Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Senin, 07 April 2014

Politics, Should We Care?

Kalau bukan kita yang membangun negara ini, siapa lagi?

oleh Dana Alfi Anjani


Politik dan hidup, seolah dua hal yang tak mampu terpisahkan. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang nggak terlepas dari perilaku politik. Menyiasati pekerjaan yang menumpuk, mengantri, mengurus surat-surat berharga, hingga hidup bertetangga pun nggak terlepas dari politik. Tahun 2014, digadang sebagai tahun politik. Di tahun ini, hak pilih digunakan untuk menentukan keberlangsungan dari suatu pemerintahan. Memilih untuk memilih, atau memilih untuk tidak memilih adalah dua hal yang sering dihadapkan pada masyarakat. Biasanya, mereka yang masih muda, punya pendapatnya sendiri perkara pilih memilih. Orang-orang muda pun selalu punya alasannya sendiri untuk mempedulikan pemerintahan. But, should we really care about it? Tentang politik, dan kegiatan di dalamnya? Why should we care? Just read, and decide...

v  Vote Because You Can.
Voting is a tremendous gift. Percaya deh, nggak semua orang punya kesempatan untuk memilih walaupun mereka punya hak untuk voting. Orang-orang muda di luar sana bahkan berjuang untuk bisa mendapatkan haknya untuk memilih. Bahkan mereka rela mati untuk dapat kesempatan itu. Hak yang begitu besar diberikan untuk orang-orang yang tinggal di negara demokrasi. Memilihlah ketika kamu memang masih bisa memilih. Kebayang nggak kalau someday, kamu terbangun dan negara yang kamu tinggali sudah bukan negara demokrasi, dan kamu udah nggak punya hak untuk memilih lagi? Enough said. Just vote, because you can.

v  Voting is Worth The Effort
Pergi ke TPS untuk memilih mungkin akan menyita sedikit waktumu, membuatmu mengeluarkan sedikit biaya untuk ongkos angkutan atau bensin kendaraanmu. Tapi sadar nggak sih kamu, kalau harga segitu nggak seberapa jika dibandingkan dengan hak yang kamu dapatkan, dan efek setelahnya? Ketika kamu lahir di negara demokrasi, hak pilih udah ada di dalam diri kamu. Di luar sana, ada orang-orang yang rela mengorbankan nyawanya untuk melakukan perubahan. So, kalau kamu punya kesempatan, kenapa nggak dilakukan?

v  Democracy Only Works When You Work It
Demokrasi, sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Let’s see the simple fact here. A government by the people, for the people can’t work without the people. Seperti mobil tanpa mesin, atau komputer tanpa hard drive nya. Democracy without voters is just a shell. Kamu mungkin aja menganggap satu suaramu nggak bermanfaat. Tapi coba kalkulasikan, jika suaramu ditambah dengan suara orang lain yang sepertimu. Perubahan pun bisa dilakukan. So, why don’t you just get out and make the youth vote be heard.

v  Don’t Vote, Don’t Complain
Nggak memilih berarti kamu nggak punya hak untuk komplein. Cukup sederhana, kan. Jika kamu nggak memilih, kamu nggak punya hak untuk mengeluhkan apa yang jadi kebijakan pemerintah nantinya. Nggak peduli seberapa menyebalkan pemerintahan nanti, kamu tetap nggak boleh untuk mengeluh dan komplein terhadap apa yang mereka lakukan. Toh, kamu nggak memilih, bukannya itu berarti kamu juga nggak peduli bagaimana pemerintahan dijalankan? Karena jika kamu benar-benar peduli, maka kamu akan ikut memilih. Walaupun pilihanmu bukanlah yang maju menjadi pemimpin, tapi dengan hanya memilih saja, kamu sudah menunjukkan kepedulianmu terhadap kemajuan dan perubahan di negara ini. Dan ketika pemerintahan tersebut mengulah, kamu punya hak untuk marah, karena kamu sudah memilih.

v  The Hottest Issues Are Also Youth Issues
Berita dan kabar yang sedang hangat pun nggak terlepas dari anak muda. Tingginya biaya pendidikan, minimnya lahan pekerjaan, perang dimana-mana, sulitnya akses kesehatan, dan hak-hak reproduksi, merupakan beberapa isu yang sering diangkat. Percaya atau nggak, semua isu itu berdampak ke kehidupan anak muda. Mereka yang menjalani dunianya yang penuh dengan permasalahan yang ada kini. Just think about a future that one day you will inherit. Dunia macam apa yang akan kamu wariskan ke anak cucumu nanti? Dunia yang amburadul? If you don't vote, you effectively kiss off your ability to have any influence as to how these issues play out in your world. That's just lame! So, masih memilih untuk diam saja dengan masalah yang terjadi saat ini? Gunakan hak pilihmu dan buat perubahan.

v  Shape The Future
Awareness of politics is important, tapi mengambil langkah nyata dan memiliki ketertarikan tersendiri pada politik juga merupakan cara yang baik untuk memberi perubahan. Bisa saja kamu bekerja atau aktif di suatu partai politik tertentu, atau lembaga swadaya masyarakat tertentu dengan aktivis lokal, keterlibatan langsung ini pun akan bikin kamu punya peran dalam pembentukan kebijakan. Dengan begitu, masa depan dari lingkungan masyarakat tempatmu pun dapat lebih terbentuk. Selain itu, kepercayaan terhadap pemerintah dan kebijakan-kebijakannya pun akan makin meningkat.

v  Knowledge
Right! It’s really important to be aware of what’s going on around us. Nikmati berita yang ada, pastikan sumbernya terpercaya. Biar bagaimanapun, politik nggak melulu hal-hal membosankan yang mementingkan segelintir orang, dan kita nggak bisa pura-pura nggak tau. Walaupun di luar sana juga banyak orang yang apatis dan nggak peduli dengan apa yang terjadi dengan dunia politik. Dengan nggak tau informasi apapun tentang segala yang terjadi di pemerintahan akan menyulitkan kamu nantinya. Sekedar mengetahui isu terkini dan perkembangan yang ada, nggak ada salahnya kan. Siapa tau kamu punya pendapat tersendiri, biar bagaimanapun, taking no notice of politics is not going to help matters.

v  To Set An Example
It’s more about children. Kalau kamu nggak memilih, atau nggak terlibat dalam pemilihan. Bisa jadi anak-anakmu kelak pun akan ikutan nggak milih. Dengan memilih dan membiarkan anak-anakmu melihat apa yang kamu lakukan. Hal ini akan memperlihatkan ke mereka, bagaimana membuat suatu keputusan. Membawa mereka melihat secara langsung proses pemilihan pun, anak-anak akan mulai belajar bagaimana bermusyawarah dan pentingnya keikutsertaan dalam pembangunan dan pembenahan pemerintahan. Anak-anak pun akan terbiasa dengan ketegasan, dan tanggung jawab. Yep, this is a good reason to vote, then.

Berpolitik nggak berarti kita harus tergabung dengan partai politik, kok. Ikut merayakan hingar bingar demokrasi pun sudah membuat kita menjadi manusia yang melek politik. Manusia yang sadar bahwa memberikan suara mampu mengubah sebuah negara. 

So, should we care about politic? Yes, We should!








*artikel ini pernah dimuat di majalah Aplaus The Lifestyle Medan, edisi 11, terbit 21 Maret 2014*

Senin, 10 Februari 2014

Happy 2nd, you

Happy anniversary, you
Yes, you....
Selamat merayakan kebebasanmu yang ternyata sudah dua tahun, ya.
Dua tahun tanpa "kita".
Selamat menikmati apa yang selama ini dibatasi.

hei kamu, iya kamu, yang sudah mengisi hari-hariku selama tujuh tahun yang penuh warna.
Tahun-tahun dalam cerita, dan tawa.
Tahun-tahun penuh asa, dan rasa, hingga akhirnya aku meminta untuk berpisah.
Kamu, apa kabar?

Bagaimana dengan undangan pernikahanmu? Apa designnya udah pas? Warna dan bentuknya sudah sesuai?
Jangan terburu-buru, masih ada beberapa bulan hingga hari pernikahanmu.
Perlahan-lahan saja lah.

Aku baik, stabil, jika itu yang mau kau tanya.
Pekerjaanku lancar, seperti biasa.
I just really love what I do. Itu yang sering kau bilang, kan.

Hari ini, dua tahun lalu, dalam perjalanan di kereta api, aku berpikir tentang kita.
Berpikir tentang segala yang ada dan pernah terjadi diantara hati ini berdua.
Aku tak bertemu dengan satupun jawaban, hingga akhirnya aku minta kita pisah.
Kita pisah, bunuh segala cerita menahun yang pernah begitu indah.

Lalu aku menangis, bodoh, merutuki apa yang kulakukan.
Berharap kita masih bersama. Berharap semua baik-baik saja.
Berharap bukan hanya kakiku saja yang menopang kita.
Tapi tetap, itu sudah sia-sia.
Amarahmu dan lukaku, berjalan tak satu.
Maki dan cacianmu setelahnya, membuatku tak pernah menyesal sedikitpun akan perpisahan kita.

Setahun setelahnya, kau datang dengan cerita baru, dengan cinta baru, dan harapan baru.
Sialnya, dia temanku, orang yang kukenal sejak masih di seragam merah putih dulu.
Tapi aku bisa apa? Semengerti apapun aku padanya, tak mungkin kuhalang-halangi cinta itu.
Tak mungkin kukonfrontasi saat kau sampaikan niatmu menikahinya.
akan jadi sangat kejam aku nantinya.

Ah, sudah dua tahun tanpamu.
rasanya tak banyak berubah.
Mungkin karena pulau tempat tinggal kita yang tak sama.
Atau mungkin cinta itu lamat laun mati termakan waktu?

Untukmu, kisah lama yang pernah kujalin dulu.
Bahagialah, bahagia dengan kasihmu sekarang.
Di jari manisnya ada cincin yang pernah kita bicarakan bersama, namun hanya jadi mimpi semata. 
Maaf jika aku tak datang di hari bahagia kalian, bukan karena tak rela, aku hanya tak mau menjawab segala tanya kawan lama, yang pernah tau kita dulu bersama.
Lelah rasanya harus memberi alasan kita berpisah...
Itu-itu saja...


Ah, ya sudahlah, selamat merayakan perpisahan kita, cinta.
Selamat berbahagia...






Jumat, 07 Februari 2014

Caleg, Colog, Culeg

Pilih saya!
Bersama-sama kita akan memperbaiki negeri ini.
Pilih saya!
Saya nggak akan korupsi.
Pilih saya!
Masyarakat sejahtera....

Dan selanjutnya, dan selanjutnyaaaa...

Pagi kak Chiko...
Di tempatmu, apa ada banyak tempelan-tempelan caleg juga?
Apa sih tagline yang mereka pakai?

Di Medan, rame, rame kali pun baliho dan poster-poster caleg.
Dengan berbagai pose dan tagline, ukuran apa lagi.
Di jalan menuju ke kantorku, ada dua jembatan penyebrangan yang dipinggirnya dipasangi baliho besar.
Sekitar 4x10 meter, milik dua orang caleg dari satu partai yang sama.
Pertama kali baliho itu dipasang, yang ada di pikiranku bukanlah siapa mereka dan apa visi misi nya. Tapi, berapa banyak duit yang mereka keluarkan untuk iklan itu?
Dan berapa banyak baliho yang dibuat?
Ahhh, entahlah kak Chiko..
Aku sempat ngobrol dengan beberapa adik stambukku di kampus tentang ini..
Dan akhirnya aku dapat jawaban, untuk biaya baliho sebesar itu, seenggaknya tarifnya adalah 200juta/tahun.
Iya, dua ratus juta..
uang yang cukup untuk beli kebun sawit dan 1 mobil Ayla.
Duhh, kok aku yang pusing ya..

Menurutku aneh juga sih kak.
Kenapa ya ada orang yang berani ngeluarin banyak uang hanya untuk jabatan selama lima tahun.
Itupun kalau kepilih.
Kalau nggak?
Bisa gila nanti.

Di kampung halaman kawanku, ada yang sampai gadaikan rumahnya untuk kampanye caleg.
di tempat lain, ada yang sampai minjam ke bank bahkan jual harta bendanya untuk jadi caleg.
Btw, ada nggak sih, caleg yang nyalonin diri tanpa ngeluarin duit gono gini, Kak?

Aku sih mikirnya, kalau dari awal aja mereka udah ngeluarin uang banyak, bukannya nanti waktu mereka terpilih, bakal ngelakuin apa aja untuk balikin modal?
Iya kan? Iya dooong..

Apa sih enaknya jadi caleg? Bukannya mewakili rakyat yang berjuta-juta ini tanggung jawabnya banyak?
Atau mereka hanya ingin dapat gaji berlimpah walau tidur tiap jam kerja? Atau dengan bebas nonton bokep waktu rapat? Atau supaya bisa plesiran ke luar negeri pakai uang negara?
Ada juga artis yang pengin jadi anggota legislatif..
Demi apaaaa?
Berasa bakal dipilih karena udah terkenal.
Padahal isi kepalanya belum tentu mampu mikirin pemerintah, negara, dan rakyatnya.
Coblos saya, ah.. ku culeg juga mata tu caleg..

Tapi akhirnya, kalau kata V di V- For Vendetta, "People shouldn't be afraid of their government. Government should be afraid of their people."
Gitu,
Iya kan kak Chiko?
Hehehe..


Terus,...
gimana menurutmu, kak?



Kamis, 06 Februari 2014

Untuk Pacar Baru Sahabatku.

Selamat sore, pacar baru sahabatku, atau perlu kusebut dengan mainan baru sahabatku?
Hehehe...

Aku baru satu malam mengenalmu, tapi ntah kenapa aku langsung nggak suka.
Kau mungkin nggak peduli dengan pendapatku tentangmu, karena yang terpenting adalah sahabatku begitu mencintaimu.
Iya kan?
Tapi dari sahabatnya, kau harus tau.

Aku nggak akan pernah membiarkanmu hidup dengan tenang kalau kau berani main-main dengan hatinya.
Apalagi kalau kau berani buat dia galau tengah malam, dan menelfonku hanya untuk curhat tentangmu.
Akan kupastikan makan dan tidurmu tak enak.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Aku sudah melihat bagaimana kalian saling mencintai lewat puluhan capture kalian berdua.
Itu pun tetap membuatku tak menyukaimu.
Aku benci melihat sahabatku berubah hanya karena wanita.
Aku pun wanita.
Aku tau apa yang mungkin kau lakukan.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Jaga hatinya, seperti dia menjaga hatiku dulu.
Kalau tidak, akan kuleburkan hatimu, hingga kau akan menyesal pernah jatuh hati.
Jangan ubah dia jadi yang kau mau.
Kau harus lihat dia apa adanya, dan terima dia dalam kondisi dan ketentuan yang ada.
Jangan sekalipun meminta dia untuk lebih peduli padamu daripada keluarganya.
Atau aku akan memastikan kau takkan lagi jadi belahan jiwanya.

Untukmu, pacar baru sahabatku.
Berhati-hatilah, karena mata ini akan selalu mengawasimu.
Tapi kau tenang saja, aku hanya akan menyimpan tiap data yang ada, hingga waktu yang tepat tiba.
dan mungkin ketika saat itu datang, kau bukan lagi pacar baru sahabatku.



Dari aku, Sahabat sekaligus mata-matamu,

Rabu, 05 Februari 2014

Be The Light

Selamat sore, bumi pertiwi.
Selamat menikmati senja yang dibayangi mendung.
Kak Gembrit, aku pengin nunjukin surat ini untuk teman-teman yang sedang berjuang bertahan dalam bencana di negeri ini..

Aku menulis diiringi Be The Light milik One Ok Rock.

Di beberapa tab berita di komputerku, ada berbagai berita bencana dari negeri ini.
Banjir, kebakaran hutan, dan yang paling dekat denganku, erupsi Sinabung.
Semua seolah terangkai rapi, menunggu tiap manusia tersadar dengan apa yang dinamakan bencana alam, walau ada yang bilang ini teguran Tuhan.


Be The Light, pernah dibilang diciptakan untuk mereka, para korban tsunami di Jepang. One Ok Rock nyiptain lagu ini sebagai ungkapan belasungkawanya.

Tapi di surat ini, aku pengin nunjukin lagu ini, buat manusia-manusia di tanah Indonesia yang lagi dalam bencana. Just be the light, guys.
Just the thought of another day
How did we end up this way
What did we do wrong?
God

"Apa salah kami, Tuhan? Kenapa semuanya jadi seperti ini?"
Tuhan pasti tau apa yang terbaik untuk manusianya. Begitupun dengan bencana yang ia berikan. There's a silver line in every dark cloud, isn't it?
Semua hal yang terlihat nggak baik, pasti punya sisi baiknya, hanya bagaimana cara kita melihat.
Iya kan?
Mungkin mudah ngomongnya, untuk orang yang nggak ngerasain langsung, tapi bukankah itu gunanya kata "empati" ditemukan?


Even though the days go on
So far, so far away from
It seems so close
Always weighing on my shoulder
A time like no other
It all changed on that day
Sadness and so much pain


ada banyak rasa sakit yang datang, iya, begitu banyak rasa sakit bermunculan, kesedihan, dan keterpurukan.

Seakan hidup pun jadi tak enak. 
You can touch the sorrow here
I don’t know what to blame
I just watch and watch again


"Kalian bisa merasakan kesedihan yang ada disini. Aku pun tak tau siapa yang harus disalahkan. Aku hanya melihat, dan terus menyaksikan semua yang terjadi."

Bicara bencana, siapa yang bisa disalahkan?
Tuhan yang terlalu rajin memberi cobaan, atau manusia yang terlalu ingin diberi tamparan?
Tak ada, menurutku, tak ada yang perlu disalahkan.
Bukankah bencana terkadang mampu menyatukan?



What did it leave behind?
What did it take from us and wash away?
It may be long
But with our hearts start a new
And keep it up and not give up
With our heads held high

"Apa yang ditinggalkannya? Apa yang diambilnya dari kita? Tapi dengan hati kita yang tulus, kita bisa memulai hari baru, dengan kepala tegak dan tidak mudah menyerah."

Kesusahan mampu membuat manusia belajar banyak hal.
Dan terberkahilah hidup manusia yang mampu mengambil pelajaran dari tiap masalah yang ia miliki. 
Ah, aku ingin orang-orang yang sedang kesusahan mendengarkan lagu ini, dan Be The Light.


You have seen hell and made it back again
How to forget? We can’t forget
The lives that were lost along the way
And then you realize that wherever you go
There you are
Time won’t stop
So we keep moving on

Yesterday’s night turns to light
Tomorrow’s night returns to light
O… Be the light


Pada akhirnya, kau yang telah melihat keterpurukan laksana neraka pun, bisa kembali dengan selamat.

Lantas bagaimana kau mampu melupakannya? kehidupan yang pernah kau lalui dengan tangguh.
Dan apa pun yang terjadi, kau akan terus maju.
Kemarin malam, saat kegelapan berubah menjadi terang,
Besok, gelap pun akan berubah terang.
Jadilah cahaya..

Ahh, untuk kalian, saudaraku, bertahanlah..

Pada Tuhan, pada keyakinan bahwa segalanya akan berakhir baik. Pada tiap hal yang mampu membuat hidup jadi lebih bermakna.
Kepada kalian, saudaraku, yang begitu Tuhan cintai, bertahanlah, dalam segala harap hidup yang indah.
Karena akhirnya akan ada, dan kalian akan bahagia seperti sedia kala.
Be The Light, saudaraku. Be The Light.

Bagi saudaraku di Sinabung sana, bertahanlah, sahabat kita sedang bergejolak, tapi aku yakin, kita pasti bertahan. Saudara-saudara di tempat lain pun tak kunjung henti bahu-membahu. Begitu besarnya solidaritas kita, kawan. 


Untuk saudaraku di Jawa dan Manado sana, yang sedang bergelimpangan air dalam banjir, bersabarlah, laksana bencana adalah penghibur. 

Dan bagi kalian, para sahabat di belahan bumi pertiwi lain yang sedang kesusahan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kalian. Dia selalu ada, melindungi dan mengasihi. 
Bukankah, perlu manusia yang nggak biasa untuk bisa nerima segala cobaan dari-Nya?


Some days just pass by and
Some days are unforgettable
We can’t choose the reason why
But we can choose what to do from the day after
So with that hope, with that determination
Let’s make tomorrow a brighter and better day

Be The Light saudaraku..



Terimakasih kepada One Ok Rock, dan lagunya.



Senin, 03 Februari 2014

Kepadamu Februari

Dear Februari, yang datang dengan penuh kasih. Aku masih mengingatmu sejelas mentari tiap pagi. Bersama dengan segelas kopi hangat, dan roti isi. Bercampur rasa pada tiap cerita di Februari.

Sudah hampir jam 1 pagi saat kutulis surat ini untukmu, Februari.
Sudah hampir dua tahun pula aku membencimu, membenci tiap asa yang selalu lenyap pada kedatanganmu.
Kau tau? Aku kehilangan cintaku saat kau datang. Aku harus relakan kisahku terpenggal saat kau menyapa.
Dan kau tetap nggak tau.
Aneh kurasa.

Mereka bilang Februari penuh dengan cinta, tapi justru bertemu denganmulah, aku harus kehilangan cinta.
Kekasihku pergi di Februari, puluhan kali ingkari janji.
Dan aku, aku masih saja dengan bodohnya menanti, di Februari.

Kepadamu, Februari yang katanya penuh kasih.
Hilangkanlah tiap rindu dalam dada yang tak mungkin akan terpenuhi. Karena aku tak tau harus meminta pada siapa lagi, selain denganmu, Februari.


Untuk Februari yang penuh dengan memori.

Mari Menganalogikan Cinta Kita, Dara.

Halo bang Oka, apa kabar?
Hehehe..
Masih tetap melandak dan sendiri kah? ah, sendiri kan belum berarti sepi ya..

Suratku ini, sengaja kukirim untukmu, bang Oka a.k.a Landak Gaul, a.k.a orang yang pernah berkali-kali difriendzone-in.. :D

Aku suka sama bukumu, Analogi Cinta Sendiri, rasanya akrab sekali dengan kenyataan.
Rasanya, aku juga pernah ngerasain hal yang sama, di-friendzone-in.
Ah, coba kita bisa ketemu sambil ngopi bareng, pasti rasanya seru.
Ngobrol dengan Oka, orang yang aku sukai cara penuturan katanya, orang yang aku tau demen banget sama bola basket. Orang yang juga nggak terlalu lucky di asmaranya.
Tapi kalau dipikir-pikir, kalau bang Oka punya pacar, pasti tulisan di blogmu bakalan lain.

Bang Oka, pernah ke Medan atau kepikiran nggak untuk ke Medan?
Mungkin bakalan ketemu jodoh disini.
Mungkin kita bisa menganalogikan cinta yang belum pernah ada.

Ah, bukumu itu, aku suka dengan susunan cerita dan dukamu dulu.
Rasanya lukamu mampu membuat orang lain jadi sembuh dan ketawa.
apalagi yang begini:
"Untuk menyembuhkan luka, kadang kita harus menahan, mengobati, atau membuat luka yang baru."
Iya bang, kadang luka baru bisa bikin kita lupa sama luka yang lama. Iya, gitu.. Biar gimanapun, hidup itu kayak diperkosa, kalau nggak bisa dilawan, yaudah nikmati aja.

perkara patah hati pun jadi hal yang menarik untuk dibaca dari kamu, bang. Patah hati jadi nggak sepatah yang dibayangkan. apalagi yang begini:
"Sebenarnya orang yang patah hati nggak pernah sendiri. Selalu ada orang lain yang juga patah hati di luar sana, atau mungkin yang hatinya lebih patah."
Waktu aku patah hati, aku baru tau, ternyata beberapa temanku juga patah hati, malah lebih patah dan sakit.
Dan akhirnya, sakitku nggak ada apa-apanya..

duh, bang Oka, aku pengin deh ngobrol sama kamu sampai larut. Nontol NBL atau EPL, lalu bicara sampai pagi dan sarapan bareng,
aku penasaran gimana rasanya,
ahhh, sialnya, penasaran itu, candu.


here we go again,


Minggu, 02 Februari 2014

Ini Yang Kedua

Selamat pagi mentari di bulan yang kedua ini.
Selamat bahagia walau jadi yang kedua, ya.

Ini suratku yang kedua, di tanggal tiga pada bulan kedua.
Ini suratku yang kedua, tapi aku ingin menjadikanmu yang pertama,
tak peduli apa kata orang, tak peduli apa rasa orang.
Aku ingin menjadikanmu yang pertamaku, setelah berpuluh kedua telah kujalani.

Aku pernah menjadi yang kedua, sering malah.
Tapi tetap tak bisa marah, karena aku yang pilih ada di urutan kedua.
Barsamamu, kaulah yang pertama,
Pertama membuatku jatuh cinta.
Menjatuhimu dengan banyak cinta, walau tak kau rasa.
Bagimu, aku hanyalah perempuan yang lebih dari sekedar kedua untuk kau kasihi.
Lalu aku bisa apa?
Memotong jalur antrian hanya akan membuatku lelah.

Aku tetaplah yang kedua.

Kepadamu, yang pertama kali kucinta, kembalilah.
Tinggalkan hati pertamamu disana, dan bersamaku, disini, seperti dulu.
Saat kasih pertamamu mulai kau lupakan, saat posisiku tak lagi terduakan.
Saat itu, seluruh dunia pun mampu kuberi padamu.

Ini adalah yang kedua kalinya aku kau tinggal,
saat buah cinta kalian hadir, sementara aku masih saja tak mampu memberimu mukjizat itu.

Surat kedua ini, mungkin akan jadi akhir, saat aku telah menjadi cinta kedua bagi yang lain.
Di suatu senja,
Bagi orang lain yang tak mampu dibahagiakan cinta pertamanya.


Kepadamu, yang pernah menjadikanku kedua.

Jumat, 31 Januari 2014

Happy B'day February You

Happy birthday, kamu. Iya, kamu yang berulang tahun di awal bulan ini..
Selamat ulang tahun ya Hensem-nya aku..
Selamat menempuh umur baru..
Semoga sehat dan stabil dan selalu.

Kenapa?
Kau kaget ya, aku bisa nulis surat cinta ini untukmu? Kenapa harus kaget? Bukankah hidup ini memang selalu penuh dengan kejutan? Surat ini salah satunya.
Aku teringat pada ulang tahunmu, itu yang membuatku ingin menuliskan ini untukmu. Hensemnya aku..

Umurmu berapa sih sekarang?
24 ya? Waaaahhh, udah cukup tua sih untuk tetap sendiri. Nggak berminat punya pasangan hidup?
Aku yakin ada perempuan yang cukup khilaf untuk kau jadikan istri,, hehehe, aku bercanda kok ini.
berapa pun umurmu, semoga tetap terasa seperti 17 ya.
Supaya semangat itu tetap ada dan nggak luntur karena waktu. Gitu.

Ohiya, kudengar kau sekarang kerja di salah satu stasiun televisi ya?
Waaahh,,..
Jurnalis tetap menjadi jurnalis ya.. Good..
Semoga tetap menjadi informan yang bagus untuk masyarakat..

Btw, apa sih doamu di umur yang sekarang?
Jangan bilang kau pengin punya pendamping hidup yang tetap? Cewek yang kemaren apa kabar?
Hehehehe...

Ahhh, udah ah... terlalu panjang ceritaku untuk ulang tahunmu, nggak bakal bikin kita bisa kembali seperti dulu kok.. #okeiniabsurd

Sekali lagi, Happy birthday February You!
Many happy returns..

xoxo
Your Prity
:D

Senin, 20 Januari 2014

What Makes 23 Perfect

Sebelumnya, Selamat ulang tahun gadis!
Happy b'day, be happy! and many happy returns

Hari ini, tepat udah 23 tahun aku berada di Bumi Tuhan.

Iya, hari ini, hari ulang tahunku. Kali ini, jauh dari keluarga, tapi dekat dengan keluarga ke dua dan ketigaku.
Banyak hal yang mampu membuat umur ini sempurna.

Well, baiklah.
Januari, mungkin bulan yang cukup menguras emosi.
Bulan ini aku harus dihadapkan dengan kehilangan benda berkartu yang biasa kubawa.
Dimbil tangan lain. Yang sialnya adalah teman sekamarku sendiri.
Ya, aku memang harus mulai belajar lebih hati-hati.

Umurku masih 23 tahun. Insyaallah masih panjang waktu untuk berbuat lebih baik.
Untukku, untuk orang lain juga.
Di umur ini, rasanya sempurna.
Sempurna dengan caranya sendiri.

Diumur ini, ibuku menikah.
Satu hal yang memungkinkannya khawatir karena anak gadisnya yang paling rieuh ini belum kunjung punya pacar.
Berbagai alasan kuat aku perlakukan. Masih enak sendiri dan nggak bisa membagi waktu antara menyayangi orang tua dan pacar ada lah yang utama.

umurku sudah 23. Kok rasanya udah tua ya? ah itu mungkin perasaanku aja.
di umur ini, ada banyak destinasi yang ingin aku tuju.
Membahagiakan mereka, adalah yang utama.

Hari ini, aku pun bertambah tua.
di kubikelku tempat paling biasa aku menulis, ada cake oreo dihias sebatang lilin dan sebuah kado dari teman-teman sekantor.
Iya, sekantor, bukan sekampus. Jelas, kan udah kerja. Iya, aku mulai merasa menua.
Tapi 23 selalu berasa 17..
Semua perkara sudut pandang kan.

sehat, sehat, sehat, adalah doa utama di usia ini.
hingga selanjutnya kebahagiaanku dan keluarga jadi daftar berikutnya.
Cinta punya tempat, tapi mungkin ada di baris sekian, setelah aku sadar aku butuh cinta.
Ah,

Aku ingat, tahun lalu, hadiah di umur ke 22 adalah doaku akan kita, dulu.
Saat kamu pegang b'day cake di malam hari dengan mencoba sedikit demi sedikit creamnya.
"Selamat ya, semoga bisa dapat yang lebih baik,"
Damn! aku masih aja ingat dengan katamu.
Lumuran kopi dan tepung, meramaikan badanku hari itu. Melelahkan, dan membahagiakan.
Saat bersama-sama dengan para pembuat cahaya.

Late nite b'day party pun datang dari keluarga keduaku.
Rainbow cake dan doughnut jadi santapan malam ini, setelah aku hampir tertidur dengan Monsters University di laptopku.
Kehebohan manusia-manusia absurd ini pun selalu membawa keindahan tersendiri.

Ah Tuhan, aku bahagia dengan usia yang sepanjang ini Kau beri.
Ijinkan aku untuk mengisinya dengan kebahagiaan dan abdiku padaMu.
Dengan segala daya dan upaya untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Dan kemampuan untuk mengabulkan keinginan terbesar perempuan paling kucintai seantero bumi.

Di 23 tahun ini. Aku masih tak bersama kekasih.
Mungkin hanya Kau yang tau, mengapa sampai saat ini kumasih sendiri.
Kepada 23 yang akan kujalani kedepan, singsingkan lengan baju dan derap tetap menuju kebaikan.

23 inipun terasa seperti 17...

Rabu, 15 Januari 2014

waktu itu

Aku ingin bicara pada waktu, yang pernah mempertemukan kita dulu.
Kepadanya aku ingin mengadu.
Tiap-tiap waktu bersamamu dulu.
Dan kepadamu, cinta-cinta ini pernah terjatuh.

Waktu pun semakin bertaring.
Dalam tiap rengkuhanmu, aku tak mampu berpaling.
Di waktu denganmu, aku ingin selalu beriring.
Dalam dingin, dalam hampanya hati ini mengering.

Waktu mulai berbohong.
Aku bahkan tak dapat melupakanmu, hingga saat ini.
Waktu pernah berkata, hati ini akan sembuh pada waktunya.
Waktu mulai menipuku, hati ini masih dimilikmu.

Aku ingin berbincang pada waktu.
Pada tiap cerita yang tak pernah kita ukir waktu itu.
Lalu aku pun mulai mencari, entah kemana harap itu pergi.
Dan waktu pun, terus berlalu.

Ah andai tiap waktu-waktu itu bisa kubenahi,
dengan tiap skenario cerita yang kuingini.
Mungkin waktu ini tak seperti ini.
Kaku menggilai, lalu berhenti.

Waktu itu, saat kubilang aku mengasihimu.
Waktu itu bohong adalah lagu.
Aku tak pernah mengasihimu seperti dulu.
Aku sangat-sangat mengasihimu, hingga detik ini menyatu.


Senin, 13 Januari 2014

Aku mencintaimu seperti biasa

Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku menyapamu di pagi hari, tapi kau diamkan.

Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku memandangimu di antara celah jendela, dan kau tak merasa.

Aku mencintaimu seperti biasa.
Sebiasa aku mengajakmu bicara, tapi tak kau hiraukan.

Aku mencintaimu seperti biasa.
Tak pernah berubah, masih seperti biasa.
Mendamaikan rasa dalam dada, berujung pada lara.
Seperti biasa, kau hanya diam, tak berkata.

Aku mencintaimu masih seperti biasa.
Sebiasa album foto lama penuh kenangan yang mulai merapuh.
Bersamamu, hati ini pun terlanjur luluh.
Haru bersama peluh pelukmu waktu itu.

Aku mencintaimu, seperti biasa.
Sebiasa aku membuka mata saat mentari menari di pelupuk sana.
Sebiasa aku, menyeduh secangkir teh pahit, segetir cerita kita.
Seperti biasa, sebiasa cinta kita, yang tak pernah jadi nyata.


Minggu, 12 Januari 2014

Cinta Kadang Bekerja Secara Misterius

Ada yang bilang, cinta bekerja secara misterius.
Kau nggak akan pernah tau kapan dia datang, kapan dia mulai menyapa, dan kapan dia mulai menenggelamkanmu pada indahnya nada dari tiap alunannya.
Dan ini lah yang terjadi pada, ah sebut saja namanya Mawar.
Damn it! aku paling malas ngasih nama alias yang beda.

"Dan! ayok ngopi, ada yang mau aku ceritakan" begitu kalimatnya ketika pertama kali kutekan tombol jawab di henponku.
"Ngopi? jam segini?" Udah jam 7 malam, pas setelah maghrib, kawanku yang paling absurd ini nelfon.
"Iya, nggak ada waktu yang pasti untuk kopi, ayolah.."
"But I got some articles here, bentar lagi deadline."
"Fu*k your deadline! ayolah, I need you..please please please..."
"Heh mulut!! kebiasaan! Iya bentar, dimana?"
Aku langsung arahkan motorku ke coffee shop yang disebutkannya, untungnya udah sering kesini, jadi nggak perlu waktu lama hanya untuk ngapalin jalan.
Perempuan berkaus minion itu pun tersenyum girang, pas. Mirip sekali dengan tante-tante girang yang baru ketemu brondongnya.

"Heheheh, makasih udah datang, ayok dipesan, I treat deh kali ini."
"Ada apa sih? segitu hebohnya."
Satu gelas iced latte pun terhidang nggak lama setelahnya, dan dia, start giving me a surpise story.

"I'm in love, D" katanya memulai cerita
"hm? in love? sama?" kataku directly.
"Aku gak tau harus mulai dari mana. Kami.. kenal baru beberapa hari. dan dia itu..."
"Tunggu! beberapa hari? tepatnya?"
"Kami cuma ngobrol selama satu jam sih, tapi,"
"Kau nyuruh aku malam-malam kesini, untuk dengerin jatuh cintamu sama orang yang baru kau ajak ngobrol satu jam? kau gila!"
"Heh, denger dulu."
"Nggak ada yang perlu didenger dari obrolan sejam. Hell yeah, kau segitu desperatenya yah sampe sejam pun udah bisa jatuh cinta."
"Nggak gitu Dan, coba kau ketemu sama dia, kau pasti bakal ngerti kenapa aku bisa in love sama dia,"

Latte art bentuk daun itu pun udah mulai kutenggak tanpa anggun, Ah yang benar aja, jatuh cinta hanya dengan obrolan sejam? Cinta macam apa itu!

"What makes him special?" tanyaku mulai mencermati
"The way we talk, laugh, the way he listens to me. All of it, bikin nyaman, Dan. Aku yakin kau juga pernah ngalamin itu kan."
"Iya, pernah, tapi nggak dalam waktu sejam."
"Jadi gini, aku ketemu dia, di exhibition gitu, pameran foto yang di***** , tau kan?"
Well, pameran foto itu rupanya, memang sempat tau infonya tapi nggak kesana, pameran foto ya, apa jangan-jangan fotografer..

"Pameran foto, dia fotografer?"
"Bukan. Dia kerja di bidang IT,"
"Teknisi komputer?"
"Bukan, hampir mirip sih, tapi bukan,"
"Oh, kalau gitu, abang-abang jaga warnet?"
"Eh! nggak yah! emang kalau udah ngurusin IT bakal jaga warnet apa!"
"Ya lagian, dia itu siapa?"
"Waktu itu, dia ikutan pameran juga sih, sampingannya motret memang, tapi basically, dia kerja di IT dept gitu di perusahaan yang kau mau lamar kemaren lho," jelasnya.
Perusahaan yang mau aku lamar... ahhh... iya, perusahaan minyak...

"Ohh, terus, what makes you fall for him, by the way?"
"Pernah nggak sih kamu ngerasa nyaman gitu aja sama orang yang baru pertama kali ketemu? asik aja ngobrol, kayak kalian udah kenal bertahun-tahun. Ngalir semuanya, akrab, padahal kalian baru ngobrol selama sejam."
"hmmm, terus?"
"Itulah yang terjadi sama kami."
"Dia single?"
"Hmmm, nggak, dia udah punya pacar."
"Mati. Jauhin! pedekate kok sama pacar orang."
"Dengerin duluuuu. Dia memang punya pacar, tapi pacarnya ini beda keyakinan sama dia."
"Oh, maksudnya, si cowok ini yakin kalau dia ganteng, tapi si pacar nggak yakin, gitu?"
"Dana! serius ah."
"Ha, terus lanjut deh.."
"Dia memang udah punya pacar, tapi beda agama, inget ya, beda agama. Jadi bakalan susah nemuin ujungnya sih. Terus, dia memang pada dasarnya, hampir sama kayak aku, punya prinsip kebebasan. Selama belum menikah, bebas untuk menjalin romansa dengan siapa saja."
"Yap! dan ketika sudah menikah, bisa sangat merindukan kebebasan yang berujung pada malapetaka rumah tangga. Ah, lagu lama."
"Jangan gitu dong, Dan. Doamu jelek bener."
"Nggak ada yang lain apa? Kenapa harus pacar orang, ya walaupun mereka beda keyakinan, pacar orang kan tetap pacar orang."
"Iya sih, tapi gimana ya, aku nyaman, dia juga."
"Dia juga? Emang dia bilang gimana?"
"Hmm, Mawar, cinta itu, kadang bekerja dengan cara yang misterius. Kita nggak akan pernah tau kapan dia bakal datang. Kayak kita berdua sekarang, Aku nggak pernah tau kalau bakal ketemu kamu disini. Dan aku juga nggak tau kalau kita bakalan bisa saling mengasihi. Cinta itu, kadang hanya untuk dinikmati, bukan untuk dipertanyakan. Gitu katanya."
"Tumben lu hapal sama omongan orang," ketusku.
"Kali ini beda, aku suka banget sama kalimatnya, romantis."
"Ya, romantis dan jadul."
"Kok kau nggak ada dukung sama sekali sih Dan, dari tadi? katanya temen, kalau cuma untuk dibully gini, ngapain juga aku ngajakin kamu ngopi."
"Gini deh Ma, dengerin ya. Cinta itu memang bekerja secara misterius. Kadang bikin senang, kadang bikin gamang. Paling parah, kalau kau nggak siap untuk nerima efek buruknya. Jatuh cinta nggak salah kok. Yang salah itu, kalau kau jatuh cinta sama orang yang gak seharusnya. Masih banyak kok di luar sana yang single dan lebih kompeten untuk dipacarin, dari pada pacar orang." Aku teguk lagi latte dingin yang es nya mulai mencair.
"Aku nggak marah kok kalau kamu jatuh cinta sama dia, jatuh cinta itu normal. Beneran, aku juga pernah jatuh cinta. Tapi obrolan sejam, dan hanya kenal beberapa hari, nggak cukup untuk dijadikan pedoman, kalau cinta itu ada diantara kalian. Siapa yang tau kalau sebenarnya dia lagi galau dan butuh teman, dan kebetulan dia ketemu kamu. Gimana?"
"Iya sih.. Tapi kan..."
"Jatuh cintalah, hidup ini bakalan hampa bener pun kalau tanpa cinta, tapi bukan berarti jatuh cinta bisa sembarangan. Beda kasusnya, kalau kamu cuma mau cari hiburan semata. And no love involved. Ya silahkan."
"Maksudnya? maksiat?"
"Maksiat kepalamu! Bukanlah."
"Terus? kalau gitu apa dong?"
"Kalian saling nyaman, tapi untuk jadian itu bakal jadi hal yang imposible, so, kenapa kalian nggak menikmati kebersamaan antara kalian berdua aja? Sometimes love doesn't need a relationship. Sometimes, it just needs two people feel comfort. Ya toh?"
"Iya, sih.. "
"Tapi inget, jangan terlalu libatkan hati, kalau kamu memang cuma ingin menyenangkan diri. Kalau hatimu juga ikutan, bisa-bisa kamu yang bakalan sakit."
"Tapi apa dia juga ngerasa hal yang sama?"
"Tanyain dong, masa gitu aja nggak bisa."
"Nanya langsung? ah malas ah.. malu aku. mending telfon aja."
"Eh, sebaik-baiknya komunikasi, adalah komunikasi temu muka. Sarjana komunikasi kok gitu aja nggak ngerti."
"Hehhee, but thanks ya, untuk cinta yang bekerja secara misterius-mu tadi. Nggak salah punya temen kuli tinta,"
"Babi!!"

Cinta, kadang bekerja secara misterius. Tapi jalurnya, masih bisa dilihat.
Cinta itu nggak segelap bayangan dan masa lalu.
Hanya saja, beberapa orang menganggapnya begitu.
Saat cinta menyapa, kau bisa apa?
Tapi biar begitu, letakkan teguh logika.
Agar tak sakit kau nantinya..
Logikakan cinta, selogika rumus matematika.
Kalau kau tak bisa. hmm, matilah.



Medan, 13 Jan 2014
Saat kembali membuka history chat dengan seorang teman.

Senin, 06 Januari 2014

Kadang Cinta Adalah Jawabnya

Cinta, kadang bisa jadi jawaban untuk segala tanya.
Kadang.
Lalu cinta ada untuk selalu ditanya, apa benar, cinta itu ada?
Hingga kemudian, nyata pun ada, dan cinta itu mulai menyapa.

Seorang teman pernah bertanya, bagaimana bisa aku melukiskanmu dalam rangkaian kata yang begitu indah.
Kau memang indah, jawabku.
Tapi satu sisi dalam hati, mengiyakan tiap jengkal cinta untukmu.
Adakah rasa itu masih tertinggal?
Tanya lain mulai menyala.
Aku ingin mengangguk, tapi bagaimana jadinya, hati ini sudah lama tak terketuk..

Kadang cinta bisa jadi jawaban untuk setiap tanya yang ada.
Kadang.
dan ketika itu, aku pun hanya mampu menatap ke arah hujan dan menutup mata.
Dalam derap tiap harap.
Ada namamu disana, terpatri rapi, sangat rapi.

ah, sudahlah..
berpuluh minggu sudah tak ada lagi sapa hangat.
terbiasa sudah lara ini pun mengendap.

Kepada seorang sahabat, yang kepadanya hati ini pernah tertambat..
Bahagia padamu, pada tiap senyuman hangat, dan memohon padaNya agar kau selalu sehat...