Juni 5th 2011.
sedang sibuk dengan bab 1, stuck,,
dan tiba-tiba, entah darimana, di kostan ini jadi bisa internetan gratis, bukan dari wifi nya ibuk kost yang butuh keyword ntah apa..
like usual, ngeblog, ngetwit, then facebookan,,
seperti biasa, letakkan berfacebook ria di urutan terakhir ketika browsing..
mencegah kegalauan lah dikit.
mataku tertuju pada chat-list,
ada nama dia, seorang sahabat yang sudah 6 bulan ini mengalami perubahan drastis.
ya, kusebut drastis karena dia yang biasanya selalu ramah dan punya waktu untuk bertemu denganku dan seorang sahabatku yang lain, kini sudah sangat sibuk kelihatannya.
terakhir kali, janji yang telah dia buat, tempat dan waktu yang dia tentukan, hambar,
janji tak lagi terpenuhi, hingga detik aku menulis ini semua.
beberapa hari lalu, kuliah libur, aku pulang ke rumah, menuntaskan kerinduan pada keluarga dan pada keponakan kecilku yang masih berumur dua bulan, yang katanya selalu tidak bisa tidur jika aku merindukannya, dan berakhir dengan ibunya yang adalh sepupuku, ngomel dan memaksaku untuk pulang,, "kalo kangen itu yah pulang napa lho nte,, kasian ni adeknya gak bisa tidur,, udah tau punya ikatan batin". begitu katanya.
hmm,
ya, ikatan batin..
entah benar atau tidak, aku percaya ikatan batin selalu ada,
seperti ibuku yang selalu tau jika aku sakit di kost, ya, dia tau, karena dia juga merasakan sakitnya.
seperti ayahku yang tau ketika aku patah hati atau ketika ada lelaki yang dekat denganku,, dia tau, entah darimana, jawabannya selalu sama ketika ditanya,, "i'm your dad,, of course i know,,"
sebuah ikatan batin yang juga aku rasakan pada dua orang sahabatku,,
pernah kurasakan jantungku berdetak tidak beres, pikiranku selalu tertuju padanya, riyani, sahabatku sejak sd..
dia pasti sedang tidak sehat, atau sedang memendam masalah yang cukup berat..
mungkin hanya kebetulan, tapi aku selalu menikmati setiap detakan jantung yang tidak normal, stiap pikiran yang tiba-tiba terfokus pada salah satu teman, ketika hati berkata ada hal yang sedang terjadi pada sahabatku dan dia membutuhkanku,,
ya,, rasanya, aneh,, aku pasti panik, tapi setelahnya, aku bahagia, bisa ikut merasakan, atau setidaknya tau dengan apa yang terjadi pada sahabatku sebelum mereka bercerita secara gamblang.
begitupun saat ini,,
aku mulai bisa ikut merasakan kejadian yang dialami partner in crime ku di kampus,,
saat si venus terkilir, firasatku sudah berkata demikian di malam sebelumnya,
saat dia senggugut, yah,, hehe,, aku pasti sudah tau,,
saat phei galau dengan hubunganya dengan seorang pria, tiap pesan singakt darinya yang singgah di ponselku, membuatku jadi seperti tau, apa yang sedang ada di pikiran dan perasaannya.
ketika hikari bertemu dengan hatinya, yah,, malamnya aku menangis, ntah, aku juga gak ngerti kenapa nangis, tidak ada hal yang harus disedihkan,, pikiranku kemudian tertuju padanya dan hatinya itu,, hingga aku tertidur, dan bertemu dengannya keesokan pagi,, yah, dia bercerita, dia menangis, bahagia..
ntahlah,,
ketika si kocik menunggui neneknya yang sedang sakit keras,
seperti tau, aku tidak terlalu ingin membahas masalah itu, karena yang aku tau, suasana hatinya sedang tidak baik..
mungkin inilah yang disebut empati.
ya, empati..
tapi aku gundah, ketika tidak bisa merasakan hal yang sama pada seorang sahabatku itu,, entahlah,, semua terjadi selalu saat dia punya pacar,, mungkin karena aku cemburu dia tak lagi punya waktu berkumpul seperti biasa, ya, mungkin..
terkadang hatiku bahkan tidak terlalu bersemangat untuk tau apa yang terjadi dengannya.
aku hanya mengumpulkan kabar dari kawan-kawan dan keluargaku yang mungkin tau kabarnya.
padahal rumahnya tidak jauh dari rumahku, enam hari di rumah tidak meringankan langkahku ke rumahnya.
entahlah,, akupun gak ngerti.
dari semua hal yang aku dapat tentangnya, tidak sediktpun terukir hal yang baik untuk di dengar.
aku resah, tapi keresahanku tak cukup besar untuk membuatku menemuinya.
tapi kata-kata ibuku sedikit memberiku pandangan.. "waktu kawan kita punya pacar, kita gak bisa mengharapkan dia punya waktu sebanyak yang dulu dia punya buat kita dan pikiran yang selalu sama rindunya sama rindunya kita. kawan kita mungkin berubah, tapi satu yang gak boleh berubah,, perasaan peduli dan sayang kita ke kawan kita itu."
hmm,
apapun. bagaimanapun. dia tetaplah seorang kawan yang dengannya aku ikut bertumbuh..
aku sayang dia sama seperti aku sayang riyani dan empat orang gila partner in crime ku itu..
sedang sibuk dengan bab 1, stuck,,
dan tiba-tiba, entah darimana, di kostan ini jadi bisa internetan gratis, bukan dari wifi nya ibuk kost yang butuh keyword ntah apa..
like usual, ngeblog, ngetwit, then facebookan,,
seperti biasa, letakkan berfacebook ria di urutan terakhir ketika browsing..
mencegah kegalauan lah dikit.
mataku tertuju pada chat-list,
ada nama dia, seorang sahabat yang sudah 6 bulan ini mengalami perubahan drastis.
ya, kusebut drastis karena dia yang biasanya selalu ramah dan punya waktu untuk bertemu denganku dan seorang sahabatku yang lain, kini sudah sangat sibuk kelihatannya.
terakhir kali, janji yang telah dia buat, tempat dan waktu yang dia tentukan, hambar,
janji tak lagi terpenuhi, hingga detik aku menulis ini semua.
beberapa hari lalu, kuliah libur, aku pulang ke rumah, menuntaskan kerinduan pada keluarga dan pada keponakan kecilku yang masih berumur dua bulan, yang katanya selalu tidak bisa tidur jika aku merindukannya, dan berakhir dengan ibunya yang adalh sepupuku, ngomel dan memaksaku untuk pulang,, "kalo kangen itu yah pulang napa lho nte,, kasian ni adeknya gak bisa tidur,, udah tau punya ikatan batin". begitu katanya.
hmm,
ya, ikatan batin..
entah benar atau tidak, aku percaya ikatan batin selalu ada,
seperti ibuku yang selalu tau jika aku sakit di kost, ya, dia tau, karena dia juga merasakan sakitnya.
seperti ayahku yang tau ketika aku patah hati atau ketika ada lelaki yang dekat denganku,, dia tau, entah darimana, jawabannya selalu sama ketika ditanya,, "i'm your dad,, of course i know,,"
sebuah ikatan batin yang juga aku rasakan pada dua orang sahabatku,,
pernah kurasakan jantungku berdetak tidak beres, pikiranku selalu tertuju padanya, riyani, sahabatku sejak sd..
dia pasti sedang tidak sehat, atau sedang memendam masalah yang cukup berat..
mungkin hanya kebetulan, tapi aku selalu menikmati setiap detakan jantung yang tidak normal, stiap pikiran yang tiba-tiba terfokus pada salah satu teman, ketika hati berkata ada hal yang sedang terjadi pada sahabatku dan dia membutuhkanku,,
ya,, rasanya, aneh,, aku pasti panik, tapi setelahnya, aku bahagia, bisa ikut merasakan, atau setidaknya tau dengan apa yang terjadi pada sahabatku sebelum mereka bercerita secara gamblang.
begitupun saat ini,,
aku mulai bisa ikut merasakan kejadian yang dialami partner in crime ku di kampus,,
saat si venus terkilir, firasatku sudah berkata demikian di malam sebelumnya,
saat dia senggugut, yah,, hehe,, aku pasti sudah tau,,
saat phei galau dengan hubunganya dengan seorang pria, tiap pesan singakt darinya yang singgah di ponselku, membuatku jadi seperti tau, apa yang sedang ada di pikiran dan perasaannya.
ketika hikari bertemu dengan hatinya, yah,, malamnya aku menangis, ntah, aku juga gak ngerti kenapa nangis, tidak ada hal yang harus disedihkan,, pikiranku kemudian tertuju padanya dan hatinya itu,, hingga aku tertidur, dan bertemu dengannya keesokan pagi,, yah, dia bercerita, dia menangis, bahagia..
ntahlah,,
ketika si kocik menunggui neneknya yang sedang sakit keras,
seperti tau, aku tidak terlalu ingin membahas masalah itu, karena yang aku tau, suasana hatinya sedang tidak baik..
mungkin inilah yang disebut empati.
ya, empati..
tapi aku gundah, ketika tidak bisa merasakan hal yang sama pada seorang sahabatku itu,, entahlah,, semua terjadi selalu saat dia punya pacar,, mungkin karena aku cemburu dia tak lagi punya waktu berkumpul seperti biasa, ya, mungkin..
terkadang hatiku bahkan tidak terlalu bersemangat untuk tau apa yang terjadi dengannya.
aku hanya mengumpulkan kabar dari kawan-kawan dan keluargaku yang mungkin tau kabarnya.
padahal rumahnya tidak jauh dari rumahku, enam hari di rumah tidak meringankan langkahku ke rumahnya.
entahlah,, akupun gak ngerti.
dari semua hal yang aku dapat tentangnya, tidak sediktpun terukir hal yang baik untuk di dengar.
aku resah, tapi keresahanku tak cukup besar untuk membuatku menemuinya.
tapi kata-kata ibuku sedikit memberiku pandangan.. "waktu kawan kita punya pacar, kita gak bisa mengharapkan dia punya waktu sebanyak yang dulu dia punya buat kita dan pikiran yang selalu sama rindunya sama rindunya kita. kawan kita mungkin berubah, tapi satu yang gak boleh berubah,, perasaan peduli dan sayang kita ke kawan kita itu."
hmm,
apapun. bagaimanapun. dia tetaplah seorang kawan yang dengannya aku ikut bertumbuh..
aku sayang dia sama seperti aku sayang riyani dan empat orang gila partner in crime ku itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar