Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Jumat, 10 Februari 2012

Akhirnya harus memilih

Memilih,
baiklah, aku sendiri masih merasa aneh kenapa pekerjaan pilih-memilih harus ada dalam dunia ini.
Aku benci jika harus memilih.
Pikiranku harus digunakan sedikit lebih keras untuk kegiatan satu ini.

Aku benci bila harus terus berfantasi.
Aku benci bila harus terus bertuhankan mimpi.
Mimpi yang tiap malam kau rajut penuh wewangian, bintang dan segala bentuk keindahan.
Kau harus tau, kau bukan calon presiden republik ini yang harus berkampanye segala macam wacana.
Wacana tanpa makna.
Kau, aku mengenalmu sudah sepertiga hidupku.
Kau, kau adalah celah yang kuciptakan untuk memahami pikiran dalam kehidupan lain.
Kau membuatku terus, dan terus menginginkanmu.

Aku tersiksa, bila kau peduli.
Aku masih terus berharap kau yang muncul di sisi pintu rumahku.
Dengan senyummu, dan sapaan hangat penghilang penat.
Aku masih berharap hingga detik aku harus paham pada tiap pertanda.
Kau tau ? aku tidak terlalu tertarik membaca pertanda kecuali itu masalah hidup dan mati.
Sampai aku harus menerima pembacaan itu.
Dia ahlinya, lalu bagaimana aku harus menegasikannya ?
Tunggu, kenapa harus ? semua yang ia katakan benar adanya.
Semua hal yang telah kusadari sejak awal, sejak aku memilih untuk kembali.

Aku hanya perlu waktu.
Waktu untuk menyimpan segalanya dalam botol angan dan dikubur dalam bumi.
Hingga akhirnya Tuhan marah karena tanahNya kotor.

Cuma beberapa hari, lalu akan kembali, dalam irama yang lebih berharmoni.

Aku marah, kecewa.
Terasa bodoh saat kau memang tidak pernah berjuang, untuk kita.
Dalam hidupmu, hanya ada kau dan kau. Tanpa aku.
Kau selalu bilang, hidupmu tak akan lengkap tanpa aku.
Nafasmu tak akan bermakna bila aku jauh.
Lalu, bagian mana yang pantas dipercaya ?
Aku tau segala lagumu, nyanyian bahkan tangisanmu.
Kau buat aku berhenti.
Berhenti menanti, lalu kemudian mencaci.
Apa yang telah bertahun ini kulakukan kini mungkin tiada arti.

Aku ingin mencabik dan ambil jantungmu.
Memotong tiap bagian tubuhmu, lalu kuberi pada harimau.
Tapi, mungkin aku akan membuatnya lebih manis.
Aku akan menciummu, tepat di bibirmu.
Lama, hingga kau tak bisa bernafas lalu mati.
Bukankah itu lebih sensual ?
Aku tau, aku pergi, kau sudah punya pengganti.
Dan akupun sudah memilih, memilih untuk tidak menjadi pilihanmu.

Maka kali ini aku akan berlari,
oh, kau tidak perlu mengejar, aku tidak mengharapkannya.
Hingga suatu saat nanti mata kita bertemu lagi.
Hidup yang berbeda, lalu bercerita.
Kenapa dulu aku memilih untuk pergi.
Jawabnya cuma satu, kau tidak pernah membuktikan wacanamu.


*Hari ini menghabiskan hari bersama dua orang gadis yang kukasihi.
Perempuan yang tau bagaimana caranya menjadi gila dan waras bersamaan.
Hari ini, sebuah perjalanan sederhana diatas roda besi dan deruhan suara gerbong yang bergerak.
Sebuah perjalanan yang menuntunku berpikir.
Keputusan besar tentang hati.

Seorang pecinta tidak akan mati hanya karena seorang lelaki.
Sahabat, aku punya kalian, dan itu lebih dari cukup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar