Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Senin, 24 September 2012

Mari menulis

"Nok, kakak update status dari facebookmu ya," kata kakakku beberapa saat lalu.
"Jangaaaaaaan.. tak bajak nanti punyamu," kataku.
"Eeeeh, jangan. iya, ni kakak log out ya, jangan bajak punyaku, payah nanti," tambahnya.
"hahahha, iya kak vi, payah nanti. Banyak kali kata-katanya kak dana soalnya," kata seorang anak kos.

yep, well. Percakapan absurd tadi memang cukup untuk bikin aku nulis kali ini.

Sebelumnya, seorang sahabat mengirim pesan singkat menanyakan keadaanku. Suatu hal yang aneh karena ternyata bukan kondisi badan yang ia tanyakan, melainkan kondisi hati dan perasaanku.
Memang, beberapa hari lalu cukup memberikan kenyataan perasaan tersendiri buatku.
Sebuah keadaan yang cukup untuk membuatku menulis sebuah surat cinta.
Oke, ini memang terkesan cengeng.
Tapi gak ada gunanya kan menahan sesuatu yang udah gak bisa kau tahan.
ibarat kau lagi sesak eek tapi mesti nunggu presiden Indonesia lengser, susah meeennn.

Nulis surat cinta mungkin bukan hal yang baru untukku secara pribadi. Sebuah kontes menulis surat cinta di salah satu akun twitter pernah membuatku rajin menulis surat cinta, untuk orang tuaku, mantan, bahkan untuk Niko, kameraku.
Jumlah pembaca membuat semangat tersendiri buatku. Walaupun mereka tidak pernah meninggalkan komentar. Namun membuat orang memberikan sedikit waktunya untuk membaca tulisan yang kau buat tentulah mendatangkan kepuasan tersendiri.

Banyak hal yang kujadikan tema dalam tulisan anehku. Aku sebut itu aneh karena aku paling males berurusan dengan EYD ataupun kalimat bagus lainnya. Apa yang kurasakan, itulah yang kutuliskan. Walau pada akhirnya, kebiasaan ini gak bisa disalurkan pada tulisan-tulisan berita hasil liputan. Iya, gak mungkin membiarkan pembaca sebuah media membaca kata yang hanya dimengerti olehmu.

Tiap keadaan bisa dijadikan tulisan. Bedanya adalah seberapa dalam perasaanmu masuk ke dalamnya. Hal inilah yang berpengaruh pada seberapa kuat tulisanmu masuk ke benak pembaca.

Secara pribadi, keadaan yang paling bisa membuatku menulis adalah saat jatuh cinta dan patah hati.
Iya, dua hal yang umum menjadi latar belakang seseorang menulis.

Jatuh cinta bisa membuat sebuah tulisan berwarna, penuh cinta. Bukan berarti harus jatuh cinta pada seseorang.
Jatuh cinta pada benda atau suatu keadaan tentunya bisa membuat tulisan yang dihasilkan lebih indah.
Begitupun dengan patah hati, tulisan juga bisa berwarna, bedanya adalah kali ini warnanya kurang cerah.
Biar gimana pun patah hati tidak pernah berwarna merah muda, kan.

Beberapa orang rekan pernah memberikan masukan tentang tulisan yang kubuat. Perkara diksi ataupun tanda baca.
Sikap kritis dan membangun dari mereka membuat semangat itu makin tinggi.

Seorang kawan kuliahku pernah bilang begini, "Dan, tulisanmu lebih banyak tentang cinta ya, aku suka lah. Lucu." katanya.
Kalau kupikir-pikir, dari semua tulisanku di blog ini, memang sebagian besar membahas perkara cinta.
Bukan, ini bukan karena aku sering jatuh cinta. Tapi menurutku, cinta atau apapun sebutannya, adalah hal terbesar yang memengaruhi pola pikir dan perasaan seseorang.

Dulu aku sering nulis di diary book. Seingatku aku punya beberapa diary yang bahkan kosong dengan gambar kover macem-macem, mulai dari Barbie, Winnie the Pooh, Power Rangers sampai gambar Cewek berambut panjang yang di belakangnya berdiri seorang laki-laki dan dibuat seakan-akan sedang galau.
Kalau baca kembali diary itu, aku cuma bisa cengengesan kuda.
kemudian mikir, "Aku kok labil kali ya,"

Tulisan di diary itu aneh-aneh, tentang aku yang baru pertama kali PMS, senengnya naksir abang kelas, atau nyesal karena udah nonjok kawan sekelasku sampe tepi mulutnya berdarah.
Iya, aku dulu emotionally unstabil.
:D

Semua tulisan itu bikin aku bisa ingat sama masa lalu yang kadang gak bisa kuingat dengan jelas. Sebagai seorang dengan daya ingat yang parah, tulisan-tulisan ini benar-benar mendukung untuk gak lupa seberapa anehnya aku dulu, mungkin sampai sekarang sih ya.

Nulis gak mesti di blog atau binder kan ya, sekarang kan udah pada punya akun facebook atau twitter.
Media sosial ini bener-bener bisa membantuy menuntaskan dahaga akan tulis menulis.
Di status atau twitt, bisa aja dimasukkan kalimat yang ide kita sendiri.
Melankolis juga gak masalah kan, toh itu yang dirasain.
Bisa juga dengan sistem up down yang biasa kupakai. Bikin status galau atau sedih, padahal lagi baik-baik aja.
Well, ternyata ini bikin beberapa orang mikir kalau aku gampang galau.
Bukan gampang galau sih sebenarnya, tapi aku memandang itu dengan; mudah merenungkan permasalahan hidup.
hehhe.
Tapi pada dasarnya, kalau ada orang yang bikin status galau bukan berarti dia sedang galau, bisa aja dia lagi eek, kayang atau lagi ngupil. Gak semua yang kau lihat itu benar, kan.

Perasaanmu yang muncul karena tulisan-tulisan itulah yang bikin senang si penulis.
Contohnya saat kau galau karena mantanmu ternyata mau menikah sama orang lain.
Kau pasti sedih, sangat malah. Bahkan untuk gak galau pun jadi sulit.
Di saat itu ada orang yang nulis tentang move on dan lain-lain.
Kau mungkin berpikir, "ngomong sih enak, coba kau ada di posisiku,"
yep, perasaan yang begitulah yang dicari si penulis.
Saat si pembaca merasakan emosi tertentu membaca tulisannya, saat itulah penulis berhasil memainkan pembacanya. haha.
Well, respon yang datang setelah terbitnya sebuah tulisan menjadi tonggak sendiri bagi si penulis.
Dipujikah, atau justru dicaci. Semua itu hanyalah efek samping dari sebuah kreativitas.

Mood.
Ini adalah hal yang gak kalah berpengaruh sama sebuah tulisan.
Karena akan sulit mengharapkan tulisan penuh warna bahagia, saat si penulis sedang patah hati karena cintanya tak sampai.
Tapi bukan berarti gak bisa menghasilkan tulisan indah penuh cinta, saat kau galau.
Mood yang bosen juga bikin males nulis.
Baru nulis dikit, udah berhenti. Terus mood lagi, baru nulis lagi, tapi idenya udah berubah.
sudah kan.
Kalau untuk masalah yang satu ini, manajemen mood jadi yang utama.
Kelabui moodmu sendiri, untuk bisa kembali stabil.
heh.

Untukmu di luar sana, yang sedang bersedih. Menulislah. Aku tau untuk menangis pun mungkin kau sudah lelah. Untuk galau, mungkin kau tak mau semua orang tahu.
Maka menulislah, aku tahu tulisanmu begitu indah. Karena aku pernah jatuh hati pada kalimat yang kau susun dengan penuh hikmat, indah. Walaupun aku kurang menyukai temanya, game.


Dalam hal tulis menulis, Aku punya pandangan tersendiri sih.
Saat kau galau, menulislah.
Saat kau bahagia, menulislah.
Saat kau sedih, menulislah.
Karena suatu hari nanti, saat kau telah berada pada fase yang lebih jauh dalam hidupmu. Tulisan-tulisan itulah yang akan mengingatkanmu betapa istimewanya hari-hari yang pernah kau lewati.

So, mari menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar