Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku menyapamu di pagi hari, tapi kau diamkan.
Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku memandangimu di antara celah jendela, dan kau tak merasa.
Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku mengajakmu bicara, tapi tak kau hiraukan.
Aku mencintaimu seperti biasa.
Tak pernah berubah, masih seperti biasa.
Mendamaikan rasa dalam dada, berujung pada lara.
Seperti biasa, kau hanya diam, tak berkata.
Aku mencintaimu masih seperti biasa.
Sebiasa album foto lama penuh kenangan yang mulai merapuh.
Bersamamu, hati ini pun terlanjur luluh.
Haru bersama peluh pelukmu waktu itu.
Aku mencintaimu, seperti biasa.
Sebiasa aku membuka mata saat mentari menari di pelupuk sana.
Sebiasa aku, menyeduh secangkir teh pahit, segetir cerita kita.
Seperti biasa, sebiasa cinta kita, yang tak pernah jadi nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar