Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Minggu, 23 September 2012

Menunggumu, masih saja.


Kepadamu pemilik wajah dingin dan mata sipit itu, apa kabarmu?
Sudah lama kita tak bercerita seperti biasa, tentang film terkini, atau rekomendasi film galau favoritmu. Sudah lama aku tak mencubiti perutmu saat kau mulai menggangguku.
Kapada pemilik nama itu, sebuah nama gabungan dari nama kedua orang tuanya. Aku rindu saat-saat itu, saat kau membuat lelucon berjemaah bersama mereka dan menjadikanku objeknya. Aneh, tapi aku menyukainya. Aku rindu saat kita berdebat tentang berita apa yang paling menarik di rapat proyeksi mingguan. Aku rindu, sungguh.
Hari ini akhirnya kita bisa pergi bersama, walau tak berdua. Karena aku juga akan merasa aneh melakukan perjalanan jauh ini hanya denganmu, apalagi bermalam bersamamu.
Tidak ada yang kita bicarakan dengan khusus kali ini. Kau sibuk dengan duniamu, dan aku sibuk memperhatikan kesibukanmu.
Semua ini jadi aneh, kaku. Aku tahu ini salahku. Mengucap sayang padamu waktu itu. Mengubah semuanya. Tapi aku harus apa? Saat aku benar-benar jatuh cinta padamu, diam pun aku tak mampu.
Ada yang berbeda darimu beberapa hari ini. Wajahmu tak secerah biasanya. Tapi yang pasti ini bukanlah karena internet yang lelet atau gadgetmu bermasalah. Kau selalu punya solusinya.
Seorang sahabat bercerita, perempuan yang pernah sangat kau cintai, mungkin hingga saat ini, bulan depan akan menikah. Bukan denganmu, tapi dengan dia, seorang lelaki yang ia panggil Papi.
Dia bilang kau terluka, sangat dalam, cintamu masih begitu besar padanya. Mana mungkin kau mampu diam saja tanpa merasakan apapun. Aku tau. Walaupun aku berniat menari Gangnam dan menggila di depanmu, mungkin itu tak akan berpengaruh. Itu tak seberapa dibanding lukamu.
Aku tak akan memaksa masuk dalam hatimu, mengambil tempatnya yang mungkin masih kau tulis namanya. Tidak. Itu hanya akan membuatku luka.
Kau tau, aku jatuh cinta padamu. Seiring dengan gelak tawa yang kau ciptakan dalam hari-hariku. Aku mencintai saat-saat sederhana yang akhirnya menciptakan perasaan tak sederhana ini. Aku menunggumu, selalu. Menunggumu membuka hatimu lagi.
Aku berhenti, berhenti menunggumu.
Kau tahu, aku telah membuka pintu hatiku, aku berdiri di terasnya memanggil namamu. Namun kau tak peduli, kau tetap menunggui pintu itu, sebuah pintu yang telah tertutup dan bertuliskan nama orang lain.
Aku berhenti menunggumu. Aku tahu, kau perlu waktu, menutup luka itu. Aku tak akan mengganggumu. Kali ini kau jalanilah hidupmu seperti biasanya, sewajarnya dan segilanya. Seperti biasa.
Disini aku, dengan segala hal yang ada. Memperhatikan semampuku.
I’ve made up my mind, don’t need to think it over.
If I’m wrong, I am right. Don’t need to look no further.
This ain’t lust, I know this is love.
But if I tell the world, I’ll never say enough cos it was not said to you.
And that’s exactly what I need to do If I end up with you.
Should I give up?
Or should I just keep chasin’ pavements?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar