Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Kamis, 30 Juni 2011

tentang perempuan peminta-minta

            Matahari bersinar dengan terik ketika kami sampai di kampus Universitas Sumatera Utara. Walaupun ketika itu jam masih menunjuk ke angka sepuluh, namun matahari menyengat seperti sudah jam duabelas siang. Wajahnya berbalut keriput, matanya pun sudah tidak mampu melihat dengan jelas lagi. Jilbab abu-abu yang sering ia kenakan pun sudah mulai lusuh. Bila diperhatikan, disebelah kirinya terdapat tas tangan berisi botol air minum. Dia duduk beralaskan plastik dengan kain batik yang menutupi kakinya. Dialah Nurhayati, wanita berusia 70 tahun ini adalah seorang peminta-minta yang sering duduk di bawah pohon di samping Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Wanita berjilbab yang kakinya sudah tidak kuat laki untuk berjalan ini menceritakan awal mula kenapa ia bisa menjadi seorang peminta-minta.
            Nurhayati yang sekarang tinggal di Batang Serai pasar 2 ini berasal dari Meulaboh, ibukota dari kabupaten Aceh Barat yang dijuluki sebagai Negeri Pasi Karam. Saat masih tinggal disana, ia bekerja membantu anaknya bekerja di pinggir pantai Meulaboh yang berjualan makanan. Pada pertengahan tahun 2004 ada seorang pria yang mendatanginya untuk bersedekah. Tapi pria tersebut memberikan sebuah syarat, yaitu ibu Nurhayati harus mau mengaji di daerah Besilam. pria itu juga menyatakan bahwa dia akan membiayai Nurhayati selama dua bulan disana yaitu sebesar Rp.500.000 perbulan.
            Namun sebelum sampai dua bulan waktunya mengaji, bencana tsunami melanda Provinsi Aceh, dan Meulaboh merupakan daerah dengan korban jiwa dan tingkat kehancuran yang tinggi. Nurhayati mengatakan anaknya menjadi korban bencana alam tersebut. Tapi seorang dari pengajian tersebut memberitahunya bahwa Budi, seorang cucunya yang cacat, selamat dari bencana tersebut. Budi cucunya yang berusia sembilan tahun itu dikabakarkan dibawa ke Lhoksmawe oleh para relawan. Nurhayati kemudian kembali dan membawa serta cucunya bersamanya.
            Kemudian dia bersama cucunya itu berangkat ke Medan. Awalnya ia tinggal di kaki-kaki lima, pelataran toko, dan di mesjid-mesjid. sampai pada suatu hari seorang pengunjung mesjid menawarinya tempat tinggal di gubuk di ladang yang ia miliki. Di gubuk berukuran 2x2,5 meter itulah ia tinggal bersama cucunya itu.
Mengemis menjadi pilihannya untuk mendapat sesuap nasi ketika seorang temannya menawarinya untuk ikut  meminta-minta bersamanya. Nurhayati bercerita awalnya ia malu untuk meminta-minta pada orang. kemudian temannya itu menasehatinya untuk tidak malu karena mereka adalah orang yang tidak punya. “gak usah malu-malu, kita ini orang gak punya, mau makan darimana kalo gak minta-minta. daripada cuma diam di rumah”, begitu ucapnya menirukan kata-kata rekannya itu.
            Saat ditanya kenapa ia memilih meminta-minta di kampus, dia mengatakan temannya yang juga sudah lama menjadi peminta-minta di kampus USUlah yang memberitahunya. Dia juga tidak tau harus kemana lagi meminta-minta karena dia tidak tau lagi tempat lain selain di tempatnya sekarang. Selain itu kakinya yang sudah sulit untuk berjalan mengahalanginya untuk dapat bergerak aktif seperti dulu. 
Wanita yang selalu duduk di bawah pohon di samping fakultas hukum inipun mengatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa di kampus ini sangat baik-baik. Mereka sering memberinya seribu atau dua ribu walau tidak semua mahasiswa yang melewatinya mau untuk memberi.
            Dia mengatakan uang yang ia dapat juga cukup untuknya makan, mulai pagi sampai jam sepuluh ia bisa mendapat hingga sepuluh ribu rupiah. Wanita yang sering memberikan ucapan doa-doa ketika ada yang memberinya sedekah ini juga menyatakan bahwa ia tidak tahu sampai kapan ia bisa bertahan menjadi seorang peminta-minta. Karena umurnya yang sudah tidak lagi muda dan kakinya yang sudah tidak sekuat dulu. Dia tidak tahu Budi, cucunya yang menderita cacat pada kakinya akan seperti apa, karena mereka tidak memiliki siapa-siapa lagi. Begitulah katanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
            Dia pun tidak berhenti berterimakasih saat kami meninggalkannya karena wawancara kami sudah selesai. “makasih yah nak, semoga lulus , sukses, pikirannya jangan kemana-kemana”. ucapnya dengan senyum ramah yang selalu ia berikan pada tiap orang yang lewat.
            Kenyataannya banyak orang yang tidak menyukai keberadaan peminta-minta di wilayah instansi pendidikan. Ada yang mengatakan bahwa keberadaan mereka mengganggu tatanan kampus. Tidak seharusnya peminta-minta dibiarkan berada di wilayah kampus yang notabene merupakan tempat belajar, terlepas dari alasan mengapa mereka menjadi seorang pengemis. Ada juga yang berpendapat bahwa seharusnya pengemis tidak seharusnya ada di wilayah kampus mengingat masih banyak tempat lain yang banyak didatangi masyarakat seperti tempat rekreasi dan pusat perbelanjaan.  
             Kecurigaan masyarakat juga sering muncul dalam menyikapi keberadaan peminta-minta. Hal ini disebabkan adanya sindikat-sindikat pengemis yang kerap muncul di masyarakat. Mereka menggunakan banyak cara untuk mendapatkan rasa iba dan pemberian dari orang. ada yang membawa anak kecil, membalut bagian tubuhnya dengan perban, padahal mereka memiliki tubuh yang masih segar bugar, sampai yang mengenakan pakaian compang-camping untuk menarik perhatian orang, dan tidak jarang mereka dipimpin oleh seorang bos yang mengkoordinir mereka. Namun yang perlu dicermati dari kisah ibu Nurhayati yang saya tuliskan diatas ialah, tidak semua peminta-minta memiliki motif menipu karena keengganan mereka bekerja. Ada orang yang menjadi peminta-minta karena tidak memiliki kemampuan untuk bekerja lagi secara wajar
            Pemerintah juga menetapkan peraturan yang tertuang dalam peraturan pemerintah NO. 31 tahun 1980 tentang penangguangan gelandangan dan pengemis. Dalam pasal 1 dapat dilihat bahwa pemerintah memberikan beberapa poin penting penanggulangan gelandangan dan pengemis. Beberapa poin tersebut menyebutkan usaha-usaha ang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan tersebut. yaitu : Usaha preventif adalah usaha secara terorganisir yang meliputi penyuluhan, bimbingan, latihan, dan pendidikan, pemberian bantuan, pengawasan serta pembinaan lanjut kepada berbagai pihak yang ada hubungannya dengan pergelandangan dan pengemisan; kemudian Usaha represif yang merupakan usaha-usaha yang terorganisir, baik melalui lembaga maupun bukan dengan maksud menghilangkan pergelandangan dan pengemisan, serta mencegah meluasnya di dalam masyarakat.; dan terakhir Usaha rehabilitasi yaitu usaha-usaha yang terorganisir meliputi usaha-usaha penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali baik ke daerah-daerah pemukiman baru melalui transmigrasi maupun ke tengah-tengah masyarakat, pengawasan serta pembinaan lanjut, sehingga dengan demikian para gelandangan dan pengemis, kembali memiliki kemampuan untuk hidup secara layak sesuai dengan martabat manusia sebagai Warga negara Republik Indonesia.
            Tidak ada yang tahu secara pasti hingga kapan keberadaan peminta-minta di negara ini dapat diatasi. Karena sejatinya tidak akan ada peminta-minta jika setiap institusi yang berkaitan dengan permasalahan ini dapat memberikan jalan keluar dan pemacahan bagi masalah ini. karena orang yang sudah tua dan tidak memiliki keluarga lagi seperti Nurhayati, yang wajarnya sudah pensiun, dapat memperoleh penanganan yang jelas dari pemerintah.



sekian
salam gadis 
           

Senin, 27 Juni 2011

just speak up !

well,, aku sedang ingin memanfaatkan fasilitas wi-fi yang sekarang secara sukarela diberikan oleh ibuk kostku.
dan yah,, kenapa gak di pol-polin aja..

kali ini aku mau share sebuah case yang berawal dari sms seorang partner in crime ku di kampus.
dia bertanya tentang mimpi, yah, mimpi, yang biasa dibilang sebagai bunga tidur.
tapi aku gak akan bahas tentang mimpi, i'm not ahli nujum..

yang membuatku tertarik adalah masalah yang dia ceritakan.
tentang seseorang yang mengambil ruang yang cukup besar di hati, ya, seseorang yang biasa disebut ehem-ehem.

hmm,,
mungkin begini ilustrasinya,
ketika seseorang sudah mengambil ruang yang cukup besar dengan kedalaman yang tidak biasa, maka bukan hal yang tidak mungkin membuat kita terpaku begitu lama ketika tiba-tiba orang itu muncul di dalam mimpi yang gak pernah kita desain sebelumnya. Apalagi kejadian di dalam mimpi itu membuat kita berpikir, "ada apa ?", "apa yang terjadi ?"

baiklah, ada sebuah kalimat dari smsnya yang membuatku tersenyum, begini kalimatnya : "sebenernya aku malu mengakuinnya kalau, aku khawatir. dan sebenarnya masih peduli."
dan secara cepat jari-jariku mereply smsnya dengan sebuah pertanyaan singkat :"dan kau masih sayang ?"
kemudian si kawan memberikan jawaban yang sudah kuduga, ya, jawaban yang tidak mengisyaratkan sebuah kemutlakan perasaan, jawaban yang labil dalam bahasaku. jawaban yang menunjukkan jawaban 'iya'.

dan sebuah kalimat yang menggerakkanku untuk memposting sedikit cerita ini, "kalau udah kayak gini, aku iri sama kau, karena soal hati kau bisa frontal"
kalimat inilah yang aku rasa menarik untuk sedikit kubahas dalam postingan kali ini.

frontal dalam pengungkapan perasaan.
frontal disebut juga sebagai sikap terbuka, terang-terangan dan langsung.
aku lebih suka membahasakannya sebagai speak up atau berani bicara.

terkadang orang memiliki kesulitan ketika ingin menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaannya. hal iini bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti background keluarga yang menjunjung tinggi hierarki, misalnya orang tua adalah orang tua, dan anak tidak memiliki hak untuk berpendapat berbeda dengan orang tua, kemudian rasa malu, ya, malu karena adanya rasa takut terhadap efek samping yang ditimbulkan dari perlakuan dan pengakuan yang dibuat, kemudian adanya pikiran sempit (dalam hal ini aku menyoroti tentang masalah gender) bahwa perempuan tidak selayaknya berani berbicara di depan publik atau mengungkapkan perasaannya terhadap lawan jenisnya.

faktor-faktor diatas hanyalah secara garis besar, ada banyak faktor-faktor ringan atau kecil lain yang juga berdampak pada kesulitan penyampaian pendapat dan perasaan.

aku berpendapat secara pribadi disini,,,
wajar memang jika kita merasa enggan untuk mengutarakan apa yang ada di dalam benak kita, manusiawi setiap orang memiliki rasa ragu, namun ada hal yang harus juga kita pikirkan, yaitu bahwa orang lain juuga perlu tau atas apa yang kita rasakan, bahwa kita memiliki pendapat tertentu atau kita memiliki perasaan tertentu terhadap orang itu.
mereka perlu tau,
ya, jika kau enggan mengutarakan apa pikiran dan perasaanmu, maka dapat kukatakan bahwa apa yang kau rasakan dan kau pikirkan akan menjadi hal yang mubazir dan sia-sia karena tidak diketahui oleh orang yang dimaksud.
sebagian orang mungkin sering berkata seperti ini :"biarkan sajalah, waktu yang menjawab"
oya ? lalu seberapa hebat waktu itu ? waktu hanya berjalan, didalamnya ada takdir Tuhan, dan didalamnya juga ada hal yang bisa kau lakukan. jadi hanya berserah pada waktu tapi tidak melakukan apa-apa ?
oh guys,, you just waste your time..

terkadang orang lebih memilih memendam perasaannya, dan membiarkannya begitu saja.
tapi, mau sampai kapan ?
kau mungkin bisa menyimpan segala macam keluh kesah, cerita, atau pendapat tak tersalur di dalam benakmu, tapi bukankah tiap benak manusia ada batasannya ? dan jika anggaplah itu sebagai ruangan, lalu penuh, mau ditaroh mana lagi perasaan dan pikiran baru yang muncul lagi setelahnya ?
itulah gunanya pengungkapan.
kau mungkin tidak akan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan yang kau harapkan atas pengutaraan perasaanmu, tapi bukankah merasa sedikit lebih lega itu juga lebih baik ? ya setidaknya kau tidak akan meledak seperti gas tiga kilo ketika ruangan penyimpanan itu penuh.

dan yang perlu diingat adalah, bukan hal yang memalukan untuk mau mengutarakan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita terhadap seseorang, gantilah istilah itu dengan kata 'berani'.
ya, itu merupakan suatu keberanian ketika kita mau mengakui, mau untuk menyampaikan sesuatu, itu bukan hal yang memalukan, tapi merupakan suatu bentuk keberanian, karena orang hebat sekalipun belum tentu mampu untuk mengutarakan apa yang hatinya rasakan.

so, speak up !

sekian,
salam gadis;;
\m/

Selasa, 14 Juni 2011

Kaperlek (kapan perlu, pake)

June 14th 2011.

Hari ini forum evaluasi. .
Tapi di postingan kali ini, aku gak akan bahas hasil evaluasi diri,
kali ini aku akan sedikit bahas tentang salah satu problem yg sempat tercetus di forum tadi.
Kaperlek, yah, istilah yg gak enak didenger kuping, tapi gak jarang ditemukan.

Kaperlek atau kapan perlu pake adalah istilah yang sering digunakan orang untuk menyebut orang yang mencari teman, mendekat, atau berteman hanya ketika diperlukan atau menginginkan sesuatu.
Setelah selesai urusan, selesai jugalah temenannya.

Bukan hal yang sulit untuk menemukan orang yg suka meng-kaperlek-kan orang,
dan gak susah juga untuk nemuin orang yg mau ato rela di-kaperlek-kan.

Pernah dapet temen yg tiba2 deket waktu ujian ato ada tugas sulit ato ternyata dia lagi kesusahan, tapi giliran seneng dan gak butuh trus kau ditinggal gitu aja ?
Yap, kau sedang menjadi orang yg di-kaperlek-kan.

Sebenernya bukan hal yang seutuhnya buruk jadi orang yg di-kaperlek-kan,
positifnya, mereka anggap kau bisa diandalkan, kau punya kemampuan yg lebih dibanding mereka yg meng-kaperlek-kanmu.

Tapi tetep aja, sikap meng-kaperlek-kan orang bukan sikap yg baik, karena sikap yg seperti ini bisa menimbulkan beberapa hal.
Seperti rasa traumatik dan penggeneralisasian terhadap orang2 dgn sikap kaperlek.

Maksudnya, orang yg pernah mengalami kejadian pengkaperlekan ini, bisa saja mengalami traumatik akibat hal tsb, seperti seringnya mendapat perlakuan ini, dicari ketika dibutuhkan, dibuang ketika urusan selesai.
Orang yg pernah mengalami tingkat kaperlek tinggi dapat membuat orang tersebut 'buta' terhadap setiap jenis pertemanan dan menganggap semua orang yg menjadi temannya akan melakukan hal yg sama,
sehingga tidak ada sahabat baginya, yg ada hanyalah orang yg mencari karena butuh. .

Dalam forum, aku temukan kenapa orang cenderung diam ketika di-kaperlek-kan.
Adanya rasa takut kehilangan teman, dan takut dibenci.

Dalam sebuah kelompok, gak jarang ada orang yg menjabat sebagai orang yg 'bekerja' untuk kelompok.
Maksudnya, ktika ada tugas ato ada hal yg harus ditanggung jawabi, maka orang inilah yg melakukan itu semua,
nah, orang yg rela diperlakukan seperti ini dan menerima perlakuan tsb, tkadang takut untuk melawan ato enggan bilang tidak, karena takut dijauhi oleh kelompoknya.
Hingga dia rela, walau terpaksa.

Sering saat di-kaperlek-kan bahkan oleh teman sendiri, kita diam dan terima saja,
hal ini dapat juga diakibatkan oleh rasa enggan ato gak enak ah kalo nolak, kalau aku gak mau,ntar dia marah. .
Seperti itu.
#agak curhat sikit

Cara sederhana yg bisa dilakukan untuk berhenti menjadi orang yg di-kaperlek-kan adalah berani berkata tidak.

Tidak mudah mungkin, tapi bukan berarti tidak bisa.
Kau juga perlu menunjukkan perasaanmu, ketidaksetujuanmu terhadap perlakuan tsb.

Dan buatlah seperti ini,
aku butuh kau ? Enggak juga, gak temenan sama kau, ip ku turun ? Gak ah,
jadi jangan atur dan buat aku seperti mau mu.

Begitu.

Karena seorang sahabat dikatakan sebagai sahabat bukanlah karena sering bersama, tapi karena ikatan hati yang terjalin diantaranya.
Rasa saling membutuhkan, rasa saling menghargai.

Perlu ditandai, saling.
Jadi bukan hanya satu pihak yg bertindak.

Karena teman yang kau perlukan bukan hanya teman yg tumbuh bersamamu, tapi juga mampu membuatmu tumbuh.

Pilihlah lingkaran yang tepat untukmu, lingkaran yang menganggap kehadiranmu berarti bukan karena apa yg kau lakukan, tapi karena kau selalu hadir, dan ada bagi mereka, sehingga sebuah lingkaran tidak akan menjadi lingkaran sempurna bila tanpa kamu.


Sekian.
Salam gadis.

Senin, 13 Juni 2011

Mendengarkan

June 13th 2011.

Hari ini uas hari terakhir.
Then memforum with them. .

Menforum, buka forum, sebutan yang kupakai untuk menyebutkan sebuah diskusi umum yang sering kulakukan bareng partners in crime ku di kampus.

Forum bisa tentang apa aja,
tentang kuliah,
problematika kehidupan,
dan juga tentang kegalauan hati.

Forum kali ini tentang mau mendengarkan pendapat orang lain.

Dimulai dengan curhatan beberapa teman, forum ini dibuka juga dengan banyak gagasan.

Hal yang paling kusuka dari sebuah forum adalah mendengarkan.
Ya, mendengarkan,
sebuah kata yang sederhana tapi tak sesederhana saat prakteknya.

Seperti jargon sebuah iklan : karena hanya dengan mendengarkan, kita bisa lebih mengetahui.

Yap, dimulai dengan mendengarkan.


Ketika seorang teman bercerita tentang masalahnya, yang pelik kelihatannya, sulit temukan jalan keluarnya,
lalu ? Kau mau apa ?
Terkadang, orang dengan masalah berat, kemudian dia bercerita, sebenarnya tidak mencari solusi, tapi butuh orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya.

Tapi walaupun dia butuh solusi,
bukankah solusi bisa muncul jika kita tau keseluruhan masalah ? Dan mengetahui kesuluruhan masalah dapat dilakukan dengan mendengarkan.

Gak jarang, orang sangat suka didengarkan ketika dia bicara, tanpa tau, bahwa orang yang mendengarkan juga punya mulut yg ingin didengarkan.
Disinilah istilah take and give berperan.

Ketika kau ingin didengarkan, mulailah dengan mendengarkan.

Gak bisa dipungkiri, ketika kita mendengarkan, maka kita bisa berpendapat, saling memberi pendapat dalam sebuah forum itulah yg paling aku sukai.

Tiap orang punya hak yang sama dalam berpendapat,
dan tiap orang juga punya kewajiban yg sama untuk mendengarkan sehingga berhak untuk berpendapat.

Dengan mendengarkan, kita bisa tau potensi diri.
Ya, potensi yang kadang tidak kita sadari tapi diketahui orang lain.
Potensi yang akan terungkap hanya jika kita mau mendengarkan orang berpendapat tentang diri kita.

Ketika mendengarkan, gak jarang aku mendapati orang yang dominan.
Yaitu orang yg memberikan hakku untuk mendengarkan dan melupakan kewajibanku untuk membuatnya mendengarkan.
Singkatnya seperti: "aku mau cerita, kau dengarkan, jangan potong2, dengarkan aja."
tanpa mengingat kapasitas tiap telinga manusia punya batas.

Mendengarkan dapat membuat kita mengerti orang lain.
Percaya lah, ketika kau mendengarkan seseorang bicara, kau juga bisa tau, seperti apa orang itu.

Aku berpendapat,
seseorang dinilai bukan dari apa yang disampaikan, tapi bagaimana cara penyampaiannya.
Aku sebut ini sebagai packaging.

Ketika mendengarkan, aku mulai bisa menilai tentang bagaimana orang bisa dikatakan cerdas.
Seseorang dikatakan cerdas bukan dari kritik-kritik yang dia sampaikan untuk menyikapi suatu hal.
Tapi orang cerdas adalah orang yang bisa menyampaikan kritikannya dengan cara yang baik agar bisa diterima lawan bicara dan gak menimbulkan kesesakan di dada.

Saat mendengarkan,
aku tau apa yang belum aku tau,
dan yang aku tau dapat menjadi hal yang orang lain dengarkan untuk menjadi tau.

Seorang pendengar gak jarang disebut juga tong sampah.
Ya, orang yg mendengarkan keluh kesah, unek2, kegalauan, curhatan, atau apapun itu namanya.
Tapi bagaimana pun seorang pendengar menjadi orang yg paling penting ketika kau bicara.
Ibaratnya, seperti radio yang menyala 24 jam tanpa ada seorang pun yang mendengarkan, akan sia2. .

Seorang teman pernah berkata, "ketika kau jadi tong sampah, jadilah tong sampah yg berlubang. Jadi waktu kau penuh, kau gak akan meledak."

kemudian aku berpendapat, tiap tong sampah pasti butuh TPA, tempat pembuangan akhir.
Artinya orang yang mendengarkan juga perlu orang lain untuk mendengarkannya juga.

Dalam sebuah forum,
proses yg terjadi adalah saling mendengarkan.
Saling mendengarkan dapat berarti saling menghargai.

Dan seseorang yg hebat bukanlah orang yang didengarkan banyak orang, tapi orang yg hebat adalah orang yang bersedia untuk meluangkan waktunya mendengarkan orang lain. .

#hasilforumtdsiang.

Salam connector

Jumat, 10 Juni 2011

Saat nge-kost

June 11th 2011.

Indekost.
Aku pernah baca kalo asal kata ini adalah dari bahasa belanda.
Tapi, aku gak tau artinya apa. .

Aku ingat, pertama kali aku ngekost adalah seminggu sebelum pengumuman UMB 2009. .
Sado Executive kost,
itu sebutannya.

Sebuah rumah kost2an yang berisi 6 kamar, 2 orang masingan..

Sebuah rumah, bukan pertama yang menjadi tempat tinggalku di kota yang dibilang metropolitan ini.

Menjadi tempat yang berisi orang-orang luar biasa, yang menjadi keluarga, menjadi sahabat, dan menjadi bank simpan pinjam.

Orang-orang yang menghiburku ketika aku yg waktu itu gak lulus UMB, dan menghabiskan waktu sejam untuk menangisi kegagalanku. .
Orang-orang diam-diam kujadikan bahan observasi.

Kejadian-kejadian seru nan tak terduga yang terjadi selama ini. .

Ketika seorang kakak kostku patah hati, dan cukup melemahkan jantungku.
Ketika seorang teman kostku sakit tumor, dan menelepon setelah operasi, yang membuat kami panik setengah idup.
Ketika seorang lagi bertengkar dengan pacarnya sampai adu jotos.
Ketika menyaksikan satu persatu kakak kost sidang dan diwisuda.
Ketika memborbardir anak kost yang sedang ultah dengan telur yang sudah sminggu bertengger di dalam kulkas.

Semua halaman dari buku harian kostku yang akan tetap tinggal di memoriku.

Seorang kakak kostku, yang selalu dibilang lebih mirip aku dibandingkan kakak kandungku sendiri, akan meranjak, meninggalkan kost ini, pulang ke pangkuan ibunya.

Ada banyak hal yang pernah kami lewati bersama, walau tanpa bintang.
Seorang perempuan dari jurusan olahraga dgn fokus karate, perempuan bertubuh makmur berjilbab, yang menjadi guru renangku,
dia juga yang sempat membuat jantungku berdtak tak beraturan ktika dia patah hati.

Sebuah percakapan dari hati ke hati saat ini,
tentang saat2 lucu dengan penghuni kost terdahulu,
tentang kejadian2 yang pernah trjadi namun terlewatkan olehku.

Dia akan menjalani hari2nya untuk masa depan yg insyaallah lebih baik.
Menjalani sebuah jalan yang dia pilih.

Dan aku percaya,
tiap orang punya jalannya sendiri,
dan jalan2 yang dilalui punya persimpangan yang jalanku dan jalanmu mungkin akan bertemu.

Akan ada hal yang berbeda dengan rumah ini,
penghuninya dan sistem di dalamnya.

Suatu hukum pertemuan,
kalau kau pernah bertemu, kau juga akan berpisah.
Kalau gak mau pisah, ya jangan ketemu.

Setiap orang punya kepribadian tersendiri, itulah yang menjadi tantangan dalam sebuah lingkungan.

Tiap hal yg pernah terjadi akan menjadi kenangan, kenangan yang tersimpan rapi dalam hati dan pikiran.
Kenangan2 itu mungkin akan tertimpa dengan kenangan lain, tapi kenangan itu, akan tetap ada.

#di kamar.
#menggalau.

Minggu, 05 Juni 2011

wi-fi oh wi-fi

june 5th 2011

berawal dari niatan yang besar di hati untuk memulai mengerjakan bab 1 yang menjadi tugas akhir salah satu mata kuliah di semester ini, kunyalakan laptop yang sudah memanggil-manggil menggoda untuk segera menjamahnya.
yah, seakan-akan berbisik mesra " woy nok ! kapan mau kau kerjakan tugas mu itu hah ?! kamis neng, kamis dikumpul".
well, baiklah, kedengarannya udah gak mesra lagi.

entah dari mana ada jaringan wi-fi singgah di lappie seksi ku,,
koneksinya luar biasa, ya, setidaknya cukup untuk mendownload lagu satu album dalam waktu setengah jam, plus youtube yang lancar tanpa gangguan sama sekali.

dan mulailah kami, makhluk kost paling eksekutif dapat layanan wi-fi tanpa nama, dan jelas,,
gak mungkin disia-siakan gitu aja.
yah,,
entah berapa kali bolak-balik internetan tanpa henti.

termasuk salah satu teman kostku yang biasanya nge-net di warnet gak pernah buka youtube karena bakal ganggu koneksi, sekarang secara bebas dan liar asik ganti-ganti tontonan.
hhmm,,

begitulah,
ketika tugas butuh rujukan yang banyak, jaringan wifi dengan indahnya muncul..
untuk siapapun pemilik hotspot ini,,
tH@nk$ yaaChh..
Kaww b3nar2 m3mb@ntuQ untUk men9@l4yyy,,

empati, mungkinlah

Juni 5th 2011.

sedang sibuk dengan bab 1, stuck,,
dan tiba-tiba, entah darimana, di kostan ini jadi bisa internetan gratis, bukan dari wifi nya ibuk kost yang butuh keyword ntah apa..

like usual, ngeblog, ngetwit, then facebookan,,
seperti biasa, letakkan berfacebook ria di urutan terakhir ketika browsing..
mencegah kegalauan lah dikit.

mataku tertuju pada chat-list,
ada nama dia, seorang sahabat yang sudah 6 bulan ini mengalami perubahan drastis.

ya, kusebut drastis karena dia yang biasanya selalu ramah dan punya waktu untuk bertemu denganku dan seorang sahabatku yang lain, kini sudah sangat sibuk kelihatannya.
terakhir kali, janji yang telah dia buat, tempat dan waktu yang dia tentukan, hambar,
janji tak lagi terpenuhi, hingga detik aku menulis ini semua.

beberapa hari lalu, kuliah libur, aku pulang ke rumah, menuntaskan kerinduan pada keluarga dan pada keponakan kecilku yang masih berumur dua bulan, yang katanya selalu tidak bisa tidur jika aku merindukannya, dan berakhir dengan ibunya yang adalh sepupuku, ngomel dan memaksaku untuk pulang,, "kalo kangen itu yah pulang napa lho nte,, kasian ni adeknya gak bisa tidur,, udah tau punya ikatan batin". begitu katanya.

hmm,
ya, ikatan batin..

entah benar atau tidak, aku percaya ikatan batin selalu ada,
seperti ibuku yang selalu tau jika aku sakit di kost, ya, dia tau, karena dia juga merasakan sakitnya.
seperti ayahku yang tau ketika aku patah hati atau ketika ada lelaki yang dekat denganku,, dia tau, entah darimana, jawabannya selalu sama ketika ditanya,, "i'm your dad,, of course i know,,"

sebuah ikatan batin yang juga aku rasakan pada dua orang sahabatku,,

pernah kurasakan jantungku berdetak tidak beres, pikiranku selalu tertuju padanya, riyani, sahabatku sejak sd..
dia pasti sedang tidak sehat, atau sedang memendam masalah yang cukup berat..

mungkin hanya kebetulan, tapi aku selalu menikmati setiap detakan jantung yang tidak normal, stiap pikiran yang tiba-tiba terfokus pada salah satu teman, ketika hati berkata ada hal yang sedang terjadi pada sahabatku dan dia membutuhkanku,,
ya,, rasanya, aneh,, aku pasti panik, tapi setelahnya, aku bahagia, bisa ikut merasakan, atau setidaknya tau dengan apa yang terjadi pada sahabatku sebelum mereka bercerita secara gamblang.

begitupun saat ini,,
aku mulai bisa ikut merasakan kejadian yang dialami partner in crime ku di kampus,,
saat si venus terkilir, firasatku sudah berkata demikian di malam sebelumnya,
saat dia senggugut, yah,, hehe,, aku pasti sudah tau,,
saat phei galau dengan hubunganya dengan seorang pria, tiap pesan singakt darinya yang singgah di ponselku, membuatku jadi seperti tau, apa yang sedang ada di pikiran dan perasaannya.
ketika hikari bertemu dengan hatinya, yah,, malamnya aku menangis, ntah, aku juga gak ngerti kenapa nangis, tidak ada hal yang harus disedihkan,, pikiranku kemudian tertuju padanya dan hatinya itu,, hingga aku tertidur, dan bertemu dengannya keesokan pagi,, yah, dia bercerita, dia menangis, bahagia..
ntahlah,,
ketika si kocik menunggui neneknya yang sedang sakit keras,
seperti tau, aku tidak terlalu ingin membahas masalah itu, karena yang aku tau, suasana hatinya sedang tidak baik..
mungkin inilah yang disebut empati.
ya, empati..

tapi aku gundah, ketika tidak bisa merasakan hal yang sama pada seorang sahabatku itu,, entahlah,, semua terjadi selalu saat dia punya pacar,, mungkin karena aku cemburu dia tak lagi punya waktu berkumpul seperti biasa, ya, mungkin..
terkadang hatiku bahkan tidak terlalu bersemangat untuk tau apa yang terjadi dengannya.

aku hanya mengumpulkan kabar dari kawan-kawan dan keluargaku yang mungkin tau kabarnya.
padahal rumahnya tidak jauh dari rumahku, enam hari di rumah tidak meringankan langkahku ke rumahnya.
entahlah,, akupun gak ngerti.

dari semua hal yang aku dapat tentangnya, tidak sediktpun terukir hal yang baik untuk di dengar.
aku resah, tapi keresahanku tak cukup besar untuk membuatku menemuinya.

tapi kata-kata ibuku sedikit memberiku pandangan.. "waktu kawan kita punya pacar, kita gak bisa mengharapkan dia punya waktu sebanyak yang dulu dia punya buat kita dan pikiran yang selalu sama rindunya sama rindunya kita. kawan kita mungkin berubah, tapi satu yang gak boleh berubah,, perasaan peduli dan sayang kita ke kawan kita itu."

hmm,
apapun. bagaimanapun. dia tetaplah seorang kawan yang dengannya aku ikut bertumbuh..
aku sayang dia sama seperti aku sayang riyani dan empat orang gila partner in crime ku itu..

Sabtu, 04 Juni 2011

kawan, aku rindu

28 Mei 2011.
Minggu terakhir di bulan Mei. .

Hmmm. .
Kubuka album foto yang mungkin sudah berbulan-bulan tak tersentuh. .

Kupandangi tiap potret yang ada.
Tawa, senyum, cemberut dan datar kadang. .

Aku rindu kau kawan, rindu kalian.
Aku rindu tiap jengkal jalan yg kita lalui dgn penuh peluh dan tawa.
Aku rindu tiap detik cerita yang kita rangkai bersama.

Aku rindu ketika kalian slalu menggangguku dan mencubit pipiku.
Aku rindu ketika bakwan dan pisang goreng yang kupesan habis dikunyah kalian.
Aku rindu kawan.
Aku rindu.

