Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Minggu, 29 Desember 2013

Di tahun 2013 ini, aku sudah... belum..

Nggak terasa, sebentar lagi udah masuk ke tahun baru, dan kudu ganti kalender.
Bermacam resolusi pun mulai bermunculan..
Jadi lebih baik, itu yang banyak diungkapkan.

Nah, ngomongin tentang jadi lebih baik, apa sih yang udah kamu lakukan selama tahun 2013 ini?
Apa dampaknya dalam hidup kamu?
Dan apakah kamu udah jadi orang yang lebih baik di tahun ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya?

Well, here's my kaleidoskop..

Di tahun 2013 ini, aku sudah BISA LEBIH SABAR DARI BIASANYA.
Aku sering nyebut tahun 2013 ini, dengan tahun pendewasaan. Alasannya sederhana aja.
Di tahun ini, kami sekeluarga sempat dikasih ujian sama Allah, dengan sakitnya Bapak, di bulan Maret.
Didiagnosa sakit Malaria, gangguan fungsi ginjal, Lever, dan vertigo. Bikin beliau harus merasakan dirawat di tiga rumah sakit yang berbeda selama sebulan.
Kami pun mulai dihadapkan kenyataan kalau uang banyak nggak akan ada bahagianya, kalau keluargamu sakit.
Selama beliau dirawat, tiga perempuan ini pun harus dan dituntut untuk tetap tangguh, walaupun hampir tiap malam menangis melihat keadaan bapak.
But women have to be more stronger when there's no man.
Akhirnya, setelah cukup lama keluarga udah jarang ngumpul, kami pun bisa ngobrol, tentang semua hal, bareng. Walaupun harus di pelataran rumah sakit. Aku diajarkan banyak hal untuk lebih bersabar.
Bahwa manusia nggak punya kendali apapun tentang hidup.
Selagi bapak sakit, aku kena banned dari keluarga untuk nggak ke rumah sakit, sebelum aku sidang.
Well, itu adalah moment paling bikin galau sepanjang umurku yang muda ini.
Hingga akhirnya di tanggal 16 Maret, aku pun sidang.
Ngeliat bapak yang dipasangin berbagai selang di badannya, jelas bikin down.
"Allah, kenapa berat kali ya ujianMu?"
Berbagai jenis pelayanan di rumah sakit pun udah kami hadapin. Hanya satu kesimpulan untuk itu, no more dirawat di rumah sakit milik pemerintah.
Ngeliat para pegawai rumah sakit yang cukup songong, bikin naik darah. But what shoul I do? Patient needed them.

Di tahun 2013 ini, aku sudah BISA JADI SARJANA.
Akhirnya, nggak harus sampai 4tahun, aku bisa jadi sarjana. Alhamdulillah ya..

Di tahun 2013 ini, aku sudah KERJA.
Now, I'm a reporter at the most kece magazine in Medan, Aplaus. Ahehehe

Di tahun 2013 ini, aku sudah MOVE ON, DONG!
Pacaran? udah lupa rasanya gimana..
di tahun ini, ada perasaan yang harus dibunuh sama kenyataan.
Kalau nggak selamanya cinta itu kudu memiliki, walaupun memang harus memiliki.
Tapi kalau itu adalah tidak mungkin, ya, move on dong.

Di tahun 2013 ini, aku sudah PUNYA TABUNGAN SENDIRI
Kerja, dan dapat gaji dari apa yang kau kerjakan, punya kenikmatan tersendiri.
Tapi jangan lupa ditabung, berangkat haji kan langka ada yang gratis..

Tapi dari semua yang dicapai, ada juga yang belum, dan kudu segera diperbaiki..

Nah, di tahun 2013 ini, aku belum berhasil NURUNIN BOBOT BADAN.
Iyah! nggak enak tau gemuk.
baru nyadar waktu wisata ke Lumban Julu kemaren. Nanam padi dan susur hutan rasanya udah kayak kerja rodi, berat bo'.
Gampang bener ciuman sama tanah.
dan well, memang perlu ditegur dan lecet-lecet dulu untuk sadar. Hehehe.

Di tahun 2013 ini, aku belum berhasil NYELESAIN BUKU
Draftnya udah ada sejak tahun 2010, tapi sampai sekarang belum kelar.
Alasannya sih karena lagi sibuk, tapi, percaya? D'oh!

Di tahun 2013 ini, aku masih belum berhasil untuk gak BOLONG-BOLONG solatnya.
Iya, kadang mata ini susah bener terbuka kalau subuh.
Ya, semoga bisa diperbaiki, yak!

Hm,, apa lagi ya...

Well, by the way, di tahun 2013 ini, kamu sudah apa saja sih?
Medan, 30 Desember 2013
Somewhere only we know

Pacaran, kok?

Are you in dating, now? Or having a certain relationship with someone?
Seberapa dekat dan baik kah hubungan kalian?
Take and Give? or just give give and give?
atau you're just a kind of 'yes honey' guy/girl?
Kadang aku suka nggak habis pikir sama cowok yang terlalu nurut bahkan cenderung takut sama pacarnya.
Alasan utamanya sih, karena nggak pengin ribut dan berantem sama pacarnya, jadi, nurut aja deh.

Tapi kan...
Bukannya cowok kudu tegas, bahkan sama pacarnya sendiri?

Here's the case.

Ada seorang cowok, sebut aja namanya Joko yang udah hampir satu tahun ini pacaran sama cewek, sebut aja namanya Wati. 
Joko dan Wati, satu kampus, tapi beda fakultas.
Mereka sering jalan bareng, biasanya sih saling antar, kalau Joko nggak nganterin Wati ngampus, pasti Wati yang nganterin Joko ke kampus.
Iya, kayak tukang ojek mobil gitu.

Nah, si Wati ini, bisa dibilang cemburuan.
Joko deket dikit aja sama cewek lain, cemburu. Padahal mereka lagi ngerjain tugas kampus.
Nggak jarang Wati marah-marah nggak jelas gegera cemburu.
Akhirnya, Joko pun, karena udah capek dengan segala marahannya Wati, lebih memilih diam dan nurut sama semua maunya Wati.
Termasuk untuk nggak terlalu dekat sama temen-temen ceweknya.

Pernah suatu ketika, sebelum negara api datang menyerang, 
Temen si Joko, sebut aja namanya Inem, memang tipikal yang hobi becanda.
Nggak lewat telfon atau sms, melainkan lewat jejaring sosial.
Dia cuma follow Joko, bukan si Wati.
Tapi Wati, selalu punya akses untuk ngecek segala akun sosial medianya Joko.
Alhasil, saat si Inem lagi ngucapin selamat ultah ke Joko.
Twit itu pun langsung di RT, dan diFavoritin oleh Wati.
Nggak habis pikir, Inem pun mengadu ke Joko,
"Your girlfriend is insane, dude. Twit begituan aja sampe segitunya," Inem mulai ngadu.
"Duh, ngertilah, Nem. Jangan mention-mention lagi yah, aku nggak mau ribut sama Wati lagi, capek." Joko bales,
"Lah, kan kita temenan, wajar dong kalau aku mention kamu, gimana sih."
"Ya, mau gimana lagi coba, aku nggak mau aja berantem lagi, males, capek, serius, maaf ya, ngerti deh, plis, sekali ini aja."
"Kamu takut sama pacarmu sendiri? gimana sih? kamu itu cowok? masa sama cewek aja nurut banget? kemana harkat martabatmu sebagai seorang lelaki?" Gaya si Inem.
"Daripada dengerin dia ngomel, mending diem kan, mau gimana lagi coba, Nem."
"Pacaran macam apa ini? hih,,. Mending tinggalin sekarang deh, daripada kamu terjajah terus."
"Nggak gampang, Nem, nggak semudah yang kamu kira,"
"Oh, gitu, sekarang jawab, kamu bahagia sama dia? Lebih bahagia mana saat kamu sama dia, atau nggak sama dia? Jawab!"
Joko pun diam..

Well, simple sih sebenarnya, kalau udah ngomongin ini.
Kamu bahagia nggak sama pacarmu?
Atau lebih bahagia mana saat kamu sedang sama dia, atau malah sendirian?
Atau, apa perubahan terbesarmu ketika udah sama dia?
Ada? Banyak? Apa aja?

Basically, pacaran itu kan untuk membahagiakan, saling membahagiakan, tepatnya.
Dan ketika kamu lebih banyak merasa under preasure daripada lapang, coba deh dipikir sekali lagi, worth nggak untuk dipertahankan?
Tapi kalau alasannya cinta, wah, it's so yesterday, you know?
Masih banyak janda-janda, duda-duda muda di luar sana yang masih bisa memberikan kasih sayang yang luar biasa.
Iya...
*oke ini mulai ngawur.

Nah, the end of the post, 
Cinta itu menenangkan, membahagiakan.
Relationship itu menyatukan, ada dua dunia bertemu di dalamnya, meminta untuk disatukan.
Ketegasan, itu yang perlu dalam sebuah relationship dan untuk mempertahankan cinta juga.
Tegas dong, bro!

Btw, itu pacarmu atau Tuhanmu sih? Kok nurut sampai segitunya..

Udah? Bahagia nggak nih?
Sendiri juga bisa membahagiakan, kok..

*jomblonyaritemen

Medan, 30 Desember 2013


Selasa, 17 Desember 2013

Remember to put the glass down.

A pshycologist walked around a room while teaching stress management to an audience.
As she raised a glass of water, everyone expected that they'd be asked "half empty or half full" question.
Instead, with a smile on her face, she inquired "How heavy is this glass of water?"

Answers called out ranged from 8 oz to 20 oz.

She replied, "The absolute weight doesn't matter. It depends on how long I hold it. If I hold it for a minute, it's not a problem. If I hold it for an hour, I'll have an ache in my arm. If I hold it for a day, my arm will feel numb and paralyzed. In each case, the weight of the glass doesn't change, but the longer I hold it, the heavier it becomes."

She continued, "The stresses and worries in life are like that glass of water. Think about them for a while and nothing happens. Think about them a bit longer, and they begin to hurt. And if you think about them all day long, you will feel paralyzed- incapable of doing anything."

Remember to put the glass down.

*Taken from 9gag.com

Senin, 16 Desember 2013

Curiga

"Dia nggak ada balas sms, bbm nggak diread, telfon gak diangkat. Kayaknya dia lagi sama cewek lain." kata seorang teman kos yang baru pacaran dua bulan.

Setelah ditelisik, ternyata ponsel pacarnya sedang rusak dan nggak bisa nerima sinyal. Dan dia sedang di ujung pulau melakukan touring bersama teman-temannya di klub motor.
Sangking galaunya, dia nggak selera makan. Berat badannya pun turun. Kantung matanya menghitam, dan ya, dia menangis bermalam-malam karena masalah yang ditimbulkan pikirannya sendiri.

Kadang aku merasa aneh dengan pasangan yang baru jadian bahkan lebih muda dari umur jagung sekalipun, terlalu membesarkan masalah yang bahkan nggak lebih besar dari biji mangga.
Menangis karena selama satu jam nggak dapat kabar.
Galau karena sms yang berkali-kali dikirim nggak mendapat balasan.
Iya, aneh aja.
Bisa aja kan, dia nggak bisa balas sms atau angkat telfon karena sedang nyetir kendaraan.
Terus di depannya ada cewek cantik yang hampir ketabrak.
Kemudian mereka kenalan, lalu makan malam bareng.
Sampai akhirnya mereka memutuskan tanggal yang tepat untuk menikah.
(oh, oke, ini mulai absurd)

Kenapa sih baru sebentar tapi gayanya kayak udah bertahun-tahun aja?
Malah kadang ada yang udah bertahun malah seperti masih sebentar?

Curiga.
Satu kata mematikan yang bisa menghapus kepercayaan seseorang.
Satu kata yang bisa bikin si cowok ninggalin si cewek, atau sebaliknya.
Satu kata yang simple, tapi berdampak luar biasa.

Pacaran ya kudu percaya.
Gimana mau langgeng kalau percaya aja sulitnya minta ampun.
Gimana mau harmonis, kalau kerjanya curigaan melulu?
Gimana mau gimana? kalau kerjanya gimana terus?
Nah lho?

Tapi kalau mulai dari pacaran aja udah susah percaya dan gampang banget curiga, gimana nanti kalau udah nikah, coba?
Mau dikit-dikit dicurigai punya affair sama temen kantor?
Mau dikit-dikit ditelfon cuma untuk nanyain lagi ngapain dan sama siapa?
Kalau mau dikit-dikit dikasih kabar, mending pacaran sama wartawan aja deh.. hehehe

Atau kamu selalu pengen dikasih kehangatan?
kenapa nggak pacaran sama guling aja?
kan tinggal dipeluk udah hangat..
gitu..

jadi kalau kamu sekarang sedang pacaran, dan lebih banyak diinsecure-in daripada dibikin nyaman..
yaaaaa...
putusin aja sih..

Gitu..
Pada akhirnya, ngasih saran untuk hubungan orang memang bisa lebih gampang daripada ngasih saran untuk hubungan sendiri..
Dem!


Senin, 09 Desember 2013

Saat Mungkin Adalah Tidak Mungkin

Ada yang hatinya patah, tapi tetap bersikukuh baik-baik saja.
Ada yang tertawa, walau jiwanya ingin sekali menangis.
Ada yang tersenyum cerah, padahal pikirannya terasa pecah.
Ada, ada yang seperti itu.

Ketika mungkin adalah tidak mungkin.
Saat itu juga membunuh jadi pilihan utama.
Ketika mungkin adalah tidak mungkin.
Saat itulah kesempatan telah terbuang.

Lalu kaki bisa apa?
Berlari hingga ribuan mil lalu luka?
Tidakkah cukup hatimu yang merana?
Ah, dinda, kau ini memang lemah, ya.

Saat mungkin adalah tidak mungkin.
Saat itu kau pun tak bisa lagi menatap bayangnya,
Bahkan hanya sekedar bayangannya.
Bayangan.

Ketika tiap mungkin adalah tidak mungkin.
Saat itu kau sadar hidupmu kacau.
Cintamu pergi, rindumu luruh, lebur, tanpa rupa.
Tapi kau bisa apa?

Berkaca saja sudah tak bisa.
Kau masih berharap tidak mungkin adalah mungkin?
Maka tetaplah bermimpi, bersama masa depan dan angin.
Saat mungkin adalah tidak mungkin.

Jangan menangis, tidak bisa menangis.
Saat mungkin adalah tidak mungkin,
Potret indah dirimu, masih ada.
Tersusun rapi dalam album tentangmu.

Lalu aku bisa apa?
Menatap kau pergi pun aku tak kau beri waktu.
Lalu aku bisa apa?
Saat mungkin jadi tidak mungkin.
Saat itu aku sadar.
Tidak pernah ada cinta.
Tidak,
Sekalipun,
Darimu.
Hanya aku yang merasa, kemudian, mendamba dan terluka.

Di saat itu, ketika mungkin adalah tidak mungkin.
Sampai jumpa di tanah lain yang berbeda,
Sein.
Aku menyerah...


Selasa, 03 Desember 2013

r a s a

Apa yang lebih menyesakkan daripada berada di smooking room, sementara kau sendiri nggak merokok?
Berada pada posisi mencintai seseorang yang jelas-jelas tidak pernah mencintaimu.
Sesaknya melebihi asap nikotin.
Barangkali pun melebihi asap angkutan umum yang sudah bertahun-tahun menempuh ribuan kilometer.

Suatu hari pada satu titik kau menduga rasamu telah mati.
Namun ingatan terus menghidupkannya kembali.
Apa yang susah?
Mencintai tapi tak berbalas sama sekali.

Ah, hei, luka mungkin terasa menganga.
Tapi saat itu terjadi, kau bisa apa?
Padanya pernah kau beri rasamu sepenuh jiwa.
Kemudian kau tak sadar diri, tak ada dirimu di hatinya.

Kau tau apa yang lebih menyedihkan daripada mencintai seorang sahabat sendiri?
Saat kau adalah orang yang ia kenal, lalu kemudian benci karena rasamu.
Kau tau rasanya?
Aku tau.
Perih.

Aku dengarkan beberapa tembang dari seorang penyanyi luar negeri, yang lagu pertamanya sangat kubenci.
Beberapa daftar berikutnya, membuatku teringat akan mu.
Aku benci, jika tau aku masih seperti dulu.
Merindu, mencinta pada cinta yang tak pernah memberi cinta kembali.
Seperti seorang perempuan malam yang tak tau malu. Kau buat aku.

Aku tidak pernah ingat, apa alasan terbesarku menaruh rasa ini pada ragamu.
Tidak ada, mungkin, atau terlalu banyak, hingga aku pun tak lagi paham.
Ah, dirimu.
Bahagialah kamu.
\
Di tempat ini, semua orang sudah sibuk dengan kerjanya,
Kecuali aku, dan kenangan tentang kita.

Senin, 02 Desember 2013

Kepada seorang teman, yang bersamanya cintaku tumbuh

Kepada seorang teman, yang bersamanya cintaku tumbuh,
apa kabarmu?
Sudah hampir berpuluh minggu, kita tak lagi bertemu.
Hei, apa kabarmu?

Kepadamu, pemilik hati itu.
Akupun tak ingin tenggelam dalam haru melulu.
Untukmu, pernah kusandarkan segala ragu.
Padamu, hanya padamu.

Teruntuk pemilik senyum itu.
Sesungguhnya pun aku merindu.
Tapi untuk katakan padamu, ah, apalah dayaku.
Melihatku saja, kau pun tak mau.

Kepadamu, pemilik aroma itu.
Kopiku tiap pagi terasa lebih pahit dari kenyataan berdua.
Seperti masa lalu yang tak pernah terbentuk bahagia.
Padahal hati sudah meracau ingin bersama.

Kepada seorang teman, yang bersamanya cintaku tumbuh.
Bahagialah dalam dirimu.
Selalu.
Walau rindu menggebu ingin bertemu.
Kita tak akan bisa menyatu.

Ah, untukmu, seorang teman, yang denganmu ingin kuhabiskan hidup.
Mungkin hanya kau yang tau mengapa sampai saat ini, aku masih sendiri.
Mungkin hanya kau yang bisa, membuka lagi, tiap rasa.
Tapi biarlah, tetap saja tiada berguna.

Dengan atau tanpamu, akan kuhirup tetap udara.
Mencinta seakan penuh cinta.
Walaupun hanya kepadamu, cintaku pernah tumbuh.
Dulu


Minggu, 01 Desember 2013

anti sosial? Meh

Apa sih yang ada di pikiranmu tiap kali denger kata, "anti sosial" ?
Apakah orang yang individualisme nya tinggi, atau orang yang nggak bisa berbaur dengan orang lain, atau malah orang yang memilih untuk hidup sendiri dan menghindari interaksi?
Nah, menurut salah satu sumber internet, sikap antisosial merupakan bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau tidak sadar tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.
Bingung? Aku pun!

Nggak ngerti kenapa, belakangan ini sistem kekebalanku dengan orang lain mendadak kambuh.
Jadi agak kurang bersahabat dengan orang baru.
Well, walaupun kerjaan yang sedang kujalani ini mewajibkan untuk ketemu dengan orang baru tiap kali liputan, ya seenggaknya bikin aku jadi bisa menggerus sedikit antisosial yang ada di dalam diri yang kece ini.

Kalau ada yang bilang aku introvert atau antisosial, maka dengan senyum yang megah, aku bakal bilang kalau aku ini adalah high functioning sociopath. Nggak ngerti? Do your research!