Sudah Dzuhur disini.
Cuaca pun masih mendung. Aku masih saja disini, harusnya tidak sih.
Harusnya aku sedang membereskan kamarku, mempersiapkan bawaanku untuk pulang kampung nanti.
Selanjutnya beristirahat, merebahkan badan dengan alunan musik lembut.
Membuka buku, melanjutkan ketikan skripsiku.
Harusnya.
Kadang lelah tiap hari menjadi aku, kadang aku ingin merasakan jadi dia, atau dia.
Meletakkan pekerjaan yang kadang membuatku ingin menangis.
Pernah terbersit keinginan mencetak selembar surat itu.
Surat yang mungkin akan membebaskanku dari sedikit kejenuhan ini.
Susah memang kalau bosan terlalu mudah datang dalam diri.
Inginku tertahan kalimat-kalimatnya. Bahwa kami adalah keluarga, anggap saja aku ibu.
Tapi harus sampai kapan bertahan menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu yang tak bukan dari rahimmu.
Aku bukan seorang ibu, sebut saja belum.
Bukan juga pegawai dengan gaji tinggi.
Aku bukan pejabat yang memperkerjakan mahasiswa demi berita.
Bukan seperti itu.
Andai saja mereka mengerti aku lelah, aku jenuh, ahhh.
Andai dapat dengan mudah kucetak surat itu tanpa merasa bersalah atau lari dari masalah.
Jujur, aku ingin sekali meletakkan surat itu di lemari arsipku.
Surat yang datang dariku, padamu, kamu sekalian.
Aku ingin ....................... resign
Tidak ada komentar:
Posting Komentar