Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Jumat, 08 Juli 2011

Mr. Right

Hari ini kembali berbincang dengan mereka, my partners in crime.
Membicarakan beberapa masalah. Tentang Hikari. Permasalahan hati yang terjadi beberapa waktu lalu tapi belum terjelaskan.

Tapi aku tidak tertarik untuk membicarakan manusia yang jadi penyebab polemik ini. Well, dia gak worthy untuk muncul di postinganku. (halaaahhh)

kali ini aku ingin bercerita tentang mereka, Hikari, Venus, Phei-phei, dan Langit.

Hikari, tentang laki-laki yang mengecewakan karena janji yang hanya dalam teori tapi tak ada realisasinya.
Venus, tentang seseorang yang telah cukup lama pergi namun masih meninggalkan bekas yang yang kadang menciptakan kegalauan tersendiri.
Phei-phei, tentang seseorang yang membuatnya lelah bersikap aktif tanpa ada kejelasan.
dan Langit, tentang luka yang pernah ada dan keraguan untuk memulai lagi.

"mungkin belum saatnya kita pacaran," kata Langit menepuk pundak Hikari.
"hmm,, mungkinlah. Belum ketemu yang tepat aja kali ya," tambah Hikari sambil nyeruput capuchino dingin di depannya.
"Ya, mungkin kayak gini. Bukan pacaran tepat waktu, tapi pacaran di waktu yang tepat." Langit pun ngikut nyeruput capuchino yang udah mulai abis.
"Apa maksudnya pacaran tepat waktu?" tukas Venus yang baru balik dari toilet.
"Hm, ada gitu pacaran tepat waktu?" tanya Phei juga.

"Maksudku, pacaran tepat waktu itu, ya pacaran di umur yang udah wajar." Langit mulai menjelaskan.
"Banyak orang yang mikir umur yang udah kepala dua itu waktu yang tepat untuk pacaran. jadi orang pun banyak yang pacaran di awal duapuluhan, belasan malah. Karena ngerasa pacaran di umur segitu udah tepat waktulah sama apa yang dipikirin orang," jelas Langit lagi.
"ooh,,tapi sebenernya kan bukan tepat waktunya. tapi tepat orangnya." tambah Venus.
"yak, terlebih lagi di waktu yang tepat." tambah Langit lagi.

waktu yang tepat. waktu yang memang kita udah siap untuk menerima orang lain masuk dan jadi bagian dari hati kita. Kau mungkin merasa ketika seseorang menyatakan cintanya, maka itu sudah waktunya untuk memulai suatu hubungan. Tapi apa bener itu waktu yang tepat ? Mungkin aja besok kau akan berantem, dan jambak-jambakan sama pacarmu. Jadi untuk memastikan waktu itu adalah waktu yang tepat, tanyakan pada hatimu.
Apa kau memang sudah butuh orang lain sabagai pacarmu ?
Apa kehadirannya tidak hanya akan membuatmu galau ?
Apa dia orang yang pantas untukmu ?
dan yang jelas, apa kau memang mau pacaran ?

yak, tanyakan itu pada dirimu.
jika semua jawaban itu adalah iya, maka kau sudah bisa ciptakan waktu yang tepat untukmu.

"Right time, with a right man" ucap Hikari singkat.
"yak,, waktu yang tepat, orang yang tepat." tambah Phei.
"Mr. Right, ..... hmmm.." Langit berucap dengan sedikit tanda tanya dan memandang teman-temannya itu.
"Kayak mana Mr. Right itu menurut kalian ?" tanyanya.
Venus, Hikari dan Phei menatapnya dan menunjukkan tampang berpikir.
"Menurutmu Phei ? Mr. Right yang kau mau kayak mana ? ya, tipe seorang Mr. Right idealmu lah." tanya Langit yang diiringi seluruh pandangan tertuju pada Phei.
"hm, dewasa, bertanggung jawab, yang mau beraksi untukku, yang berani juga sama keluargaku." jawabnya.
"ooohh,,, ya ya,, kalo kau Hikari ?"
"sama sebenernya sama Phei. Dewasa, bertanggung jawab, terlebih lagi sama kata-katanya, jujur, berjuang juga untukku." ucap Hikari sambil membenarkan posisi kaca matanya.
"nah kalo kau ? wahai Venus.."
"kayak mana yah boi, kalo aku, aku mau orang yang bisa ngimbangi kegilaanku." jawabnya.
"ha ? kegilaan ? berarti aku harus cari di Mahoni ?" goda Langit.
"Gak gitu.. kau pernah baca Veronica Decides to Die gak ?"
"enggak,, buku apa tu ?"
"gini, itu buku tentang seorang perempuan, namanya Veronica. yang punya banyak kawan, tapi dia justru ngedapetin perasaan dimengerti itu dari seorang laki-laki pengidap schizhophrenia. orang yang punya kehidupan sendiri dalam pikirannya. Veronica justru bisa dapet perasaan cinta yang dalem dari orang ini daripada orang-orang waras di sekililing dia." jelas Venus.
"tapi kau gak niat pacaran sama orang dengan penyakit itu kan ?"
"ya enggak,, aku cuma mau orang yang bisa ngimbangi kegilaanku, kesukaanku, dan yang pasti dia yang juga bisa jadi sahabatku." tambahnya lagi.
"hmmm.."
"nah kalo kau ? apa ?" Hikari balik tanya ke Langit.
"Aku, yang sayang sama aku apa adanya. yang gak nilai aku dari tampilan fisik dan apa yang aku pakai. laki-laki yang walopun aku pake jeans robek-robek, baju lusuh, dengan keadaan yang makin gemuk, tapi dia masih mandang aku dengan pandangan sama, dan bilang, 'kau tetap cantik'," jawab Langit dengan senyum.
"haha, sulit." Hikari merespon.
"yak, betol. Kebanyakan cowok itu nengok cewek ya dari fisiknya." tambah Phei sambil ngutak-ngatik ponselnya.
"hmm, dan ujung-ujungnya kalo gak suai lagi ya gitu, menyakitkan sajalah." Hikari.
"kayak bukunya Paulo Coelho. yang the zahir. 'kalau tidak ingin menderita, jangan mencintai'," ucap Venus yang memang penya koleksi buku dari penulis ini.
"wah, agak ekstrim tuh" Langit mulai menyela.
"gini, kalo mencintai, artinya kita memperhatikan, memikirkan, dan kalo yang terjadi gak sesuai sama apa yang dipikirin ? menderita kan ?" jelasnya.
"iya juga sih." Phei membenarkan.

"tapi bukannya cinta itu kebutuhan ?" Langit mulai mempertanyakan kata-kata sahabatnya itu.
"iya memang. Tapi bukan berati kita tetap harus memenuhi sesuatu yang malah bikin kita sakit kan ? dan yang pasti, jangan kita yang beraksi, tapi mereka lah yang harus beraksi." ucap Venus sambil nyeruput capuchinonya hingga tetes terakhir.
Mereka diam, memikirkan apa yang udah dibilang Venus.
"bukan kita yang ngejar maksudnya?" Phei ambil suara.
"yak, bener, karena kalo kita ngejer, kita cuma liat punggungnya. Kita harus lari lebih cepat untuk bisa liat wajahnya. Dan itulah orang yang disebut pacar dan gak berasal dari hubungan persahabatan" ucapnya.
"karena sahabat, itu orang yang jalan disebelah kita. bukan di depan kita. itu makanya aku pengen nikah, someday, sama sahabatku aja. Karena sahabat itu tidak menyakitkan. dan sahabat itu gak akan ninggalin kita karena kita berubah" tambahnya.
"iya ya, dan sahabat itu bisa dengan mudah kita tatap, kita cuma perlu noleh untuk bisa mandang dia. Dan yang pasti, gak perlu dikejar karena dia ada di sebelah kita." tambah Langit.

"Jadi, Mr. Right itu sahabat ?" tanya Phei cari kesimpulan
"bisa jadi." jawab Venus.
"karena sahabat bisa aja jadi pacar. Tapi pacar, belum tentu bisa jadi sahabat kan?" tambahnya.
"tapi males ah kalo cari pacar dari golongan sahabat" Hikari menimpali. Semua mata tertuju padanya dengan wajah penuh senyuman paham. ya, joshi juga sahabatnya.
hmmmmmm...

"ya, mungkin gini. Right Man on the right time, mungkin adalah dia yang selama ini nangkring di Right (sebelah kanan) kita," tandas Langit disertai dengan senyuman teman-temannya.

#berbincangwith al-galauiah
salam gadis.

1 komentar:

  1. hahhaha, yaaa mencari seseorang yang disamping kanan >> Mr.Right :)

    BalasHapus