Hari ini seperti biasa. Kami tidak bicara. Tidak ada yang mengeluarkan suara.
Seperti biasa pula, hari ini aku hanya memandanginya dari belakang. Punggung itu terlihat lelah.
Entah apa yang dia lakukan semalam.
"aku punya ide seru," ucapku pada Ikari yang duduk di depanku.
"apa?"
"Seru kan kalau aku duduk di belakang Sein?"
"Berani?"
aku memandang Sein yang duduk sekitar enam meter arah jam 2 dari tempatku, "enggak jadi deh,"
"hahha, enggak deh, susah nanti,"
Sein, nama itu yang kupilih mewakili dia.
Dia duduk tenang di bangkunya, membuka lembaran print out bahan kuliah hari ini.
tak lama, dia keluar ruangan dengan tenang.
Mataku mengikuti langkahnya.
Beberapa detik setelahnya, adzan Dzuhur berkumandang.
Dia selalu cepat perkara ibadah.
Satu hal yang aku tau, itu juga yang membuatku jatuh cinta padanya.
_bersamamu, kuingin mengukir kisah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar