God

"Apa salah kami, Tuhan? Kenapa semuanya jadi seperti ini?"
Tuhan pasti tau apa yang terbaik untuk manusianya. Begitupun dengan bencana yang ia berikan. There's a silver line in every dark cloud, isn't it?
Semua hal yang terlihat nggak baik, pasti punya sisi baiknya, hanya bagaimana cara kita melihat.
Iya kan?
Mungkin mudah ngomongnya, untuk orang yang nggak ngerasain langsung, tapi bukankah itu gunanya kata "empati" ditemukan?


Even though the days go on
So far, so far away from
It seems so close
Always weighing on my shoulder
A time like no other
It all changed on that day
Sadness and so much pain


ada banyak rasa sakit yang datang, iya, begitu banyak rasa sakit bermunculan, kesedihan, dan keterpurukan.

Seakan hidup pun jadi tak enak. 
You can touch the sorrow here
I don’t know what to blame
I just watch and watch again


"Kalian bisa merasakan kesedihan yang ada disini. Aku pun tak tau siapa yang harus disalahkan. Aku hanya melihat, dan terus menyaksikan semua yang terjadi."

Bicara bencana, siapa yang bisa disalahkan?
Tuhan yang terlalu rajin memberi cobaan, atau manusia yang terlalu ingin diberi tamparan?
Tak ada, menurutku, tak ada yang perlu disalahkan.
Bukankah bencana terkadang mampu menyatukan?



What did it leave behind?
What did it take from us and wash away?
It may be long
But with our hearts start a new
And keep it up and not give up
With our heads held high

"Apa yang ditinggalkannya? Apa yang diambilnya dari kita? Tapi dengan hati kita yang tulus, kita bisa memulai hari baru, dengan kepala tegak dan tidak mudah menyerah."

Kesusahan mampu membuat manusia belajar banyak hal.
Dan terberkahilah hidup manusia yang mampu mengambil pelajaran dari tiap masalah yang ia miliki. 
Ah, aku ingin orang-orang yang sedang kesusahan mendengarkan lagu ini, dan Be The Light.


You have seen hell and made it back again
How to forget? We can’t forget
The lives that were lost along the way
And then you realize that wherever you go
There you are
Time won’t stop
So we keep moving on

Yesterday’s night turns to light
Tomorrow’s night returns to light
O… Be the light


Pada akhirnya, kau yang telah melihat keterpurukan laksana neraka pun, bisa kembali dengan selamat.

Lantas bagaimana kau mampu melupakannya? kehidupan yang pernah kau lalui dengan tangguh.
Dan apa pun yang terjadi, kau akan terus maju.
Kemarin malam, saat kegelapan berubah menjadi terang,
Besok, gelap pun akan berubah terang.
Jadilah cahaya..

Ahh, untuk kalian, saudaraku, bertahanlah..

Pada Tuhan, pada keyakinan bahwa segalanya akan berakhir baik. Pada tiap hal yang mampu membuat hidup jadi lebih bermakna.
Kepada kalian, saudaraku, yang begitu Tuhan cintai, bertahanlah, dalam segala harap hidup yang indah.
Karena akhirnya akan ada, dan kalian akan bahagia seperti sedia kala.
Be The Light, saudaraku. Be The Light.

Bagi saudaraku di Sinabung sana, bertahanlah, sahabat kita sedang bergejolak, tapi aku yakin, kita pasti bertahan. Saudara-saudara di tempat lain pun tak kunjung henti bahu-membahu. Begitu besarnya solidaritas kita, kawan. 


Untuk saudaraku di Jawa dan Manado sana, yang sedang bergelimpangan air dalam banjir, bersabarlah, laksana bencana adalah penghibur. 

Dan bagi kalian, para sahabat di belahan bumi pertiwi lain yang sedang kesusahan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kalian. Dia selalu ada, melindungi dan mengasihi. 
Bukankah, perlu manusia yang nggak biasa untuk bisa nerima segala cobaan dari-Nya?


Some days just pass by and
Some days are unforgettable
We can’t choose the reason why
But we can choose what to do from the day after
So with that hope, with that determination
Let’s make tomorrow a brighter and better day

Be The Light saudaraku..



Terimakasih kepada One Ok Rock, dan lagunya.



Senin, 03 Februari 2014

Kepadamu Februari

Dear Februari, yang datang dengan penuh kasih. Aku masih mengingatmu sejelas mentari tiap pagi. Bersama dengan segelas kopi hangat, dan roti isi. Bercampur rasa pada tiap cerita di Februari.

Sudah hampir jam 1 pagi saat kutulis surat ini untukmu, Februari.
Sudah hampir dua tahun pula aku membencimu, membenci tiap asa yang selalu lenyap pada kedatanganmu.
Kau tau? Aku kehilangan cintaku saat kau datang. Aku harus relakan kisahku terpenggal saat kau menyapa.
Dan kau tetap nggak tau.
Aneh kurasa.

Mereka bilang Februari penuh dengan cinta, tapi justru bertemu denganmulah, aku harus kehilangan cinta.
Kekasihku pergi di Februari, puluhan kali ingkari janji.
Dan aku, aku masih saja dengan bodohnya menanti, di Februari.

Kepadamu, Februari yang katanya penuh kasih.
Hilangkanlah tiap rindu dalam dada yang tak mungkin akan terpenuhi. Karena aku tak tau harus meminta pada siapa lagi, selain denganmu, Februari.


Untuk Februari yang penuh dengan memori.

Mari Menganalogikan Cinta Kita, Dara.

Halo bang Oka, apa kabar?
Hehehe..
Masih tetap melandak dan sendiri kah? ah, sendiri kan belum berarti sepi ya..

Suratku ini, sengaja kukirim untukmu, bang Oka a.k.a Landak Gaul, a.k.a orang yang pernah berkali-kali difriendzone-in.. :D

Aku suka sama bukumu, Analogi Cinta Sendiri, rasanya akrab sekali dengan kenyataan.
Rasanya, aku juga pernah ngerasain hal yang sama, di-friendzone-in.
Ah, coba kita bisa ketemu sambil ngopi bareng, pasti rasanya seru.
Ngobrol dengan Oka, orang yang aku sukai cara penuturan katanya, orang yang aku tau demen banget sama bola basket. Orang yang juga nggak terlalu lucky di asmaranya.
Tapi kalau dipikir-pikir, kalau bang Oka punya pacar, pasti tulisan di blogmu bakalan lain.

Bang Oka, pernah ke Medan atau kepikiran nggak untuk ke Medan?
Mungkin bakalan ketemu jodoh disini.
Mungkin kita bisa menganalogikan cinta yang belum pernah ada.

Ah, bukumu itu, aku suka dengan susunan cerita dan dukamu dulu.
Rasanya lukamu mampu membuat orang lain jadi sembuh dan ketawa.
apalagi yang begini:
"Untuk menyembuhkan luka, kadang kita harus menahan, mengobati, atau membuat luka yang baru."
Iya bang, kadang luka baru bisa bikin kita lupa sama luka yang lama. Iya, gitu.. Biar gimanapun, hidup itu kayak diperkosa, kalau nggak bisa dilawan, yaudah nikmati aja.

perkara patah hati pun jadi hal yang menarik untuk dibaca dari kamu, bang. Patah hati jadi nggak sepatah yang dibayangkan. apalagi yang begini:
"Sebenarnya orang yang patah hati nggak pernah sendiri. Selalu ada orang lain yang juga patah hati di luar sana, atau mungkin yang hatinya lebih patah."
Waktu aku patah hati, aku baru tau, ternyata beberapa temanku juga patah hati, malah lebih patah dan sakit.
Dan akhirnya, sakitku nggak ada apa-apanya..

duh, bang Oka, aku pengin deh ngobrol sama kamu sampai larut. Nontol NBL atau EPL, lalu bicara sampai pagi dan sarapan bareng,
aku penasaran gimana rasanya,
ahhh, sialnya, penasaran itu, candu.


here we go again,


Minggu, 02 Februari 2014

Ini Yang Kedua

Selamat pagi mentari di bulan yang kedua ini.
Selamat bahagia walau jadi yang kedua, ya.

Ini suratku yang kedua, di tanggal tiga pada bulan kedua.
Ini suratku yang kedua, tapi aku ingin menjadikanmu yang pertama,
tak peduli apa kata orang, tak peduli apa rasa orang.
Aku ingin menjadikanmu yang pertamaku, setelah berpuluh kedua telah kujalani.

Aku pernah menjadi yang kedua, sering malah.
Tapi tetap tak bisa marah, karena aku yang pilih ada di urutan kedua.
Barsamamu, kaulah yang pertama,
Pertama membuatku jatuh cinta.
Menjatuhimu dengan banyak cinta, walau tak kau rasa.
Bagimu, aku hanyalah perempuan yang lebih dari sekedar kedua untuk kau kasihi.
Lalu aku bisa apa?
Memotong jalur antrian hanya akan membuatku lelah.

Aku tetaplah yang kedua.

Kepadamu, yang pertama kali kucinta, kembalilah.
Tinggalkan hati pertamamu disana, dan bersamaku, disini, seperti dulu.
Saat kasih pertamamu mulai kau lupakan, saat posisiku tak lagi terduakan.
Saat itu, seluruh dunia pun mampu kuberi padamu.

Ini adalah yang kedua kalinya aku kau tinggal,
saat buah cinta kalian hadir, sementara aku masih saja tak mampu memberimu mukjizat itu.

Surat kedua ini, mungkin akan jadi akhir, saat aku telah menjadi cinta kedua bagi yang lain.
Di suatu senja,
Bagi orang lain yang tak mampu dibahagiakan cinta pertamanya.


Kepadamu, yang pernah menjadikanku kedua.