Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Kamis, 10 November 2011

things I call "friendship"

selamat datang di dunia Dhana




the hardest part of an ending is starting again.
Hell yeah,, hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah memulainya.
seenggaknya itu yang dibilang ama om-om macho di linkin park.
tapi aku gak mau ngomongin linkin park.
Itu hanyalah permulaan untuk memulai nulis note ini.

well, seiring berkembangnya bulu mata syahrini yang makin teduh aja, dan yuni shara dan rafi ahmad yang udah putus. Hal ini memancing keinginanku untuk nulis tentang kawan.
yah, kawan..
#gak nyambung ?
#biarin

Berawal dari kepulihan sakitku dari infeksi saluran pernafasan yang bikin suaraku makin seksi, akhirnya aku bisa kembali menjejakkan kaki mungilku ini (plis, jangan komplain) ke kampus tercinta.
Sabtu lalu tepatnya, kembali berbincang dengan seorang sahabat, sebut saja namanya Bunga (lho ?). Dia lalu bercerita tentang hal yang kulewatkan selama absen ngampus.
Ada banyak hal yang terlewatkan nampaknya.
Tapi hal yang membuatku tertegun adalah, saat dia berucap ada sebuah perubahan pada diri seorang sahabat, yang dia sendiri gak tau sebab pastinya apa.

Perubahan,
sejatinya perubahanlah yang abadi di bumi Tuhan ini.
Tapi, yang beda adalah, sesiap apakah kita menerima tiap perubahan yang muncul.
sedewasa apa kita bisa tanggapi perubahan itu.

Bagiku, persahabatan adalah penerimaan.
Menerima segala hal yang ada. Kekurangan serta kelebihan, termasuk kelebihan berat badan. (mulai curhat).

Flashback pada saat pertama aku tau apa itu berkawan.
waktu kecil, kawanku adalah orang sebelah rumah yang ngawani aku main boneka atau masak-masakkan.
aku berkawan sama dia, dia berkawan sama aku.
sederhana.

Sampai akhirnya aku mulai menemukan suatu hal yang kuanggap penting.
menerima orang lain yang belum kukenal untuk menjadi kawanku.
menerima, ya, menerima kehadiran orang baru dalam buku hidupku.
Aku ingat waktu itu aku masih kelas 1 SD.
Sebagai anak baru, pastinya lah ya, kerjanya itu cari kawan.
tapi satu hal yang beda dalam hal ini adalah, aku menemukan sahabatku.
Waktu itu pelajaran bahasa Indonesia.
guruku nyuruh kami kedepan kelas satu persatu untuk nulis kata yang beliau sebutkan.
Bagi yang gak bisa, hukumannya adalah berdiri di depan kelas, dan hanya boleh duduk kalau ada kawan yang milih untuk narik kuping kita atau dikenal dengan istilah: menjewer kuping.

Waktu itu, secara naas banyak kawan-kawanku yang jadi korban keganasan kata-kata si guru.
Maka jadilah depan kelas dipenuhi oleh murid-murid kelas 1 dengan berbagai pita di kepala, gigi yang masih belum tumbuh sempurna, kuku yang hitam dan panjang, dan keadaan sadis lainnya.
Then, giliranku untuk nulis, aku ingat waktu itu aku kebagian nulis kata > "pisang ambon"
gak susah, maka jadilah aku milih salah satu kawan untuk dijewer dan dia bisa duduk lagi.
Sebagai anak yang cukup terkkenal pada masa itu (haaalaaahhh), maka banyak kawanku yang manggil dan minta dijewer.. (demi Tuhan, kalo itu terjadi di jaman sekarang, entah apa jadinya kuping mereka kubuat).
waktu itu aku milih seorang cewek.
mukanya imut, giginya masih hitam korban keganasan permen anak SD. Rambutnya dikuncir dua, senyumnya ramah, dan yang jelas, aku sama dia gak saling kenal.
Dan dialah, yang sampai detik ini menjadi seorang sahabat di buku hidupku.
Seorang perempuan cantik, perhatian, cerdas, cerewet, dan masih aja jomblo.
seorang sahabat yang mampu membuatku menghabiskan waktu berjam-jam di pameran dan nungguin dia beli komik.
She's my Martin Ricca's girl..
(males ah sebut nama).:p

itu adalah saat pertama aku menerima seorang yang baru.
Dan itu berulang terus, sampai sekarang.
Penerimaan tiap sifat dan kebiasaan aneh dari mereka.
sebuah media pembelajaran.

aku pernah menemukan seorang teman yang dengan mudah mengatakan : "aku gak punya sahabat. untuk apa ? walaupun aku sekarang cerita banyak sama kalian, kalian tetap bukan sahabtaku".
sebuah kalimat yang membuatku berpikir, heh ? lo serius ? udah cerita panjang kali lebar tentang seluk kehidupanmu, dan kau gak nganggap kami sahabat ? oh gitu ? cukup tau aja.u

ada banyak hal yang bikin kita bersahabat.
aku sih ngerangkumnya dalam dua hal : karena persamaan dan perbedaan yang ada.
Persamaan, jelas kan ya, orang umumnya akan ngerasa lebih nyaman sama orang yang satu suku, satu prinsip, satu kelamin, satu agama. dan satu satu lainnya.
tapi dari itu semua, perbedaan juga ngasih kita celah, ya, celah dalam sebuah hubungan bahwa dibalik tiap kesamaan yang mempersatukan, ada perbedaan yang membuat kita satu.

itulah penerimaan berkerja,
tapi lebih dari itu, things I call friendship, mestinya dikaji lebih lagi oleh mereka yang merasa punya sahabat.
apakah mereka cukup menerima apa yang dimiliki sahabatnya ?
apakah mereka cukup diterima oleh sahabatnya ?
apakah mereka mampu mengungkapkan ketidak terimaan mereka tanpa takut menyakiti ?
bagiku, dalam sebuah persahabatan, saling mendengarkan, saling berbicara, berkomunikasi menjadi pilar yang paling andil di dalamnya.

pernah gak nanya ama diri sendiri, apa sikapku bisa menyakiti sahabatku ?
karena terkadang ada kawan yang over permisif, maksudnya orang yang selalu mendiamkan atau membiarkan tiap hal terjadi. Di satu sisi, kawan yang satu merasa sah sah aja, di satu sisi kawan yang satunya gak nyaman tapi malah disimpan sendiri.
maka, bicarakan tiap masalah yang mengganggu, dengarkan tiap keluhan. Selesaikan.

Terkadang ada juga kawan yang seperti kupu-kupu.
Hinggap disana-sini.
Di satu sisi, ini nunjukin kalau dia bisa beradaptasi dengan bermacam-macam orang.
tapi, bukankah kemana pun berjalan harus berhenti ?
temukan tujuan.
Boleh aja menikmati perjalanan, menikmati tiap proses yang ada. Tapi, kau harus tau apa yang sebenarnya kau tuju.
Jangan sampai kakimu bernanah, sayapmu meretak, tapi kau masih belum tau apa yang kau tuju.

persahabatan itu punya tanggung jawab moral yang tak tampak.
Malah terkadang ada orang yang gak tau keberadaan tanggung jawab itu.
Persahabatan itu, bagiku, gak dilihat dari banyaknya waktu yang dihabiskan bersama. Tapi keberadaan di saat-saat tepatlah yang paling utama. Penciptaan sense of belonging yang kuat.

hal yang kusebut dengan persahabatan.
waktu yang kuhabiskan dengan mereka, orang-orang dalam lingkaran kasih.
saling berbagi luka, tawa, walau kadang lebay dan konyol. Tapi bukankah itu yang membuatnya selalu dinanti.
Hidup yang lurus-lurus aja kadang gak menarik.
mereka yang kupanggil sahabat, 
mereka yang mengenalku dan menerima ada ku.
yang mengeluh aku jorok waktu ngupil di tempay umum, tapi tetap mau menggandeng tanganku.
mereka yang tau luka tersembunyi dalam tawa.
mereka yang kuanggap sebagai anugerah Tuhan, orang-orang terkasih.
sahabatku, orang yang tau sikap urakanku di balik gaun yang kukenakan.
mereka yang gak segan mengkomplain tiap hal jelek yang kubuat.
mereka yang membuatku temukan dunia baru.


jadi inget pertemuan di club bahasa inggris yang kuikuti tiap sabtu, waktu itu topik yang dibahas adalah "friendship" alias persahabatan.
Friends would cry together, empathize each other's agony, share happiness and have a lot of fun. In fact, the fun quotient of friendship is what makes the relation lively. Friends would bring a broad smile on our face and wipe all our tears. The moments spent with pals would often bring out a number of funny incidents, which would be cherished for the lifetime.
Friendship is a blessing, and a friend is the channel through whom great emotional, spiritual, and sometimes even physical blessings flow. 

#artinya apa dhan ?
cari kamus gih,,

Sahabat, itu istilah kan ?
seperti plasenta jiwaku. Merasakan apa yang kurasakan tanpa bertanya.
Tak perlu merasa sungkan akan masalah yang ada.
karena sahabat, dimana pun, kapanpun, selalu ada,
walau tak kau lihat, tapi dia ada disini, di hatimu.
bertahtakan namanya, bergoreskan tiap kisah yang tercipta.
yang bahkan ribuan berlian tak mampu gantikan.
Sahabat, begitulah, hanya bisa diagungkan saat kita sadar apa maknanya.
mereka yang kupanggil sahabat, orang-orang yang menyertai takdir Tuhan untuk iringi langkahku.


*untuk sahabat-sahabatku,
sahabat hatiku.

Rabu, 28 September 2011

LDR, Tips u need

selamat datang di dunia Dhana

selamat sore dan salam sejahtera untuk masyarakat berasmara semua.
di sore yang gerah ini, aku akan membagikan beberapa tips untuk umat berasmara, teristimewa untuk mereka umat penganut faham LDR, alias Long Distance Relationship.

* here we go.

Sesuai dengan namanya, LDR merengkuh jarak yang relatif jauh, that's why namanya hubungan jarak jauh.
dan seperti yang kita tahu, jarak jauh dapat disiasati dengan beberapa hal. Misalnya, melalui surat, email, akun jejaring sosial, dan yang jelas, melalui telepon.
Dengan hal-hal di atas, jarak yang jauh gak akan berasa sejauh kenyataannya.
Tapi, walaupun begitu, media-media yang disediakan juga bisa bikin mati gaya sendiri kalau ketika dibutuhkan, medianya malah gak berfungsi.
misalnya, pulsa abis waktu mau nelpon padahal kangennya udah ngelibihi esbeye kangen ama om nazaruddin.
trus, internet mendadak ngadat waktu lagi asik wall to wall atau chatting ama pacar yang nan jauh di mato.

beberapa tips di bawah ini mungkin dapat dilakukan oleh kalian penganut faham LDR :

1. Pastikan pulsa dan hape kalian kuat dan tahan lama.
gak lucu kalo lagi sayang-sayangan ama pacar, trus mendadak mati, it's so gak kali u know?
jadi, cara paling baik yang harus kalian lakukan adalah, bersahabat dengan petugas counter hape.
ya, jelas, pulsa dibutuhkan lebih dari yang dibayangkan. Jadi, kalo butuh pulsa, tinggal bilang ke si counter hape, "men, pulsa dong men, ntar gw bayar ya men,,". Dalam hal ini pun, ada yang harus diperhatikan, yakni, pintar-pintarlah berkarate lidah. Ya, jadi kalo mesti bayar pas deadlinenya, kamu bisa bilang, "sorry men, gw lg berantem ama cewe gw, lagi galau men, labil, plisss,, ngerti yaa,, ntar gw bayar kalo gw dah stabil".
Nah, untuk yang satu ini, kalian mesti pinter-pinter yakinin temen kalian itu kalo kegalauan kalian berjangka panjang. Jadi bayarnya, bisa kapan gitu.
selain pulsa, hape juga mesti kuat. LDR akan memaksa hape kalian bekerja lebih keras dari biasanya. Misalnya aja, waktu siang kalian cuma nelfon temen 5-10 menit, dan itupun untuk nanyain tugas.
naaahhhh,, kalo malem,, mulailah umat LDR merentangkan tangan, nyodokin headset ke kepala, dan mulailah peluapan kangen antar dua insan yang dihalang jarak.
bedanya sama nelfon temen, nelfon pacar yang jauh dari mata, sejatinya akan menghabiskan waktu lebih lama. Bahkan bisa sampai 3 jam (ni aku..). Masalah yang mungkin muncul selain dari sisi pulsa, ya dari sisi alatnya, alias hape.
terlalu lama nelfon, bisa bikin kinerja hape jadi meronta-ronta. panas, sangking panasnya, bisa untuk goreng telur puyuh.
secanggih-canggihnya hape di belantara komunnikasi ini, gak ada hape yang bakal waras-waras aja kalo dipake 3 jam tiap hari selama seminggu, dan non-stop selama setahun. gak ada...
jadi, disinilah, si counter hape berperan. ngerti kan maksudnya apa ?


2. jaringan internet lancar.
untuk kaum LDR yang sering chating, YMan, atau skypean ama pacar, jaringan internet jadi satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
sekarang kan udah banyak tuh ya modem yang bermacem-macem dengan janji-janji jaringan luas nan lancar tanpa buffering. So, pilihlah modem yang dekat di kantong dan fleksibel.
selain modem, wi fi juga jadi salah satu cara untuk mengusir rasa rindu via i-net.
Nah, maka mulailah cari hotspot-hotspot yang nyaman untuk internetan, bebas, dan gratis.
sekarang kan juga ada tuh tempat makan yang nyediain fasilitas wi fi, ya manfaatin aja. Kira-kira makan cuma abis goceng, tapi bisa wifi an sampe lima jam.
#mental anak kos.
kalo wi fi saja sulit dan yang tersedia hanya modem. Ya, kalian harus canggih manfaatin modem itu. Secara modem pake pulsa, dan kendalanya balik lagi ke poin satu, yaitu pulsa. So, itulah fungsi dari si counter hape.

3. cobalah cara kuno.
yang akau maksud cara kuno disini bukanlah jasa merpati pos. Dipikir aja, kalo mau make merpati pos, berarti kita mesti punya merpati, belom lagi sekarang kabel-kabel listrik banyak bergelantungan di sekita perumahan dan bisa saja membahayakan kejiwaan sang merpati. Jadi yang kusarankan adalah, pak pos.
nah, pernah gak ngirim surat ?
kalo belum coba deh ngirim surat ke pacar kamu. memang sih durasinya bakal lebih lama.
bisa aja kamu ngadu kamu lagi sakit kepala sama pacar kamu di hari Senin, nah, dia baru tau itu di hari Sabtunya. Terus dia bales nanyain kabar kamu dan itu surat baru sampe di Jumat berikutnya, bisa aja kepala kamu udah diamputasi duluan.
itu bagian gak enaknya, apalagi sekarang kan udah zamannya instan. Jadi semua mesti cepet.
Tapi, kalau mau dicoba, proses surat menyurat bisa jadi suatu hal yang romantis. Bayangin rasa rindu dan penasaran kamu atas jawaban-jawaban rindu kamu.
ya, asal kuat aja hatinya..

4. Suplemen kesehatan.
setelah sibuk nelfon berjam-jam tiap hari, berburu hot-spot, berkutat dengan empunya counter hape dan berbalap ria dengan perasaan dan juga kecepatan tukang pos, pasti kondisi badan kamu jadi kurang fit. So, u need suplemen guys.. Biar perputaran kehidupan LDR kamu tetap lancar dan tetap menggelisahkan..
kalo tetep lanjutin tanpe mikirin kesehatan, ya, jadinya bakal gini,

well..
I think that's all I can share..
semoga bermanfaat untuk yang baca..

dan ingatlah, jarak bukanlah penghalang untuk tetap saling menyayangi..

\m/
salam gadis

Minggu, 25 September 2011

LDR, sebuah pengantar

selamat datang di dunia Dhana

Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.
walaupun cuaca di Medan agak labil, dan Ashanty lagi opname, semangat nulis gak boleh melempem.
di sore yang cukup gerah ini, aku mau berbagi sedikit cerita tentang LDR a.k.a Hubungan jarak jauh.
tapi, secara ini judul adalah sebuah pengantar, jadi akika gak akan ngepost banyak2,,

so. here we read.

LDR atau biasa juga disebut Long Distance Relationship, yang secara harfiah berarti Hubungan Jarak Jauh.
sangking jauhnya jadi kadang berubah jadi Long Desperate Relationship, Lonely Desperate and Rusty, atau juga Lelah Dilanda Rindu.

well,,
dibilang hubungan jarak jauh karena jarak yang memisahkan insan yang memadu kasih ini relatif jauh.
jelas, kalo deket namanya bakal hubungan jarak dekat, atau hubungan jarak jauh dekat tiga ribu. (kau pikir angkot ??!)

hubungan jarak jauh bisa dibilang lagi ngehits belakangan ini, penyebabnya bisa karena kenal di facebook, liat domisili jauh, tapi tetep mau pacaran. bisa juga karena udah jadian trus tiba-tiba sang pacar harus dikirim ke Hongkong untuk jemput Amira, dan bisa juga karena kamu agen pulsa yang gak tau gimana cara ngabisin saldo.
Ada banyak hal yang bisa bikin orang mempertahankan hubungan jarak jauh, dan alasan yang pasti muncul adalah 'cinta'. Ehemmm.

hal yang harus disiapkan dengan sangat baik dalam hubungan ini adalah Hati, dan Pulsa.
kenapa ?
Hati, bisa dibilang jadi organ yang paling capek dalam hubungan ini selain Kuping.
orang jadi lebih sering galau kalo gak bisa liat pacarnya lagi ngapain. pasalnya, gak semua yang tertera pada layar hape sama dengan kejadian yang sebenarnya terjadi. kao yang beginian sih karena si pacar atau kamunya rada posesif dan hobi suudzan.
contohnya gini, malem minggu sms pacar.
"lagi napain yank ?" trus dibales. "lagi ngunpum nih ama temen-temen". trus muncullah pikiran-pikiran yang minta di bayclin. beneran dia lagi ngumpul ama temen-temennya ? trus kalo nanti temenya bawa temen cewek, trus dikenalin, duuuuhhh..

jadi bisa disimpulin, percaya, itu jadi hal wajib yang mesti dipunyai orang-orang yang milih hubungan begini.
ini konsekwensinya.

well,
karena ini cuma pengantar,
cukup sampe disini postingan ini.
lanjut lagi pada ribuan detik ke depan..

salam galau..

Selasa, 09 Agustus 2011

Siapa suruh pacaran

selamat datang di dunia Dhana.

August 9th 2011.

Panas, berasa lagi oukup di Medan sekarang.
Tapi nampaknya cuaca sedang galau, atau labil malah.
Terlihat dari perubahan yang dadakan. Siang panasnya naudzubillah, sore ujan deras-sederasnya.

Tapi kali ini aku gak akan ngomongin cuaca.
Ini bukan program prakiraan cuaca di tipi.

¤
Beberapa hari ini, atau kalau kuhitung pake jari-jari mungilku ini, sudah ada sebulan lah, seorang sahabatku digalaukan perasaanya.

Awalnya kukira sahabatku ini, sebut saja namanya Khritik Roshan Stabat, mampu bertahan dari lika liku dunia kegalauan ini.
Tapi berdasarkan beberapa status yg ia posting di facebuknya, dia sedang galau berat.
Move on atau enggak.

But, as usual, aku gak akan bahas secara spesifik tentang masalah yg dia alami. Karena kalau mau bahas secara spesifik ttg masalah orang. Lebih baik face to face sama pelakunya langsung aja.

Well,
for the beginning, aku mau tau, sebenernya apa yang orang cari dari suatu hubungan dalam hal ini pacaran ?
Kebahagiaankah ?
Materikah ?
Sekedar status, atau karena cuma mau tau laku atau gak ?


Gak jarang aku nemuin orang yang pacaran karena keuntungan yang bakal didapet.
Tebengan gratis ke kampus, sopir untuk kemana- mana, pembersih SKS dan tugas kuliah lainnya, tempat curhat, dan yang paling parah, sebagai tempat pelampiasan nafsu.

Tapi gak jarang juga aku ketemu sama orang yang pacaran tanpa ngarepin faktor-faktor yang aku sebut diatas tadi.
He loves her, coz he does love her,.

Tapi tetap, kau perlu alasan untuk mencintai seseorang.
Kalau kau cinta sama seseorang tanpa alasan, kau juga harus siap kalau nanti dia ninggalin kamu tanpa alasan juga.

¤
Saat pacaran, mungkin kau akan ngerasa seperti punya dunia sendiri.
Dunia yang diisi oleh kau dan pasanganmu.
Senyum pun selalu terpampang di wajahmu, mewakili kebahagiaan yang kau rasakan.
Cuma tatap-tatapan, trus nyengir, tunduk, tatap-tatapan lagi, nyengir lagi, tunduk lagi.
Aku heran, ini orang pacaran atau orang yang liat cabe nyangkut di gigi orang di depannya tapi malu mau ngasih tau ?

Jalan berdua, ngobrol, pandang-pandangan, dan lain lain, dan lain lain. .

Nah, itu cerita enaknya.

Ada juga kan cerita gak enak dari pacaran ?
1. Pulsa abis, bingung gak bisa telfonan, smsan, WtWan, atau cuma skedar liat profil facebook si dia.
Pulsa abis, si dia pun gak ada nelfon.
Uring-uringan, si dia kemana ya ? Ngapain ya ? Sama siapa ya ? Pake celana dalem warna apa ya ?
Nah lho, ribet.

2. Berantem-berantem gitu.
Aku pribadi ngerasa berantem itu bumbunya pacaran.
Pacaran tapi gak pernah berantem ? Itu ibarat bikin bandrek gak pake jahe.
Hambar.
#alaaah. . .
Dulu waktu pacaran, aku cukup sering berantem, tapi berantem2 itulah yg buat kami bisa bertahan sampe sekarang.
(ini kenapa jadi aku yang curhat)

Tapi kebanyakan berantem juga gak bagus.
Telat sikit, marah, berantem, pukul-pukulan, jambak-jambakan.
Salah faham sikit, marah, gak mau bales sms, gak angkat telfon, gak mau mandi.
Ribet.

3. Digantungin.
Nah, ini kusebut sebagai fase puncak dari suatu hubungan perpacaran.
Pernah digantungin padahal gak pernah buat salah apa-apa ?
Sms gak dibales, telfon gak diangkat selama berminggu-minggu dan tanpa kabar ?
Itu tanda-tanda digantungin.


Gak enak kan ? Jelas.
Maka dari itu, ketika kamu digantungin pacar kamu tanpa alasan jelas, kejar dan cari tahulah apa yang sebenarnya terjadi.
Sulit ? Jelas, tapi bukan berarti gak bisa.
Ketika kamu udah ketemu penyebabnya, selesaikanlah dengan pacar kamu. Bagaimana way out yg terbaik untk kalian.
Tapi, kalo kamu udah nemu penyebabnya tapi malah gak bisa ketemu sama pacar kamu,
ya, gimana ya, kasian gt. .
Disinilah kamu harus tegas sama perasaanmu. Apa yg sebenernya kamu inginkan dari hubungan ini.
Dan yang pasti, yakinkan sama diri kamu sendiri kalau kamu bukan baju yg baru dipake dan mesti digantung untuk ngilangin bau keringatnya.
Ribet ?

Sebenernya, dalam hal cinta. Sejatinya haruslah membawa pada kebahagiaan.
Kalo cinta yg kamu rasain lebih banyak bikin galau dari pada bahagianya, ya cermati lg.
Apakah hubungan seperti ini yg memang kamu inginkan ?

Dan kalaupun keputusan akhir dari sebuah kegalauan adalah perpisahan.
Maka janganlah terlarut dalam kesedihan.
Seperti gula yg terlarut dalam air, susah juga untuk ngembaliinnya ke bentuk kristal.

Tidak ada salahnya kan menikmati rasa sakit ?
Tapi kembali lagi, jangan terlarut dalam kenikmatan rasa sakit, sehingga membuatmu lupa untk sembuh.

Sebenernya cinta itu gak ribet, manusialah yg suka bikin ribet.

Well,
ribet ya penjelasan gue ?
Siapa suruh pacaran.


Sekian,
salam gadis.
\m/

Senin, 25 Juli 2011

ini tentang sebuah kedekatan

Langit signs in today
July 25th 2011.
Mengobrol dengan Tauchi tadi siang.

Entah hantu mana yang ngerasuki jiwa muda kami, dan membuat kami bercerita tentang orang tua.
Tentang sebuah kedekatan antara kami dan orang tua. Dan ternyata memiliki sisi yang berbeda.
Tauchi, aku sendiri gak tau kenapa nyebut dia dengan nama ini, ini nama emailnya. Dan aku sendiri juga gak terlalu berniat mempublish nama orang-orang yang menjadi inspirasiku untuk nge-blog. Sedikit menjaga privasi boleh lah.

Sambil menyantap mie kuah tanpa nasi, kami mulai mengobrol.
Tauchi bercerita tentang keluarganya. Sebuah keluarga kecil yang unik menurutku.

Dia gak terlalu dekat sama orang tua. Ini merupakan hasil dari masa kecilnya yang memang jarang bertemu dengan orang tuanya.
"Waktu kecil, mamakku udah cuti untuk kakakku. Jadi waktu aku lahir, gak mungkin kan cuti lagi. Pegawai kan gak bisa sembarangan." gitu katanya.
Hal ini yang menyebabkan dia dititipkan ke saudaranya.
kedua orang tua yang sama-sama bekerja dari pagi hingga sore dan kadang malam membuat mereka jarang bertemu dengan orang tuanya.
Seperti yang sering dikatakan orang-orang> "Pergi pagi, anak masih tidur. Pulang malam, anak udah tidur"

Dia juga bilang, kadang lupa siapa orang tuanya. sangking jarangnya ketemu.
Itu juga lah yang kadang membuat kawanku satu ini berbahasa yang sedikit 'keras'.
sebuah hal yang dianggap wajar jika melihat dari kurangnya kedekatan antara mereka.

Waktu kecil, Tauchi dan kakaknya sering dititipkan di kediaman saudara mereka. Karena orang tua mereka yang bekerja. Pergi pagi pulang malam membuat orang tua pun tidak ingin membiarkan anak-anaknya di rumah tanpa pengawasan.
Akhirnya ia pun dimasukkan ke kinder garten alias taman kanak-kanak.

"di tempatku, keluargaku ya, kalau anak udah agak gede masih di rumah, pasti ditanyain. kok gak disekolahin aja. kan kasihan mamanya." "jadi anak di TK in itu bukan untuk sekolah sebenernya, tapi ngurangi beban orang tua yang kerja. Jadi ya sekarang jangan heran kalo kami kurang deket sama orang tua. Orang dari kecil udah dibiarin gini".

Aku belajar beberapa hal hari ini.
Bahwa dalam sebuah hubungan, apapun itu, komunikasi punya peran yang penting.
Dalam keluarga misalnya, hubungan antara anak dan orang tua dapat tumbuh dengan baik lewat komunikasi yang terjalin diantaranya.
Saling menanyakan kabar dan berbincang biasa dapat menumbuhkan rasa saling memiliki.
Pada dasarnya, keluarga adalah lingkaran utama, lingkaran terdekat dengan kita.
orang-orang terdekat yang kita temukan saat bangun dari tidur dan kembali tidur lagi.
Orang-orang yang tau bagaiman sifat aslimu, yang terkadang kau sembunyikan dari teman-temanmu.
Tidak harus duduk di ruang keluarga, membuat lingkaran lalu interogasi perorangan. Makan di meja yang sama dapat menjadi cara sederhana dalam keluarga untuk membangun suatu kedekatan emosional.
Saat di meja makan, menikmati makanan yang diberkahi Tuhan bersama keluarga, sebenarnya dapat membuat kita bersyukur. Atas keluarga dan rezeki yang diberikan Allah.
Berbincang, bertukar pikiran atau bersenda gurau mampu menciptakan rasa nyaman dan aman.

Selain itu, ibadah bersama juga mampu menumbuhkan rasa kekeluargaan yang kadang mulai sulit ditemukan seiring banyaknya kesibukan yang dihadapi. Shalat bersama, dengan si ayah yang jadi imamnya. Berdoa lalu bersalaman, membuat kita mampu mensyukuri umur yang masih ada, untuk kita habiskan bersama keluarga.

Berbincang sambil nonton tv juga satu alternatif asik untuk menciptakan komunikasi dalam keluarga. Membahas yang ditonton, nantinya juga bisa merambah dunia masing-masing anggota keluarga.

Gak jarang, seseorang lebih dekat sama orang lain daripada sama orang tua sendiri.
ini pun yang terjadi sama si empunya blog.
Namun, walau demikian, setiap kedekatan punya porsi tersendiri.
Kau mungkin bisa bercerita tentang semua hal pada temanmu daripada pada orangtuamu sendiri. Tapi orang tua sebenarnya punya solusi yang kadang tak terpikirkan oleh kepala mungil kita ini.

Gak jarang juga, ada orang tua yang terlalu konservatif.
menjunjung tinggi hierarki dalam keluarga.
Bahwa anak adalah anak, tidak memiliki hak bicara apalagi mengambil keputusan yang berhubungan dengan anggota keluarga lain. Inilah yang membuat anak jadi malas curhat atau berbagi dengan orang tuanya. Dengan pikiran "daripada diomelin, mending diam ajalah" begitu.

Gak jarang juga ada orang yang mencintai pacarnya melebihi cintanya pada orang tuanya.
Untuk hal yang satu ini, aku menyebutnya, salah cinta.
Karena terlalu berperasaan jika cinta yang kau miliki pada orang, yang sebenarnya tidak mengenalmu hingga kedalam daripada orang yang sejak kecil merawatmu.

Tidak semua orang mampu menghadapi orang tuanya seperti layaknya menghadapi sahabat sendiri. Tapi sebenarnya orang tua akan sangat bahagia bila anaknya mau berbagi sisi kehidupannya pada mereka.
it's about how u saying it.

Berimbanglah menjalin kedekatan.
great friendship,
great family.
great u.

dan harus diingat,
temanmu mungkin saja meninggalkanmu saat kau sedang jatuh.
tapi keluargamu, akan selalu ada, sedalam apapun kau terjatuh.

sekian,
salam gadis
\m/

Jumat, 08 Juli 2011

Mr. Right

Hari ini kembali berbincang dengan mereka, my partners in crime.
Membicarakan beberapa masalah. Tentang Hikari. Permasalahan hati yang terjadi beberapa waktu lalu tapi belum terjelaskan.

Tapi aku tidak tertarik untuk membicarakan manusia yang jadi penyebab polemik ini. Well, dia gak worthy untuk muncul di postinganku. (halaaahhh)

kali ini aku ingin bercerita tentang mereka, Hikari, Venus, Phei-phei, dan Langit.

Hikari, tentang laki-laki yang mengecewakan karena janji yang hanya dalam teori tapi tak ada realisasinya.
Venus, tentang seseorang yang telah cukup lama pergi namun masih meninggalkan bekas yang yang kadang menciptakan kegalauan tersendiri.
Phei-phei, tentang seseorang yang membuatnya lelah bersikap aktif tanpa ada kejelasan.
dan Langit, tentang luka yang pernah ada dan keraguan untuk memulai lagi.

"mungkin belum saatnya kita pacaran," kata Langit menepuk pundak Hikari.
"hmm,, mungkinlah. Belum ketemu yang tepat aja kali ya," tambah Hikari sambil nyeruput capuchino dingin di depannya.
"Ya, mungkin kayak gini. Bukan pacaran tepat waktu, tapi pacaran di waktu yang tepat." Langit pun ngikut nyeruput capuchino yang udah mulai abis.
"Apa maksudnya pacaran tepat waktu?" tukas Venus yang baru balik dari toilet.
"Hm, ada gitu pacaran tepat waktu?" tanya Phei juga.

"Maksudku, pacaran tepat waktu itu, ya pacaran di umur yang udah wajar." Langit mulai menjelaskan.
"Banyak orang yang mikir umur yang udah kepala dua itu waktu yang tepat untuk pacaran. jadi orang pun banyak yang pacaran di awal duapuluhan, belasan malah. Karena ngerasa pacaran di umur segitu udah tepat waktulah sama apa yang dipikirin orang," jelas Langit lagi.
"ooh,,tapi sebenernya kan bukan tepat waktunya. tapi tepat orangnya." tambah Venus.
"yak, terlebih lagi di waktu yang tepat." tambah Langit lagi.

waktu yang tepat. waktu yang memang kita udah siap untuk menerima orang lain masuk dan jadi bagian dari hati kita. Kau mungkin merasa ketika seseorang menyatakan cintanya, maka itu sudah waktunya untuk memulai suatu hubungan. Tapi apa bener itu waktu yang tepat ? Mungkin aja besok kau akan berantem, dan jambak-jambakan sama pacarmu. Jadi untuk memastikan waktu itu adalah waktu yang tepat, tanyakan pada hatimu.
Apa kau memang sudah butuh orang lain sabagai pacarmu ?
Apa kehadirannya tidak hanya akan membuatmu galau ?
Apa dia orang yang pantas untukmu ?
dan yang jelas, apa kau memang mau pacaran ?

yak, tanyakan itu pada dirimu.
jika semua jawaban itu adalah iya, maka kau sudah bisa ciptakan waktu yang tepat untukmu.

"Right time, with a right man" ucap Hikari singkat.
"yak,, waktu yang tepat, orang yang tepat." tambah Phei.
"Mr. Right, ..... hmmm.." Langit berucap dengan sedikit tanda tanya dan memandang teman-temannya itu.
"Kayak mana Mr. Right itu menurut kalian ?" tanyanya.
Venus, Hikari dan Phei menatapnya dan menunjukkan tampang berpikir.
"Menurutmu Phei ? Mr. Right yang kau mau kayak mana ? ya, tipe seorang Mr. Right idealmu lah." tanya Langit yang diiringi seluruh pandangan tertuju pada Phei.
"hm, dewasa, bertanggung jawab, yang mau beraksi untukku, yang berani juga sama keluargaku." jawabnya.
"ooohh,,, ya ya,, kalo kau Hikari ?"
"sama sebenernya sama Phei. Dewasa, bertanggung jawab, terlebih lagi sama kata-katanya, jujur, berjuang juga untukku." ucap Hikari sambil membenarkan posisi kaca matanya.
"nah kalo kau ? wahai Venus.."
"kayak mana yah boi, kalo aku, aku mau orang yang bisa ngimbangi kegilaanku." jawabnya.
"ha ? kegilaan ? berarti aku harus cari di Mahoni ?" goda Langit.
"Gak gitu.. kau pernah baca Veronica Decides to Die gak ?"
"enggak,, buku apa tu ?"
"gini, itu buku tentang seorang perempuan, namanya Veronica. yang punya banyak kawan, tapi dia justru ngedapetin perasaan dimengerti itu dari seorang laki-laki pengidap schizhophrenia. orang yang punya kehidupan sendiri dalam pikirannya. Veronica justru bisa dapet perasaan cinta yang dalem dari orang ini daripada orang-orang waras di sekililing dia." jelas Venus.
"tapi kau gak niat pacaran sama orang dengan penyakit itu kan ?"
"ya enggak,, aku cuma mau orang yang bisa ngimbangi kegilaanku, kesukaanku, dan yang pasti dia yang juga bisa jadi sahabatku." tambahnya lagi.
"hmmm.."
"nah kalo kau ? apa ?" Hikari balik tanya ke Langit.
"Aku, yang sayang sama aku apa adanya. yang gak nilai aku dari tampilan fisik dan apa yang aku pakai. laki-laki yang walopun aku pake jeans robek-robek, baju lusuh, dengan keadaan yang makin gemuk, tapi dia masih mandang aku dengan pandangan sama, dan bilang, 'kau tetap cantik'," jawab Langit dengan senyum.
"haha, sulit." Hikari merespon.
"yak, betol. Kebanyakan cowok itu nengok cewek ya dari fisiknya." tambah Phei sambil ngutak-ngatik ponselnya.
"hmm, dan ujung-ujungnya kalo gak suai lagi ya gitu, menyakitkan sajalah." Hikari.
"kayak bukunya Paulo Coelho. yang the zahir. 'kalau tidak ingin menderita, jangan mencintai'," ucap Venus yang memang penya koleksi buku dari penulis ini.
"wah, agak ekstrim tuh" Langit mulai menyela.
"gini, kalo mencintai, artinya kita memperhatikan, memikirkan, dan kalo yang terjadi gak sesuai sama apa yang dipikirin ? menderita kan ?" jelasnya.
"iya juga sih." Phei membenarkan.

"tapi bukannya cinta itu kebutuhan ?" Langit mulai mempertanyakan kata-kata sahabatnya itu.
"iya memang. Tapi bukan berati kita tetap harus memenuhi sesuatu yang malah bikin kita sakit kan ? dan yang pasti, jangan kita yang beraksi, tapi mereka lah yang harus beraksi." ucap Venus sambil nyeruput capuchinonya hingga tetes terakhir.
Mereka diam, memikirkan apa yang udah dibilang Venus.
"bukan kita yang ngejar maksudnya?" Phei ambil suara.
"yak, bener, karena kalo kita ngejer, kita cuma liat punggungnya. Kita harus lari lebih cepat untuk bisa liat wajahnya. Dan itulah orang yang disebut pacar dan gak berasal dari hubungan persahabatan" ucapnya.
"karena sahabat, itu orang yang jalan disebelah kita. bukan di depan kita. itu makanya aku pengen nikah, someday, sama sahabatku aja. Karena sahabat itu tidak menyakitkan. dan sahabat itu gak akan ninggalin kita karena kita berubah" tambahnya.
"iya ya, dan sahabat itu bisa dengan mudah kita tatap, kita cuma perlu noleh untuk bisa mandang dia. Dan yang pasti, gak perlu dikejar karena dia ada di sebelah kita." tambah Langit.

"Jadi, Mr. Right itu sahabat ?" tanya Phei cari kesimpulan
"bisa jadi." jawab Venus.
"karena sahabat bisa aja jadi pacar. Tapi pacar, belum tentu bisa jadi sahabat kan?" tambahnya.
"tapi males ah kalo cari pacar dari golongan sahabat" Hikari menimpali. Semua mata tertuju padanya dengan wajah penuh senyuman paham. ya, joshi juga sahabatnya.
hmmmmmm...

"ya, mungkin gini. Right Man on the right time, mungkin adalah dia yang selama ini nangkring di Right (sebelah kanan) kita," tandas Langit disertai dengan senyuman teman-temannya.

#berbincangwith al-galauiah
salam gadis.

Jumat, 01 Juli 2011

'tong sampah'

Postingan ini tercetus dalam pikiranku saat sedang memforum bersama venus, my partner in crime di kampus dan di belantara dunia kegalauan.

Tong sampah,
ya, tong sampah,
tapi ini bukan tentang tong yang jadi tempat pembuangan sisa-sisa makanan, bungkus bekas, dan limbah lainnya. dengan bentuk yang bermacam-macam dan aromaterapi yang bermacam-macam pula.
bukan, bukan seperti yang diatas ini.

Tong sampah adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan orang yang sering menjadi pendengar dan penerima cerita, kegundahan hati, dan problematika kehidupan yang dialami orang lain.
Disebut 'tong sampah', karena apa yang ia terima merupakan hal yang mengganggu, uneg-uneg dan kisah yang tidak diinginkan kejadiannya.
Sama seperti sampah, permasalahan juga harus diselesaikan hingga kemudian dapat dibuang.

Aku sedang berada di depan Venus, seorang temanku yang sering menjadi 'tong sampah' teman-temannya. begitupun kali ini, saat sedang asik membahasproblematika yang dia alami padaku, ponselnya berdering. Seorang temannya di seberang sana sedang mengalami masalah.
Dengan seksama ia dengarkan tiap ucapan temannya itu. Mimik wajahnyapun berubah seiring dengan kisah yang semakin dalam diceritakan. Ada banyak saran yang ia berikan. Baik secara psikologis, keluarga, maupun agama. Wajahnya pun semakin serius menanggapi tiap permintaan saran dari temannya.

Beginilah orang yang disebut 'tong sampah' atau temapat curhat itu. Walaupun memiliki permasalahan sendiri, sebisa mungkin selalu siap bila dibutuhkan. Bahkan terkadang ia lupa, bahwa dia sendiri juga memiliki masalah yang pelik dan juga butuh orang lain.
Kalau kupikir-pikir, ada hal yang membuat ketenangan tersendiri dalam jiwa ketika bisa ikut menyelesaikan permasalahan orang lain. Bahwa kita masih memiliki tempat tersendiri sebagai orang yang selalu memiliki saran dan waktu melayani tiap curahan hati orang lain.

Saat menjadi 'tong sampah', aada hal yang kupelajari. Bahwa kita dapat belajar dari tiap permasalahan yang dialami orang lain. Kita mungkin tidak mengalami hal itu, tapi ketika kita bisa membantu menyelesaikan masalah itu, berarti kita sudah membuat suatu skema usaha preventif  jika suatu hari nanti kita mengalami masalah serupa.
Terkadang orang-orang sering lupa bahwa tiap tong sampah juga memiliki sampahnya sendiri. Walaupun terkadang si 'tong sampah' lupa akan masalahnya sendiri.

Sampah yang dimiliki oleh si 'tong sampah' ini akhirnya diberikan pada TPA. Yak, benar sekali, tempat pembuangan akhir.
TPA inilah yang menerima sampah dari si 'tong sampah'. Karena sebisa dan sehebat apapun orang membantu menanggulangi masalah orang lain, dia juga membutuhkan orang lain untuk membantu menyikapi masalahnya sendiri.

TPA inilah yang menjadi tempat penyaluran curahan hati dari si 'tong sampah'. Biasanya orang yang mendengarkan curahan hati dari 'tong sampah' tidak lain adalah 'tong sampah' juga. (sumpah ini bahasa ribet bener).
seperti halnya aku yang sering mendengar curhatan orang, aku juga menceritakan kegundahan hatiku pada Venus. Begitu juga sebaliknya. Bahkan terkadang ketika ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, maka kami akan berdiskusi, mencari cara yang terbaik untuk membantu orang tsb.

dan ketika berbagi itulah, aku menemukan sisi lain dari tiap orang. Sebuah sisi kehidupan yang mungkin tidak semua orang ketahui. Begitu banyak pembelajaran yang didapat hanya dengan mendengarkan, menyarankan dan ikut menyelesaikan masalah orang lain. Dan seseorang hanya dapat menjadi 'tong sampah' jika bersedia mendengarkan tiap keluhan dan cerita orang lain.

tapi, hal penting yang harus diingat saat menjadi 'tong sampah' ialah, semewah, sebesar dan sehebat apapun kau menjelma menjadi 'tong sampah', kau harus jadi tong sampah yang berlubang.
berlubang, agar tiap masalah yang kau terima tidak membuat memori dan pikiranmu penuh. Karena kau juga memiliki masalahmu sendiri.
karena sehebat apapun orang mampu menjadi seorang pendengar, dia juga membutuhkan orang yang bersedia mendengarkannya.


sekian.
salam gadis.


Kamis, 30 Juni 2011

tentang perempuan peminta-minta

            Matahari bersinar dengan terik ketika kami sampai di kampus Universitas Sumatera Utara. Walaupun ketika itu jam masih menunjuk ke angka sepuluh, namun matahari menyengat seperti sudah jam duabelas siang. Wajahnya berbalut keriput, matanya pun sudah tidak mampu melihat dengan jelas lagi. Jilbab abu-abu yang sering ia kenakan pun sudah mulai lusuh. Bila diperhatikan, disebelah kirinya terdapat tas tangan berisi botol air minum. Dia duduk beralaskan plastik dengan kain batik yang menutupi kakinya. Dialah Nurhayati, wanita berusia 70 tahun ini adalah seorang peminta-minta yang sering duduk di bawah pohon di samping Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Wanita berjilbab yang kakinya sudah tidak kuat laki untuk berjalan ini menceritakan awal mula kenapa ia bisa menjadi seorang peminta-minta.
            Nurhayati yang sekarang tinggal di Batang Serai pasar 2 ini berasal dari Meulaboh, ibukota dari kabupaten Aceh Barat yang dijuluki sebagai Negeri Pasi Karam. Saat masih tinggal disana, ia bekerja membantu anaknya bekerja di pinggir pantai Meulaboh yang berjualan makanan. Pada pertengahan tahun 2004 ada seorang pria yang mendatanginya untuk bersedekah. Tapi pria tersebut memberikan sebuah syarat, yaitu ibu Nurhayati harus mau mengaji di daerah Besilam. pria itu juga menyatakan bahwa dia akan membiayai Nurhayati selama dua bulan disana yaitu sebesar Rp.500.000 perbulan.
            Namun sebelum sampai dua bulan waktunya mengaji, bencana tsunami melanda Provinsi Aceh, dan Meulaboh merupakan daerah dengan korban jiwa dan tingkat kehancuran yang tinggi. Nurhayati mengatakan anaknya menjadi korban bencana alam tersebut. Tapi seorang dari pengajian tersebut memberitahunya bahwa Budi, seorang cucunya yang cacat, selamat dari bencana tersebut. Budi cucunya yang berusia sembilan tahun itu dikabakarkan dibawa ke Lhoksmawe oleh para relawan. Nurhayati kemudian kembali dan membawa serta cucunya bersamanya.
            Kemudian dia bersama cucunya itu berangkat ke Medan. Awalnya ia tinggal di kaki-kaki lima, pelataran toko, dan di mesjid-mesjid. sampai pada suatu hari seorang pengunjung mesjid menawarinya tempat tinggal di gubuk di ladang yang ia miliki. Di gubuk berukuran 2x2,5 meter itulah ia tinggal bersama cucunya itu.
Mengemis menjadi pilihannya untuk mendapat sesuap nasi ketika seorang temannya menawarinya untuk ikut  meminta-minta bersamanya. Nurhayati bercerita awalnya ia malu untuk meminta-minta pada orang. kemudian temannya itu menasehatinya untuk tidak malu karena mereka adalah orang yang tidak punya. “gak usah malu-malu, kita ini orang gak punya, mau makan darimana kalo gak minta-minta. daripada cuma diam di rumah”, begitu ucapnya menirukan kata-kata rekannya itu.
            Saat ditanya kenapa ia memilih meminta-minta di kampus, dia mengatakan temannya yang juga sudah lama menjadi peminta-minta di kampus USUlah yang memberitahunya. Dia juga tidak tau harus kemana lagi meminta-minta karena dia tidak tau lagi tempat lain selain di tempatnya sekarang. Selain itu kakinya yang sudah sulit untuk berjalan mengahalanginya untuk dapat bergerak aktif seperti dulu. 
Wanita yang selalu duduk di bawah pohon di samping fakultas hukum inipun mengatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa di kampus ini sangat baik-baik. Mereka sering memberinya seribu atau dua ribu walau tidak semua mahasiswa yang melewatinya mau untuk memberi.
            Dia mengatakan uang yang ia dapat juga cukup untuknya makan, mulai pagi sampai jam sepuluh ia bisa mendapat hingga sepuluh ribu rupiah. Wanita yang sering memberikan ucapan doa-doa ketika ada yang memberinya sedekah ini juga menyatakan bahwa ia tidak tahu sampai kapan ia bisa bertahan menjadi seorang peminta-minta. Karena umurnya yang sudah tidak lagi muda dan kakinya yang sudah tidak sekuat dulu. Dia tidak tahu Budi, cucunya yang menderita cacat pada kakinya akan seperti apa, karena mereka tidak memiliki siapa-siapa lagi. Begitulah katanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
            Dia pun tidak berhenti berterimakasih saat kami meninggalkannya karena wawancara kami sudah selesai. “makasih yah nak, semoga lulus , sukses, pikirannya jangan kemana-kemana”. ucapnya dengan senyum ramah yang selalu ia berikan pada tiap orang yang lewat.
            Kenyataannya banyak orang yang tidak menyukai keberadaan peminta-minta di wilayah instansi pendidikan. Ada yang mengatakan bahwa keberadaan mereka mengganggu tatanan kampus. Tidak seharusnya peminta-minta dibiarkan berada di wilayah kampus yang notabene merupakan tempat belajar, terlepas dari alasan mengapa mereka menjadi seorang pengemis. Ada juga yang berpendapat bahwa seharusnya pengemis tidak seharusnya ada di wilayah kampus mengingat masih banyak tempat lain yang banyak didatangi masyarakat seperti tempat rekreasi dan pusat perbelanjaan.  
             Kecurigaan masyarakat juga sering muncul dalam menyikapi keberadaan peminta-minta. Hal ini disebabkan adanya sindikat-sindikat pengemis yang kerap muncul di masyarakat. Mereka menggunakan banyak cara untuk mendapatkan rasa iba dan pemberian dari orang. ada yang membawa anak kecil, membalut bagian tubuhnya dengan perban, padahal mereka memiliki tubuh yang masih segar bugar, sampai yang mengenakan pakaian compang-camping untuk menarik perhatian orang, dan tidak jarang mereka dipimpin oleh seorang bos yang mengkoordinir mereka. Namun yang perlu dicermati dari kisah ibu Nurhayati yang saya tuliskan diatas ialah, tidak semua peminta-minta memiliki motif menipu karena keengganan mereka bekerja. Ada orang yang menjadi peminta-minta karena tidak memiliki kemampuan untuk bekerja lagi secara wajar
            Pemerintah juga menetapkan peraturan yang tertuang dalam peraturan pemerintah NO. 31 tahun 1980 tentang penangguangan gelandangan dan pengemis. Dalam pasal 1 dapat dilihat bahwa pemerintah memberikan beberapa poin penting penanggulangan gelandangan dan pengemis. Beberapa poin tersebut menyebutkan usaha-usaha ang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan tersebut. yaitu : Usaha preventif adalah usaha secara terorganisir yang meliputi penyuluhan, bimbingan, latihan, dan pendidikan, pemberian bantuan, pengawasan serta pembinaan lanjut kepada berbagai pihak yang ada hubungannya dengan pergelandangan dan pengemisan; kemudian Usaha represif yang merupakan usaha-usaha yang terorganisir, baik melalui lembaga maupun bukan dengan maksud menghilangkan pergelandangan dan pengemisan, serta mencegah meluasnya di dalam masyarakat.; dan terakhir Usaha rehabilitasi yaitu usaha-usaha yang terorganisir meliputi usaha-usaha penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali baik ke daerah-daerah pemukiman baru melalui transmigrasi maupun ke tengah-tengah masyarakat, pengawasan serta pembinaan lanjut, sehingga dengan demikian para gelandangan dan pengemis, kembali memiliki kemampuan untuk hidup secara layak sesuai dengan martabat manusia sebagai Warga negara Republik Indonesia.
            Tidak ada yang tahu secara pasti hingga kapan keberadaan peminta-minta di negara ini dapat diatasi. Karena sejatinya tidak akan ada peminta-minta jika setiap institusi yang berkaitan dengan permasalahan ini dapat memberikan jalan keluar dan pemacahan bagi masalah ini. karena orang yang sudah tua dan tidak memiliki keluarga lagi seperti Nurhayati, yang wajarnya sudah pensiun, dapat memperoleh penanganan yang jelas dari pemerintah.



sekian
salam gadis 
           

Senin, 27 Juni 2011

just speak up !

well,, aku sedang ingin memanfaatkan fasilitas wi-fi yang sekarang secara sukarela diberikan oleh ibuk kostku.
dan yah,, kenapa gak di pol-polin aja..

kali ini aku mau share sebuah case yang berawal dari sms seorang partner in crime ku di kampus.
dia bertanya tentang mimpi, yah, mimpi, yang biasa dibilang sebagai bunga tidur.
tapi aku gak akan bahas tentang mimpi, i'm not ahli nujum..

yang membuatku tertarik adalah masalah yang dia ceritakan.
tentang seseorang yang mengambil ruang yang cukup besar di hati, ya, seseorang yang biasa disebut ehem-ehem.

hmm,,
mungkin begini ilustrasinya,
ketika seseorang sudah mengambil ruang yang cukup besar dengan kedalaman yang tidak biasa, maka bukan hal yang tidak mungkin membuat kita terpaku begitu lama ketika tiba-tiba orang itu muncul di dalam mimpi yang gak pernah kita desain sebelumnya. Apalagi kejadian di dalam mimpi itu membuat kita berpikir, "ada apa ?", "apa yang terjadi ?"

baiklah, ada sebuah kalimat dari smsnya yang membuatku tersenyum, begini kalimatnya : "sebenernya aku malu mengakuinnya kalau, aku khawatir. dan sebenarnya masih peduli."
dan secara cepat jari-jariku mereply smsnya dengan sebuah pertanyaan singkat :"dan kau masih sayang ?"
kemudian si kawan memberikan jawaban yang sudah kuduga, ya, jawaban yang tidak mengisyaratkan sebuah kemutlakan perasaan, jawaban yang labil dalam bahasaku. jawaban yang menunjukkan jawaban 'iya'.

dan sebuah kalimat yang menggerakkanku untuk memposting sedikit cerita ini, "kalau udah kayak gini, aku iri sama kau, karena soal hati kau bisa frontal"
kalimat inilah yang aku rasa menarik untuk sedikit kubahas dalam postingan kali ini.

frontal dalam pengungkapan perasaan.
frontal disebut juga sebagai sikap terbuka, terang-terangan dan langsung.
aku lebih suka membahasakannya sebagai speak up atau berani bicara.

terkadang orang memiliki kesulitan ketika ingin menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaannya. hal iini bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti background keluarga yang menjunjung tinggi hierarki, misalnya orang tua adalah orang tua, dan anak tidak memiliki hak untuk berpendapat berbeda dengan orang tua, kemudian rasa malu, ya, malu karena adanya rasa takut terhadap efek samping yang ditimbulkan dari perlakuan dan pengakuan yang dibuat, kemudian adanya pikiran sempit (dalam hal ini aku menyoroti tentang masalah gender) bahwa perempuan tidak selayaknya berani berbicara di depan publik atau mengungkapkan perasaannya terhadap lawan jenisnya.

faktor-faktor diatas hanyalah secara garis besar, ada banyak faktor-faktor ringan atau kecil lain yang juga berdampak pada kesulitan penyampaian pendapat dan perasaan.

aku berpendapat secara pribadi disini,,,
wajar memang jika kita merasa enggan untuk mengutarakan apa yang ada di dalam benak kita, manusiawi setiap orang memiliki rasa ragu, namun ada hal yang harus juga kita pikirkan, yaitu bahwa orang lain juuga perlu tau atas apa yang kita rasakan, bahwa kita memiliki pendapat tertentu atau kita memiliki perasaan tertentu terhadap orang itu.
mereka perlu tau,
ya, jika kau enggan mengutarakan apa pikiran dan perasaanmu, maka dapat kukatakan bahwa apa yang kau rasakan dan kau pikirkan akan menjadi hal yang mubazir dan sia-sia karena tidak diketahui oleh orang yang dimaksud.
sebagian orang mungkin sering berkata seperti ini :"biarkan sajalah, waktu yang menjawab"
oya ? lalu seberapa hebat waktu itu ? waktu hanya berjalan, didalamnya ada takdir Tuhan, dan didalamnya juga ada hal yang bisa kau lakukan. jadi hanya berserah pada waktu tapi tidak melakukan apa-apa ?
oh guys,, you just waste your time..

terkadang orang lebih memilih memendam perasaannya, dan membiarkannya begitu saja.
tapi, mau sampai kapan ?
kau mungkin bisa menyimpan segala macam keluh kesah, cerita, atau pendapat tak tersalur di dalam benakmu, tapi bukankah tiap benak manusia ada batasannya ? dan jika anggaplah itu sebagai ruangan, lalu penuh, mau ditaroh mana lagi perasaan dan pikiran baru yang muncul lagi setelahnya ?
itulah gunanya pengungkapan.
kau mungkin tidak akan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan yang kau harapkan atas pengutaraan perasaanmu, tapi bukankah merasa sedikit lebih lega itu juga lebih baik ? ya setidaknya kau tidak akan meledak seperti gas tiga kilo ketika ruangan penyimpanan itu penuh.

dan yang perlu diingat adalah, bukan hal yang memalukan untuk mau mengutarakan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita terhadap seseorang, gantilah istilah itu dengan kata 'berani'.
ya, itu merupakan suatu keberanian ketika kita mau mengakui, mau untuk menyampaikan sesuatu, itu bukan hal yang memalukan, tapi merupakan suatu bentuk keberanian, karena orang hebat sekalipun belum tentu mampu untuk mengutarakan apa yang hatinya rasakan.

so, speak up !

sekian,
salam gadis;;
\m/

Selasa, 14 Juni 2011

Kaperlek (kapan perlu, pake)

June 14th 2011.

Hari ini forum evaluasi. .
Tapi di postingan kali ini, aku gak akan bahas hasil evaluasi diri,
kali ini aku akan sedikit bahas tentang salah satu problem yg sempat tercetus di forum tadi.
Kaperlek, yah, istilah yg gak enak didenger kuping, tapi gak jarang ditemukan.

Kaperlek atau kapan perlu pake adalah istilah yang sering digunakan orang untuk menyebut orang yang mencari teman, mendekat, atau berteman hanya ketika diperlukan atau menginginkan sesuatu.
Setelah selesai urusan, selesai jugalah temenannya.

Bukan hal yang sulit untuk menemukan orang yg suka meng-kaperlek-kan orang,
dan gak susah juga untuk nemuin orang yg mau ato rela di-kaperlek-kan.

Pernah dapet temen yg tiba2 deket waktu ujian ato ada tugas sulit ato ternyata dia lagi kesusahan, tapi giliran seneng dan gak butuh trus kau ditinggal gitu aja ?
Yap, kau sedang menjadi orang yg di-kaperlek-kan.

Sebenernya bukan hal yang seutuhnya buruk jadi orang yg di-kaperlek-kan,
positifnya, mereka anggap kau bisa diandalkan, kau punya kemampuan yg lebih dibanding mereka yg meng-kaperlek-kanmu.

Tapi tetep aja, sikap meng-kaperlek-kan orang bukan sikap yg baik, karena sikap yg seperti ini bisa menimbulkan beberapa hal.
Seperti rasa traumatik dan penggeneralisasian terhadap orang2 dgn sikap kaperlek.

Maksudnya, orang yg pernah mengalami kejadian pengkaperlekan ini, bisa saja mengalami traumatik akibat hal tsb, seperti seringnya mendapat perlakuan ini, dicari ketika dibutuhkan, dibuang ketika urusan selesai.
Orang yg pernah mengalami tingkat kaperlek tinggi dapat membuat orang tersebut 'buta' terhadap setiap jenis pertemanan dan menganggap semua orang yg menjadi temannya akan melakukan hal yg sama,
sehingga tidak ada sahabat baginya, yg ada hanyalah orang yg mencari karena butuh. .

Dalam forum, aku temukan kenapa orang cenderung diam ketika di-kaperlek-kan.
Adanya rasa takut kehilangan teman, dan takut dibenci.

Dalam sebuah kelompok, gak jarang ada orang yg menjabat sebagai orang yg 'bekerja' untuk kelompok.
Maksudnya, ktika ada tugas ato ada hal yg harus ditanggung jawabi, maka orang inilah yg melakukan itu semua,
nah, orang yg rela diperlakukan seperti ini dan menerima perlakuan tsb, tkadang takut untuk melawan ato enggan bilang tidak, karena takut dijauhi oleh kelompoknya.
Hingga dia rela, walau terpaksa.

Sering saat di-kaperlek-kan bahkan oleh teman sendiri, kita diam dan terima saja,
hal ini dapat juga diakibatkan oleh rasa enggan ato gak enak ah kalo nolak, kalau aku gak mau,ntar dia marah. .
Seperti itu.
#agak curhat sikit

Cara sederhana yg bisa dilakukan untuk berhenti menjadi orang yg di-kaperlek-kan adalah berani berkata tidak.

Tidak mudah mungkin, tapi bukan berarti tidak bisa.
Kau juga perlu menunjukkan perasaanmu, ketidaksetujuanmu terhadap perlakuan tsb.

Dan buatlah seperti ini,
aku butuh kau ? Enggak juga, gak temenan sama kau, ip ku turun ? Gak ah,
jadi jangan atur dan buat aku seperti mau mu.

Begitu.

Karena seorang sahabat dikatakan sebagai sahabat bukanlah karena sering bersama, tapi karena ikatan hati yang terjalin diantaranya.
Rasa saling membutuhkan, rasa saling menghargai.

Perlu ditandai, saling.
Jadi bukan hanya satu pihak yg bertindak.

Karena teman yang kau perlukan bukan hanya teman yg tumbuh bersamamu, tapi juga mampu membuatmu tumbuh.

Pilihlah lingkaran yang tepat untukmu, lingkaran yang menganggap kehadiranmu berarti bukan karena apa yg kau lakukan, tapi karena kau selalu hadir, dan ada bagi mereka, sehingga sebuah lingkaran tidak akan menjadi lingkaran sempurna bila tanpa kamu.


Sekian.
Salam gadis.

Senin, 13 Juni 2011

Mendengarkan

June 13th 2011.

Hari ini uas hari terakhir.
Then memforum with them. .

Menforum, buka forum, sebutan yang kupakai untuk menyebutkan sebuah diskusi umum yang sering kulakukan bareng partners in crime ku di kampus.

Forum bisa tentang apa aja,
tentang kuliah,
problematika kehidupan,
dan juga tentang kegalauan hati.

Forum kali ini tentang mau mendengarkan pendapat orang lain.

Dimulai dengan curhatan beberapa teman, forum ini dibuka juga dengan banyak gagasan.

Hal yang paling kusuka dari sebuah forum adalah mendengarkan.
Ya, mendengarkan,
sebuah kata yang sederhana tapi tak sesederhana saat prakteknya.

Seperti jargon sebuah iklan : karena hanya dengan mendengarkan, kita bisa lebih mengetahui.

Yap, dimulai dengan mendengarkan.


Ketika seorang teman bercerita tentang masalahnya, yang pelik kelihatannya, sulit temukan jalan keluarnya,
lalu ? Kau mau apa ?
Terkadang, orang dengan masalah berat, kemudian dia bercerita, sebenarnya tidak mencari solusi, tapi butuh orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya.

Tapi walaupun dia butuh solusi,
bukankah solusi bisa muncul jika kita tau keseluruhan masalah ? Dan mengetahui kesuluruhan masalah dapat dilakukan dengan mendengarkan.

Gak jarang, orang sangat suka didengarkan ketika dia bicara, tanpa tau, bahwa orang yang mendengarkan juga punya mulut yg ingin didengarkan.
Disinilah istilah take and give berperan.

Ketika kau ingin didengarkan, mulailah dengan mendengarkan.

Gak bisa dipungkiri, ketika kita mendengarkan, maka kita bisa berpendapat, saling memberi pendapat dalam sebuah forum itulah yg paling aku sukai.

Tiap orang punya hak yang sama dalam berpendapat,
dan tiap orang juga punya kewajiban yg sama untuk mendengarkan sehingga berhak untuk berpendapat.

Dengan mendengarkan, kita bisa tau potensi diri.
Ya, potensi yang kadang tidak kita sadari tapi diketahui orang lain.
Potensi yang akan terungkap hanya jika kita mau mendengarkan orang berpendapat tentang diri kita.

Ketika mendengarkan, gak jarang aku mendapati orang yang dominan.
Yaitu orang yg memberikan hakku untuk mendengarkan dan melupakan kewajibanku untuk membuatnya mendengarkan.
Singkatnya seperti: "aku mau cerita, kau dengarkan, jangan potong2, dengarkan aja."
tanpa mengingat kapasitas tiap telinga manusia punya batas.

Mendengarkan dapat membuat kita mengerti orang lain.
Percaya lah, ketika kau mendengarkan seseorang bicara, kau juga bisa tau, seperti apa orang itu.

Aku berpendapat,
seseorang dinilai bukan dari apa yang disampaikan, tapi bagaimana cara penyampaiannya.
Aku sebut ini sebagai packaging.

Ketika mendengarkan, aku mulai bisa menilai tentang bagaimana orang bisa dikatakan cerdas.
Seseorang dikatakan cerdas bukan dari kritik-kritik yang dia sampaikan untuk menyikapi suatu hal.
Tapi orang cerdas adalah orang yang bisa menyampaikan kritikannya dengan cara yang baik agar bisa diterima lawan bicara dan gak menimbulkan kesesakan di dada.

Saat mendengarkan,
aku tau apa yang belum aku tau,
dan yang aku tau dapat menjadi hal yang orang lain dengarkan untuk menjadi tau.

Seorang pendengar gak jarang disebut juga tong sampah.
Ya, orang yg mendengarkan keluh kesah, unek2, kegalauan, curhatan, atau apapun itu namanya.
Tapi bagaimana pun seorang pendengar menjadi orang yg paling penting ketika kau bicara.
Ibaratnya, seperti radio yang menyala 24 jam tanpa ada seorang pun yang mendengarkan, akan sia2. .

Seorang teman pernah berkata, "ketika kau jadi tong sampah, jadilah tong sampah yg berlubang. Jadi waktu kau penuh, kau gak akan meledak."

kemudian aku berpendapat, tiap tong sampah pasti butuh TPA, tempat pembuangan akhir.
Artinya orang yang mendengarkan juga perlu orang lain untuk mendengarkannya juga.

Dalam sebuah forum,
proses yg terjadi adalah saling mendengarkan.
Saling mendengarkan dapat berarti saling menghargai.

Dan seseorang yg hebat bukanlah orang yang didengarkan banyak orang, tapi orang yg hebat adalah orang yang bersedia untuk meluangkan waktunya mendengarkan orang lain. .

#hasilforumtdsiang.

Salam connector

Jumat, 10 Juni 2011

Saat nge-kost

June 11th 2011.

Indekost.
Aku pernah baca kalo asal kata ini adalah dari bahasa belanda.
Tapi, aku gak tau artinya apa. .

Aku ingat, pertama kali aku ngekost adalah seminggu sebelum pengumuman UMB 2009. .
Sado Executive kost,
itu sebutannya.

Sebuah rumah kost2an yang berisi 6 kamar, 2 orang masingan..

Sebuah rumah, bukan pertama yang menjadi tempat tinggalku di kota yang dibilang metropolitan ini.

Menjadi tempat yang berisi orang-orang luar biasa, yang menjadi keluarga, menjadi sahabat, dan menjadi bank simpan pinjam.

Orang-orang yang menghiburku ketika aku yg waktu itu gak lulus UMB, dan menghabiskan waktu sejam untuk menangisi kegagalanku. .
Orang-orang diam-diam kujadikan bahan observasi.

Kejadian-kejadian seru nan tak terduga yang terjadi selama ini. .

Ketika seorang kakak kostku patah hati, dan cukup melemahkan jantungku.
Ketika seorang teman kostku sakit tumor, dan menelepon setelah operasi, yang membuat kami panik setengah idup.
Ketika seorang lagi bertengkar dengan pacarnya sampai adu jotos.
Ketika menyaksikan satu persatu kakak kost sidang dan diwisuda.
Ketika memborbardir anak kost yang sedang ultah dengan telur yang sudah sminggu bertengger di dalam kulkas.

Semua halaman dari buku harian kostku yang akan tetap tinggal di memoriku.

Seorang kakak kostku, yang selalu dibilang lebih mirip aku dibandingkan kakak kandungku sendiri, akan meranjak, meninggalkan kost ini, pulang ke pangkuan ibunya.

Ada banyak hal yang pernah kami lewati bersama, walau tanpa bintang.
Seorang perempuan dari jurusan olahraga dgn fokus karate, perempuan bertubuh makmur berjilbab, yang menjadi guru renangku,
dia juga yang sempat membuat jantungku berdtak tak beraturan ktika dia patah hati.

Sebuah percakapan dari hati ke hati saat ini,
tentang saat2 lucu dengan penghuni kost terdahulu,
tentang kejadian2 yang pernah trjadi namun terlewatkan olehku.

Dia akan menjalani hari2nya untuk masa depan yg insyaallah lebih baik.
Menjalani sebuah jalan yang dia pilih.

Dan aku percaya,
tiap orang punya jalannya sendiri,
dan jalan2 yang dilalui punya persimpangan yang jalanku dan jalanmu mungkin akan bertemu.

Akan ada hal yang berbeda dengan rumah ini,
penghuninya dan sistem di dalamnya.

Suatu hukum pertemuan,
kalau kau pernah bertemu, kau juga akan berpisah.
Kalau gak mau pisah, ya jangan ketemu.

Setiap orang punya kepribadian tersendiri, itulah yang menjadi tantangan dalam sebuah lingkungan.

Tiap hal yg pernah terjadi akan menjadi kenangan, kenangan yang tersimpan rapi dalam hati dan pikiran.
Kenangan2 itu mungkin akan tertimpa dengan kenangan lain, tapi kenangan itu, akan tetap ada.

#di kamar.
#menggalau.

Minggu, 05 Juni 2011

wi-fi oh wi-fi

june 5th 2011

berawal dari niatan yang besar di hati untuk memulai mengerjakan bab 1 yang menjadi tugas akhir salah satu mata kuliah di semester ini, kunyalakan laptop yang sudah memanggil-manggil menggoda untuk segera menjamahnya.
yah, seakan-akan berbisik mesra " woy nok ! kapan mau kau kerjakan tugas mu itu hah ?! kamis neng, kamis dikumpul".
well, baiklah, kedengarannya udah gak mesra lagi.

entah dari mana ada jaringan wi-fi singgah di lappie seksi ku,,
koneksinya luar biasa, ya, setidaknya cukup untuk mendownload lagu satu album dalam waktu setengah jam, plus youtube yang lancar tanpa gangguan sama sekali.

dan mulailah kami, makhluk kost paling eksekutif dapat layanan wi-fi tanpa nama, dan jelas,,
gak mungkin disia-siakan gitu aja.
yah,,
entah berapa kali bolak-balik internetan tanpa henti.

termasuk salah satu teman kostku yang biasanya nge-net di warnet gak pernah buka youtube karena bakal ganggu koneksi, sekarang secara bebas dan liar asik ganti-ganti tontonan.
hhmm,,

begitulah,
ketika tugas butuh rujukan yang banyak, jaringan wifi dengan indahnya muncul..
untuk siapapun pemilik hotspot ini,,
tH@nk$ yaaChh..
Kaww b3nar2 m3mb@ntuQ untUk men9@l4yyy,,

empati, mungkinlah

Juni 5th 2011.

sedang sibuk dengan bab 1, stuck,,
dan tiba-tiba, entah darimana, di kostan ini jadi bisa internetan gratis, bukan dari wifi nya ibuk kost yang butuh keyword ntah apa..

like usual, ngeblog, ngetwit, then facebookan,,
seperti biasa, letakkan berfacebook ria di urutan terakhir ketika browsing..
mencegah kegalauan lah dikit.

mataku tertuju pada chat-list,
ada nama dia, seorang sahabat yang sudah 6 bulan ini mengalami perubahan drastis.

ya, kusebut drastis karena dia yang biasanya selalu ramah dan punya waktu untuk bertemu denganku dan seorang sahabatku yang lain, kini sudah sangat sibuk kelihatannya.
terakhir kali, janji yang telah dia buat, tempat dan waktu yang dia tentukan, hambar,
janji tak lagi terpenuhi, hingga detik aku menulis ini semua.

beberapa hari lalu, kuliah libur, aku pulang ke rumah, menuntaskan kerinduan pada keluarga dan pada keponakan kecilku yang masih berumur dua bulan, yang katanya selalu tidak bisa tidur jika aku merindukannya, dan berakhir dengan ibunya yang adalh sepupuku, ngomel dan memaksaku untuk pulang,, "kalo kangen itu yah pulang napa lho nte,, kasian ni adeknya gak bisa tidur,, udah tau punya ikatan batin". begitu katanya.

hmm,
ya, ikatan batin..

entah benar atau tidak, aku percaya ikatan batin selalu ada,
seperti ibuku yang selalu tau jika aku sakit di kost, ya, dia tau, karena dia juga merasakan sakitnya.
seperti ayahku yang tau ketika aku patah hati atau ketika ada lelaki yang dekat denganku,, dia tau, entah darimana, jawabannya selalu sama ketika ditanya,, "i'm your dad,, of course i know,,"

sebuah ikatan batin yang juga aku rasakan pada dua orang sahabatku,,

pernah kurasakan jantungku berdetak tidak beres, pikiranku selalu tertuju padanya, riyani, sahabatku sejak sd..
dia pasti sedang tidak sehat, atau sedang memendam masalah yang cukup berat..

mungkin hanya kebetulan, tapi aku selalu menikmati setiap detakan jantung yang tidak normal, stiap pikiran yang tiba-tiba terfokus pada salah satu teman, ketika hati berkata ada hal yang sedang terjadi pada sahabatku dan dia membutuhkanku,,
ya,, rasanya, aneh,, aku pasti panik, tapi setelahnya, aku bahagia, bisa ikut merasakan, atau setidaknya tau dengan apa yang terjadi pada sahabatku sebelum mereka bercerita secara gamblang.

begitupun saat ini,,
aku mulai bisa ikut merasakan kejadian yang dialami partner in crime ku di kampus,,
saat si venus terkilir, firasatku sudah berkata demikian di malam sebelumnya,
saat dia senggugut, yah,, hehe,, aku pasti sudah tau,,
saat phei galau dengan hubunganya dengan seorang pria, tiap pesan singakt darinya yang singgah di ponselku, membuatku jadi seperti tau, apa yang sedang ada di pikiran dan perasaannya.
ketika hikari bertemu dengan hatinya, yah,, malamnya aku menangis, ntah, aku juga gak ngerti kenapa nangis, tidak ada hal yang harus disedihkan,, pikiranku kemudian tertuju padanya dan hatinya itu,, hingga aku tertidur, dan bertemu dengannya keesokan pagi,, yah, dia bercerita, dia menangis, bahagia..
ntahlah,,
ketika si kocik menunggui neneknya yang sedang sakit keras,
seperti tau, aku tidak terlalu ingin membahas masalah itu, karena yang aku tau, suasana hatinya sedang tidak baik..
mungkin inilah yang disebut empati.
ya, empati..

tapi aku gundah, ketika tidak bisa merasakan hal yang sama pada seorang sahabatku itu,, entahlah,, semua terjadi selalu saat dia punya pacar,, mungkin karena aku cemburu dia tak lagi punya waktu berkumpul seperti biasa, ya, mungkin..
terkadang hatiku bahkan tidak terlalu bersemangat untuk tau apa yang terjadi dengannya.

aku hanya mengumpulkan kabar dari kawan-kawan dan keluargaku yang mungkin tau kabarnya.
padahal rumahnya tidak jauh dari rumahku, enam hari di rumah tidak meringankan langkahku ke rumahnya.
entahlah,, akupun gak ngerti.

dari semua hal yang aku dapat tentangnya, tidak sediktpun terukir hal yang baik untuk di dengar.
aku resah, tapi keresahanku tak cukup besar untuk membuatku menemuinya.

tapi kata-kata ibuku sedikit memberiku pandangan.. "waktu kawan kita punya pacar, kita gak bisa mengharapkan dia punya waktu sebanyak yang dulu dia punya buat kita dan pikiran yang selalu sama rindunya sama rindunya kita. kawan kita mungkin berubah, tapi satu yang gak boleh berubah,, perasaan peduli dan sayang kita ke kawan kita itu."

hmm,
apapun. bagaimanapun. dia tetaplah seorang kawan yang dengannya aku ikut bertumbuh..
aku sayang dia sama seperti aku sayang riyani dan empat orang gila partner in crime ku itu..