Saat janji untuk bertemu tlah disepakati.
Tlah kusiapkan waktuku sendiri untuk kalian, untukmu.
Tanpa tugas, tanpa janji lain, dan tanpa alasan lain.

Tapi, tak skalipun janji itu terpenuhi,
tidak.
Kau tlah buat perjanjian baru, dan lagi, aku hanya bisa menunggu, ,
menunggu untuk melepas rindu dgn sahabatku.

Kau tau,
sering kudengar kabar tentangmu,
kabar yang bahkan aku tak berniat mendengarnya.

Aku mencoba trus positif, atas apa yg kau lakukan, tanpa aku sendiri tak tau sampai kapan bisa bertahan menjadi orang yang slalu berpikir positif.

Aku ingin kita bertemu,
duduk lesehan dengan tiga gelas jus dan tiga mangkok mi ayam favorit kita.

Bercerita tentang dunia kita,
tentang tiap hela nafas kita. .

Oh kawan.
Aku rindu,
rindu skali bahkan.
Aku tidak ingin kerinduan ini menguap menjadi kebosanan.
Bosan menanti waktumu.

Hm,

#lagi disebelah venus.
#agak galau.
#AGAK YA

jangan nyanyikan kegalauanku

23 Mei 2011.

Minggu ini minggu terakhir perkuliahan, dijejali tugas-tugas akhir yang cukup memeras keringat dan tenaga.

Satu tugas sudah selesai, dah dikerjakan dgn sebaik mungkin, insyaallah baik juga akhirnya.

Menggila, hal yg menurutku wajar dilakukan stelah kesibukan belakangan ini berkurang.
Menyanyikan lagu-lagu dgn nada 'terindah' dan 'tergalau'.

Hm,
nama itu lagi.

Sebuah nama yang aku sudah tidak ingin ada yg menyanyikannya lagi.
Sebuah nama yang sudah menjadi 'biasa' dan tak ingin lagi kusebut.
Sebuah nama yang telah menyebutkan nama lain.

Hm.
Ayolah, ,
jangan galaukan aku dengan nyanyian namanya lagi.
Mari bicara tugas.

Tapi tetap saja,
lirik lagu lain kembali dilantunkan.
Tentang sebuah penantian, tentang cinta yang tak sampai,
tentang sedih yg tak berujung,
tentang aku bukan dia,
tentang perasaan yang already gone..

Huh,
kembali tiga orang gila ini membuatku galau.
Ah !
Damn !

Sang surya mulai kembali ke sarang ketenangannya, saat aku kembali bergelut dengan dunia siber.

Lagi,
nama itu muncul,
dan aku tak mau peduli.
Karena ujungnya pasti jadi galau lagi.

Hm,
langit sore yang sedang kupandang,
udara kota medan yang sedang kuhirup,
kelelahan yang kurasa,
rasa syukur yg kuhanturkan pada Yang Kuasa,
hm,
yang ingin kupastikan,
bukan nyanyian atasmu yang kugalaukan. .

>galau adalah ketika kau mencoba untuk bersikap biasa, tapi hatimu berkata tidak.

#apasih ini
#cumalagigalau
#beneran lho

masih kau

18 Mei 2011,
22.00.

Bulan sudah tak lagi sempurna bulat tampaknya.
Bintang yang pernah begitu indah, tak nampak berkelip genit. .

Kuhempaskan tubuhku diatas kasur awan berbantalkan kerinduan.
Kerinduan padamu,

kau yang pernah membuatku terpaku hanya dengan melihat kau tersenyum.

Kau yang membuatku selalu ingin tampil menarik saat kau berdiri di depan.

Kau yang membuatku bangun sangat dini hanya untuk melihatmu beranjak dari sini.

Kau, yang mampu membuatku galau tingkat akut.

Kau yang membuatku merasa terbang ketika namamu tersebut.

Dan kau, yang kutau kini tlah memiliki dia,
dia perempuan yang kau pilih dengan hatimu.
Dia, yg membuatku cemburu ketika kau bernyanyi untuknya.
Dia, yang kutau, jauh lebih dari ku. .

Lantas ?
Bukankah rindu itu bukan sebuah dosa ?
Undang-undang bahkan tidak melarang penduduk republik ini untuk merindukan sesamanya..

Tapi harus bagaimana ?
Apa kau tau rasanya ?
Tetap merindukan orang yang bhkan tak pernah merindukanmu ?

Seperti ketika rasa kantuk memborbardirmu, tapi matamu masih tak ingin tertutup.

Kupejamkan mata, berharap besok sudah tak merindukanmu.
Tapi masih,
kau. .

Kau masih menjadi orang yang paling kurindukan.

Kau masih menjadi orang yang ingin kulihat saat aku mengunjungi ruanganmu.

Kau masih menjadi lagu rindu yang kulantunkan kala memandang langit senja.

Kau,
masih kau orangnya.

#akibat galau liat tugas.
#beneran lho.
#gak untuk siapa2 lho ini.