Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Sabtu, 18 Agustus 2012

Lebaran kali ini

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....

Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
, wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun. Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Malam ini diramaikan dengan suara takbir dari penjuru bumi, berderet juga dengan suara kembang api tentunya.
Allhamdulillah masih bisa melewati bulan ramadhan tahun ini, walaupun harus tanpa orang tua.
Lebarannya besok, sidang isbat kali ini gak runyam dan panjang lebar nampaknya.
:D

Tahun ini, atau tepatnya lebaran tahun ini memang terasa lebih istimewa.
Tahun ini untuk pertama kalinya harus melewati bulan puasa tanpa orang tua, pertama kalinya harus merasakan capeknya liputan sambil nahan haus dan lapar, pertama kalinya berada ribuan kilometer dari rumah.
Lebaran kali ini kurayakan di Bogor, kota hujan tempat tinggalnya seorang abang sepupuku. Iya, mamak bilang seenggaknya aku ada bareng keluarga saat lebaran.
Jelas beliau mahfum dengan kejiwaanku yang memang sensitif perkara beginian.

 Rindu yang paling dalam cuma bisa disalurkan dalam tulisan dan berita yang ditulis maksimal. Rindu ini cuma bisa disalurkan dengan cara itu, bersama satu tujuan, aku gak boleh ketahuan nangis oleh siapa pun, menurutku.
Tapi bagaimana mungkin, saat kau berada jauh dari orang yang paling kau cintai untuk waktu lama yang bahkan belum pernah kau lakukan, maka bisa setangguh apa rindu itu mampu mendekam dalam diam.
Air mata yang mulai menciptakan bendungan jadi satu hal yang selalu kusembunyikan tiap kali keluarga berbicara dengan penuh canda, seperti biasa.

Siang tadi akhirnya bisa mengobrol dengan seorang anak manusia yang paling bisa membuatku galau dan salah tingkah.
Dia mungkin sudah cukup berpengalaman dalam dunia homesick.
"Cari kesibukan, banyakkan kegiatan, nanti juga gak berasa kangennya," itu katanya tadi, saat aku tanya perkara homesick yang selalu berhasil membuatku mulai nangis.
Iya, cari kesibukan.
Tapi mau sesibuk apa saat aku udah gak lagi magang di Media dan sedang menunggu hari kepulangan ke Medan.
Nonton tv, baca berita, atau motret. Iya, cuma itu aja.
Tapi setelahnya, kangen itu makin datang terus, dalam wujud yang lebih besar.

Kadang aku merasa tahun ini adalah tahun yang paling berat selama jadi mahasiswa.
Tahun ini harus mulai mikirin masa depan skripsi, setelah skripsi ataupun saat sedang skripsian.
Merasakan dunia kerja sebagai seorang jurnalis, melewati jalanan baru tiap harinya, ketemu berbagai jenis orang, dan sifatnya.
Aku menghadapi dunia nyata, dunia yang selalu ada, tapi hanya perlu waktu bagiku untuk benar-benar merasakannya.

Saat ini keluarga sedang ada di Kisaran, salah satu kota di Sumatera Utara, kota kelahiran bapak.
Mungkin mereka sedang bermain kembang api bersama beberapa keponakan dan sepupu disana.
Dan aku tahu, seperti yang selalu mereka bilang, mereka juga rindu.
Tadi siang sebuah telefon penuh canda diutarakan mamak yang mengaku gak berasa rindu.
"Mungkin baru berasanya nanti malam dek, waktu takbiran," begitu katanya.
Iya, biasanya tiap kali takbiran, selalu dipimpin bapak sehabis shalat maghrib.
Baru setelahnya kami saling salaman dan minta maaf, bersyukur karena masih bisa melewati ramadhan dengan lancar.
Biasanya nyiapin toples makanan untuk tamu yang datang.
Dan biasanya juga nonton tv dengan acara yang bagus-bagus, yang tentunya membuatku lupa berat badan.
Puasa mungkin bisa menurunkan beratku 3 kilo, tapi lebaran bisa menambahkan 10 kilo tanpa ragu.

Setiap saudara dan sahabat yang tau aku sedang gak sama keluarga di bulan ini, pasti ngasih satu pertanyaan yang bikin head bang dan manyun.
"Memangnya kau sanggup lebaran gak sama orang tua?" tentunya diiringi dengan raut muka yang minta digampar.
They know it, I never carry out the Ied without my parents.
And they know, I should cry.. hiks

Tapi pada akhirnya, menjadi jauh dengan orang yang paling kau cintai muncul sebagai pilihan yang mesti dipilih.
Karena hal yang kau rasa terbaik adalah hal yang paling menguras air mata dan emosi.

Lebaran kali ini memang berbeda.
Tapi berkahnya selalu sama.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas karunia-Nya masih bisa merasakan penghujung ramadhan dan gema takbir di bumi-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar