Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Selamat Datang,, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini ?

Minggu, 02 Desember 2012

bersama Sein

Hari ini kembali menikmati hari libur bersama tugas liputan.
Mungkin bisa dikatakan, liputan ini yang selalu kutunggu. Sebuah acara besar kumpulan mahasiswa kreatif tumpah ruah dalam satu bangunan besar.
Acara yang begitu meriah.

Seorang lelaki berperan sebagai kakek gokil yang sedang mencoba stand up comedy, parkour, capoera, dance, saman, dan drama.
Bagitu indah dan mengundang decak kagum.

Tapi dari semuanya, aku begitu bahagia dengan tugas keredaksian ini. 
Sein dan aku liputan bersama, apa lagi yang lebih indah dari ini? ya, selain menghabiskan waktuku memandanginya dari sela-sela peserta rapat.

Sein terlihat lebih sehat dari hari lalu. Wangi tubuhnya masih sama, parfum Aigner Blue yang selalu dia pakai. Lama-lama aku bisa hafal, oh bukan, aku sudah hafal sebenarnya.
Kaus dengan nama band favoritnya membuatku tidak susah menemukannya diantara para penonton dan pencahayaan yang belum maksimal.

Tidak banyak yang bisa kulakukan di dekatnya, shutter ini akan sulit sekali kutekan bila jarakku dengan objek terlalu jauh.

_________________

senja kali ini tak dapat kunikmati, hanya gelap sesudahnya aku baru bisa rasakan.
Aku selalu menyukai tiap saat akhir bersama Sein, entahlah, rasanya tidak ingin segera lepas, namun tetap saja harus begitu.
Lorong minim cahaya menjadi saksi keusilan Sein, iya, lagi-lagi dia menjelma jadi manusia yang layak dijitak.

Harus kuakui, aku benci gelap, atau lebih tepatnya aku benci hantu yang biasa muncul dalam kegelapan.
Bagiku, kau bisa saja mendapati seorang pembunuh berantai yang mengintaimu dari kegelapan, kemudian dia dengan mudah menebas lehermu karena kau tak tau dari mana datangnya.

"Kok takut sih sama gelap?" Sein tertawa sambil sesekali melihat sekeliling, seakan-akan ada orang di sekitar kami.
"Kau tau Sein? Banyak hal yang bisa muncul dari kegelapan, bisa aja kan ada pembunuh berantai terus dia mau bunuh kita, terus kita gak tau karena gelap,"
"eh, mana ada yang mau bunuh kau,"
ya baiklah, tapi waspada terhadap ancaman apapun kan perlu..

Seingatku, terakhir kali bisa berada sedekat ini dengan Sein mungkin dua bulan lalu, saat kami sama-sama berada di angkutan turun gunung. Sebuah perjalanan terabsurd, bertahan tanpa suara selama dua jam.

Aku selalu menyukai apapun tentangnya, mungkin termasuk silence day nya. Satu hari tanpaa banyak suara yang selalu terjadi tiap bulan.
mungkin saja itu adalah fase pms dalam dirinya.

Sein Sein Sein
Aku masih saja belum bisa berhenti mencintaimu, karena bersamamu, selalu ada cerita yang membuatku tertawa dan tak ingin ku lupa.

"Aku belok ya, kau lurus aja, tu jalan besar udah dekat,"
"Ehm, gak bisa jalan dikit lagi?"
"udah dekeeeeet itu Nissh,"
"................"
"udah ya,"
"................"
"Kalahkan rasa takutmu,"
"iya,.........."
Setelah berpisah jalan,
"Hei Nish, apa itu di belakangmu?"
"ah, Sein kampreeeeeeeet......!!!!!"



Jumat, 23 November 2012

Tanda seru

"Hei, kamu sehat?"
"Kenapa kamu hubungi aku lagi?"
"aku dengar kamu sakit, cuma mau tau keadaan kamu sekarang,"
"iya, aku sakit, demam, tapi udah gak papa, udah diobatin juga kok,"
"oh, baguslah kalau gitu,"

Kita berpisah, bukan, aku memilih untuk berpisah denganmu sekitar tujuh bulan lalu. Keputusan sulit saat itu, bagaimana mungkin aku meninggalkan orang yang selama bertahun-tahun menjadi kekasihku.

Sudah tidak pernah lagi ada bahasa diantara kita sejak itu. Sampai beberapa bulan lalu kau kembali rajin datang dengan banyak cerita. Sebuah cerita antara kau dan orang yang kau sebut kekasih barumu.
Tidak ada rasa sakit, semua berjalan biasa. Aku tidak lagi merasa luka, karena kau pun tau aku yang memilih berpisah.

Aku masih bisa menikmati tiap cerita yang ada. Bukan hanya darimu, ada banyak manusia dalam duniaku. Aku tidak suka menolak cerita, walaupun itu membuatku menggelengkan kepala dan memutar otakku lebih keras dari biasanya.
Kau mulai sering membagi tiap masalahmu, masalah yang hanya kau bagi padaku.
Kau tau bagaimana rasanya dipercaya begitu besar? Ada sedikit kecewa, kenapa harus aku? Kenapa bukan dia?
Saat kau memilih menghabiskan sebagian dalam hidupmu bersama orang lain, bukankah kau juga harus percaya dia bisa menjadi audien yang baik bagimu?

Sampai akhirnya aku lelah untuk kesekian kalinya.
Saat kau kembali menyalahkanku atas berpisahnya kita. Aku yang salah, aku yang tak lagi percaya bahwa kita bisa terus bersama.
Kau tidak pernah mau tau, atau mencoba sedikit peduli kenapa aku ambil keputusan ini.

"Kau bilang tidak akan menghubungi aku lagi," kau kembali dengan kalimatmu itu. "Tidak, kecuali itu benar-benar perlu," jawabku. "Dan menanyakan keadaanku adalah hal yang benar-benar perlu?". "Ya," . "Kepedulianmu membuatku makin sakit, kau sadar itu?" "Maksudmu, aku sudah tidak boleh peduli pada temanku sendiri?". "Ya, tidak usah, kau pedulikan aku lagi, hidupku,"

Pembicaraan ini ditutup dengan sebuah bentakan darimu, kalimat dengan nada tinggi tidak terimanya kau dengan perpisahan ini. Andai kau tau, aku pun sulit saat itu. Menerima kenyataan bahwa kau tidak peduli dengan pecahan hidupmu di masa kini. Kau selalu anggap aku sebagai perempuan yang delapan tahun lalu kau kenal. Perempuan yang begitu egois, dan pintar. Aku menemukan banyak orang baru dalam hidupku, pandanganku berubah, dan kau masih belum terima. Aku, bukan Danisha yang dulu kau kenal.

"Kau yang minta pisah! Kau juga yang sekarang mencoba untuk jadi kawan baik untukku. Apa alasanmu ha!"
"Kita udah pernah bicarakan ini, kan"
"Apa? alasanmu mutusin hubungan kita? Kenapa? Karena aku udah gak pantas sama kamu? Itukan alasanmu!"
"Bukan! Karena kamu udah gak lagi memperjuangkan kita, itu alasan aku pisah!"

Aku benci saat harus bicara dengan nada tinggi. Tapi aku pun tak pernah tau bagaimana caranya menghadapi kalimatmu, emosimu.
 Sebuah pesan singkat masuk saat aku mendengarkan cerita hidup temanku.

"Tidak usahlah lagi kau telefon aku,"
"Baiklah, kalau itu maumu."

Rabu, 21 November 2012

hujan malam ini

Hujan malam ini, aku tidak bisa merasakan tiap tetesnya.
Pekerjaan ini terlalu menumpuk untuk ditinggalkan. Aku harus menyelesaikan apa yang sudah dimulai, kan. 
Sebuah lagu beralun pelan dari sela speaker laptop mini ini. Lagu yang pernah kau kirimkan empat bulan lalu, saat aku masih ada di tanah monas.
Aku ingat kau memintaku menilai tiap nada dan lirik yang ada, seakan aku adalah pemerhati musik yang luar biasa.

Perbincangan cukup lama waktu itu menyatukan kita kembali dalam sebuah diskusi yang kurindukan. Bagaimana kau dengan sabar menungguku selesai bicara. Kau utarakan doamu dalam lagumu, mengharap akan ada kelanjutan dari hasil kreasimu.

Lagu ini kembali berputar, kali ini kudengar seksama. Aku ingat bagaimana kau begitu semangat menceritakan kisah dibalik petikan gitar kesayanganmu itu. Sebuah cerita yang sering kau utarakan tiap telingaku terpasang untuk suaramu.

hmm, teh hijau malam ini kembali menenangkan aku setelah sehari ini berada di kampus. Iya, kau juga tau aku sedang berusaha menurunkan bobot tubuhku, seperti yang pernah kita bicarakan dulu.
Aku ingat, kau juga pernah bernyanyi untukku, menciptakan lagu untukku di sela-sela ujian kesenian sekolah dulu, sekitar tujuh tahun lalu.
Ya, aku ingat, kau membawa gitarku, yang bahkan sekarang tak pernah kusentuh lagi. Kau beri aku selembar kertas dengan tulisan beberapa paragraf.
Liriknya tentang cinta, dan aku hanya bisa tertawa karena rimanya mirip pantun melayu.
Aku mendengarmu menyanyikan lagu itu, aku tetap tidak mengerti dengan liriknya. Yang aku tau, kau bilang kau menyayangiku lewat lagu itu.
hahha, ingatanku memang parah, kau pun tau itu.

Tapi aku ingat, dulu saat hujan di hari Jumat siang, sebelum kita pulang, pernah kita berdua diam. Saling menatap dan menampung hujan dengan tangan. Tidak ada suara saat itu, yang kita rasa, ada damai di dalamnya. Kadang aku rindu dengan adegan diam kita kala hujan. Bagaimana aku bicara sendiri kemudian bernyanyi dengan suara paling pas-pasan. Kau hanya menertawaiku dan menyambung lagu itu bila kau tau. 
Aku ingat masa itu, masa dimana kita belum bicara tentang hidup kita nanti.

Kau tau, di hidupku sekarang sudah tidak ada lagi kau menikmati hujan bersamaku. Saat ini aku lebih suka membekukan hujan lewat kamera dan mendengarkan suaranya saat jatuh menimpa atap gedung di kampusku.
aku masih menikmati hujan, dengan caraku, dan tak lagi denganmu di sampingku.
Kadang aku menyanyikan lagu yang sama-sama kita nyanyikan di tahun itu.
Dengan lirik yang aku lupa sebagian.

Kepadamu, sebuah cerita di masa remajaku. Kau pun tau aku tidak akan melupakan tiap cerita diantara kita. tidak ada yang harus dilupakan.
Kisah itu adalah warna, dan aku menyukai warna dalam hidupku. Kali ini, ukirkan ceritamu sebaik-baiknya dengan dia, kau pun tau siapa maksudku.

Yah, masa lalu, mungkin itu nama yang tepat untuk cerita kita. Tidak, aku tidak berpikir untuk mengulangnya, kita pernah kembali mencoba tapi tak berhasil, kemudian aku menyerah menggapai kita. 
Cerita kita menahun, kali ini biarkan aku mencoba, tidak lagi denganmu.

Hey, hujan di rumahku sekarang berhenti. Andai ini siang, aku pasti sudah keluar dan melihat pelangi.
Bagaimana dengan rumahmu? Apa Tuhan memberikan berkah juga malam ini?
teruslah bahagia, untukmu yang tak lagi menjadi kekasih. 

Selasa, 13 November 2012

Teduh

Kali ini semuanya biasa saja, memang lebih baik begini adanya.
Ada tawa mengiring pada wajah dengan air mata mengering.
Kuhamparkan rasa dalam indahnya langit biru, ada cermin pantulkan bayanganmu.
Kau tersenyum, tinggikan suara musik dalam ruang kita.

Aku mulai menikmati rasanya mencintaimu dalam diam.
Tidak ada lagi kelugasan kata.
Untuk apa, jika hasilnya adalah jarak yang menyiksa.
Aku menyukai senyummu, teduh.
tetaplah begitu.

Aku menyukai bagaimana kau membuat tawa membahana dalam satu ruang.
Caramu begitu orisinil, menjadi ciri khasmu, menjadi hal yang selalu kurindukan dalam dirimu.
aku menyukai kau mengasihi setiap kawanmu.
teduh, dan tetaplah begitu.



itu dulu

"Saya pernah begitu mencintai kamu, tapi itu dulu,"

"maka jangan berganti, tetaplah begitu,"
"saat kau sudah memiliki kekasih?"

"itu bukan masalah, aku gak sayang dia, aku sayang kamu,"
"maka jadi hal yang aneh, bertali kasih tanpa rasa sayang? kau bercanda."

"kau tidak percaya?"

"tidak ada alasan untuk percaya," 

"kamu adalah masa remajaku, cinta pertamaku. Kamu tau aku benar-benar mencintaimu. Kamu tau itu."

"Kita pernah bersama, tapi itu dulu. Sekian tahun dan kesempatan kembali selalu ada, tapi itu dulu. Sampai kamu berhenti berjuang menggapai kita."

"Berhenti? aku tidak pernah berhenti. Bagaimana aku berhenti bernafas tanda udaraku?"

"Aku bukan Tuhan, Lex."

"Tapi Tuhan menciptakanmu untukku, aku yakin itu."

"Bagaimana bisa kau seyakin itu sementara berdoa padaNya kau begitu jarang?"

Alex, itu nama yang digunakannya saat berkenalan denganku sembilan tahun lalu.
Dia masa remajaku, kekasih pertamaku, mungkin juga cinta pertamaku.
Menghabiskan sekian lama bersamanya tak membuat keteguhanku bertahan padanya.
Pada akhirnya, saat kau mencintai seseorang, kau akan berjuang untuk tetap bersamanya.
Saat kau sadar, berlari pun tak lagi mungkin. Kau hanya bisa berjalan lambat, kemudian menunggunya berada di sampingmu. Kau tau seberapa banyak menit yang kau habiskan, mimpi yang kau abaikan, manusia yang tak kau acuh kan.
Hingga akhirnya kau memilih berhenti.


Kamis, 01 November 2012

jitak-able message

"Sein, yang di depan ruangan kemaren, gak lagi pacaran kan?" pertanyaan ini kukemas dalam pesan singkat, dan aku tau, ini adalah salah satu pertanyaan gak penting yang pernah ada waktu kulihat Sein duduk berdua dengan seorang perempuan di depan ruangan kami.

"Kacih tau gak yaachh," dan dia pun mulai dengan jawaban yang benar-benar jitak-able.

"serius Sein..."

"mau tau ajaaaaa,"

"-_- Sein.."

"coba tebak ajaaaaaa," dan lelaki gila ini justru mengajakku main tebak-tebakkan. Mungkin dia belum pernah dikutuk naksir seseorang segila ini.

"gak pacaran, kan kan? ya kan?"

"enggaaaa.. iyaaaa.. enggaa.. iyaaa.." dia memang minta dijitak, andai ada portal.

"Seinnnn.."

"itulah enaknya ngejar orang, semuanya misteri. kita bermain dengan pikiran sendiri, nikmati aja dulu Nish,"

"Gak akan enak kalau yang dikejar ternyata udah punya pacar,"

Nikmati, iya, dia mau aku menikmati pengejaran ini, aku yang mengejar dia.
dan dia tau proses ini. Bedebah sekali dia.
tapi bagaimana pun, aku tetap suka.

Ruang

Sein dan aku mengobrol seperti biasa.
Ruangan ini rasanya lebih nyaman bila hanya ada aku dan dia. Tidak perlu ada yang lain.
Dia masih menikmati makanan di depannya, sesekali memandang laptop di sampingnya.

"Gak ikut penelitian, Nish?"
"enggak, minggu ini aku seminar," aku selalu menyukai percakapan kami yang dimulai dulu olehnya. Setidaknya aku gak perlu menyiapkan topik pembicaraan kami dan berpura-pura tidak ada kupu-kupu dalam perutku. "Cepat ya, ngapain sih cepat-cepat selesai kuliah?" pertanyaan ini ingin kujawab sekenanya, "iya sih, kalau lama kan bisa lama-lama sama kamu," taapi kuurungkan. Akan aneh jadinya.
"Bapakku nyuruh cepetan sih," kemudian dia tersenyum, entah karena laptop di depannya atau karena jawabanku.

"Sein..."
"ya?"
"aku mau tanya, tapi ini serius,"
"hahhaha, apa?"
"kau udah move on belum sih?"
"hahhahahhaha, mau tauuuu aja"
"yeee, serius ini,"
"hahhahahha"

dan perbincangan ini berakhir saat sekumpulan lelaki penghuni lain ruangan ini muncul.
tidak ada lagi ruang berbicara dengannya.


_Semoga kau sudah move on, Sein

ada cerita


Hari ini seperti biasa. Kami tidak bicara. Tidak ada yang mengeluarkan suara.
Seperti biasa pula, hari ini aku hanya memandanginya dari belakang. Punggung itu terlihat lelah.
Entah apa yang dia lakukan semalam.

"aku punya ide seru," ucapku pada Ikari yang duduk di depanku.
"apa?"
"Seru kan kalau aku duduk di belakang Sein?"
"Berani?"
aku memandang Sein yang duduk sekitar enam meter arah jam 2 dari tempatku, "enggak jadi deh,"
"yaa, ayo dong, nanti kuduluin lho," Ikari memainkan matanya.
"hahha, enggak deh, susah nanti,"

Sein, nama itu yang kupilih mewakili dia.
Dia duduk tenang di bangkunya, membuka lembaran print out bahan kuliah hari ini.
tak lama, dia keluar ruangan dengan tenang.
Mataku mengikuti langkahnya.
Beberapa detik setelahnya, adzan Dzuhur berkumandang.
Dia selalu cepat perkara ibadah.
Satu hal yang aku tau, itu juga yang membuatku jatuh cinta padanya.


_bersamamu, kuingin mengukir kisah

Selasa, 16 Oktober 2012

masa itu

Aku kembali pada masa itu, melihatmu masih begitu bahagia.
aku kembali pada masa itu, saat kau masih begitu mudah tersenyum.

Sebutlah aku mata-mata.
atau orang yang terlalu membuang waktunya menyaksikan hidupmu.

Sebutlah aku siapa saja yang kau mau.

Langit kali ini menangis, merintih.
Fajar sudah tak berasa hangatnya.

Aku kembali pada masa itu.
Saat kau masih berpegang pada sabda illahi yang selalu kau kagumi.

Kemana wajah bahagia itu?
kembalilah, tak harus denganku.
Kembalilah bahagia, dengan caramu.

Rabu, 26 September 2012

Pacarku Cemburuan

selamat datang di dunia Dhana



Apa kamu punya pacar?
Terus apakah pacarmu itu cemburuan? Sampai dia selalu uring-uringan kalau kamu gak ngasih kabar tiap lima menit? karena curiga kamu lagi jalan sama orang lain?
atau dia selalu cemburu sama orang-orang yang sering seliweran di akun jejaring sosialmu?

Kali ini, hal yang pengin aku bahas adalah Pacar yang cemburuan.
Beberapa orang teman pernah cerita tentang pacarnya yang cemburuan, ada juga yang ngaku kalau dialah yang cemburuan ke pacarnya.

Dimulai dari kisah pertama. 
Seorang kawan, sebut saja namanya Mawar yang sekarang sedang menjalani pacaran LDR, alias Long Distance Relationship, alias Long Desperate Relationship, alias Lelah Dilanda Rindu.
Dia cerita, pacarnya yang saat ini sedang sekolah di pulau yang berbeda dari dia suka kali uring-uringan kalau dia keluar jalan-jalan sama temen-temennya. Selalu kasih banyak pertanyaan, keluar sama siapa, ngapain, dan ditambahi bumbu kecemasan kalau aja si Mawar bakal ketemuan sama cowok lain. Bahkan terkadang ngelarang atau malah marah kalau Mawar tetep mau keluar gak peduli itu sama siapa.
Untuk sekali atau dua kali, Mawar sih biasa aja. Tapi kalau dilarang terus-terusan siapa yang tahan cyiiiiinnnnnn..

Kadang dia suka ngeluh karena pacarnya terlalu over protectif. Well, dulunya Mawar gak pernah dapet pacar yang cemburuan begini, semuanya nyantai aja. Hal inilah yang kadang bikin Mawar kesel. Tapi mau bagaimana lagi, karena Mawar ngaku udah beneran sayang sama si pacar. Jadi walaupun suka sebel karena dia Overly Attached Boyfriend sekali, ya tetep ditahanin. Udah sayang, ya harus terima konsekuensi. Gitu sih katanya.

Cerita kedua datang dari seorang kawan yang udah kukenal sejak di bangku biru putih, saat itu Alay belum disebut sebagai Alay, dan band Raja masih sangat digandrungi anak muda di jaman itu. Sebut saja namanya Jono, umurnya sekarang 22 tahun. Menurut track record perpacarannya, dia udah macarin cewek walaupun jumlahnya masih bisa dihitung pake jarinya Khritik Roshan (maaf ya om, bawa-bawa jari segala). 

Selama itu dia memang pernah beberapa kali dapet cewek yang suka cemburu kalau aja dia dekat sama cewek lain. Yah ini bisa dibilang wajar sih ya. Cewek mana yang gak cemburu kalau pacarnya deket-deket sama cewek lain. Beberapa dari mereka kadang suka marah dan protes, ya tapi si Jono tetep negasin kalau dekat sama kawannya adalah hal yang wajar, dan dia memang punya banyak kawan perempuan. Sampai si Jono punya pacar yang saat itu adalah pacar ketujuhnya, sebut aja namanya Jini. Mereka pacaran cukup lama. Dari sekian lama masa pacaran mereka itu memang terjadi konflik yang disebabkan rasa cemburu. Misalnya aja si Jini cemburu karena Jono deket-deket sama cewek satu kelasnya yang dikenal punya banyak pacar. Saat itu Jono dan Jini sempat terlibat perang dingin. Masalahnya adalah Jini cemburu, sementara Jono berkilah kalau itu Cewek hanyalah temannya yang udah dia kenal lama. Jadi tidak mungkin untuk ngejauh begitu aja.

Selain itu, Jono juga pernah cemburu waktu Jini dekat dengan seorang mantannya. Iya, Jini adalah orang yang menjaga komunikasi dengan siapapun, termasuk mantannya. Cemburu pun tak dapat terhindarkan. Mereka kembali perang dan merasa apa yang mereka lakukan gak salah.
Cemburu dirasa tepat, karena sudah terlalu sayang. Iya, bagi mereka cemburu artinya sayang.

Kemudian, Jono putus dari Jini dan pacaran dengan perempuan lain, sebut saja namanya Jesi. (aku memang gak kreattif perkara nama alias).
Ternyata, Jesi gak kalah cemburuan dari Jini. Hal yang kadang bikin Jono suka kesel adalah Jesi selalu cemburu dengan Jini, walaupun Jono dan Jini udah gak pernah berhubungan lagi. Satu-satunya hal yang bikin Jesi gampang tersulut cemburunya adalah Jini adalah cewek yang paling lama dipacarin Jono. Alasan yang cukup masuk akal sih ya.
Jono pernah cerita suatu hari Jesi sangat marah ke Jono. Jono sudah merasa kemarahan Jesi pasti ada hubungannya dengan Jini. Ternyata bener, Jesi marah dan mengaku cemburu karena satu hal, Jono ‘ngelike’ statusnya Jini. hell yeah


Well, untuk beberapa orang, itu mungkin alasan yang cukup bikin facepalm. Tapi bagi sebagian orang yang berada di posisi Jesi pasti apa yang dirasakan Jesi sangat wajar. Cemburu bisa datang dari apa aja, bahkan hal kecil sekalipun. Masa lalu menjadi hal yang bikin Jesi selalu merasa cemburu ke Jini. Perasaan cemas pacar yang paling disayanginya akan kembali ke rengkuhan Jini menjadi hal yang paling ia takuti. Itulah penyebabnya dia suka cemburu begitu.

Cerita berikutnya datang dari seorang teman yang mengaku suka cemburu sama pacarnya yang baru dipacari sebulan. “Aku cemburu kalau dia deket sama cowok lain, kak. Gak suka aja nengoknya,” begitu katanya. Dia, sebut saja namanya Kibo, memang habis-habisan waktu pedekate sama si pacarnya yang sebut saja namanya Bobo. Itulah yang bikin dia gak mau kehilangan si Bobo. Dia juga cerita pernah mengultimatum Bobo dengan kalimat begini: “Kan sekarang udah punya pacar, dijagalah sikapnya kalau sama cowok lain,” katanya, dan ini adalah kutipan asli yang kudapat waktu ngobrol sama Kibo.
Terlalu sayang dan takut kehilangan jadi alasan utama saat seseorang merasa cemburu ke pacarnya. Meski kadang penyebab cemburu itu datang dari hal yang dianggap biasa dan terlalu dibesar-besarkan.


Tapi pernah gak dipikir kalau cemburu itu kadang muncul karena perasaan gak percaya si pacar ke pasangannya?
Umpamanya gini, kalau pacarmu marah kamu ngejalin hubungan sama mantanmu, padahal itu adalah hal yang kecil dan pada kenyataannya kau dan mantanmu udah gak punya hubungan apa-apa lagi. Apalah artinya itu kalau gak percaya? Bukannya kalau dia percaya, dia bakal nyantai aja kamu mau komunikasi sama siapa, karena dia tau kamu sayangnya Cuma ke dia. Begitu sih menurutku.


Kalau pacarmu sampai over protektif terus ngelarang kamu ngelakuin ini itu, ngelarang kamu jalan sama kawan-kawanmu karena takut kamu bakal macem-macem sama cowok atau cewek lain. Bukannya secara gak langsung dia udah menghambat proses perkembanganmu sebagai manusia muda yang haus akan pergaulan dan kehidupan social?
Jadi, yakin masih mau pacaran sama yang cemburuan begitu?
*Tuna Asmara nyari kawan

But everything happened for a reason.
Semua hal yang terjadi pastilah punya sebab. 
Kalau pacarmu cemburuan dan sampai susah percaya samamu, pastilah ada alasannya. Bisa aja karena track recordmu yang mengenaskan perkara pacaran. 
Atau dia memang sulit percaya sama orang. Yang harus digaris bawahi adalah cobalah untuk bikin pacarmu gak cemburu, walaupun cara yang harus kau lakukan akan sangat memberatkanmu. Tapi itu kan udah jadi konsekuensinya. Kalau kamu nerima dia jadi pacarmu, berarti kamu juga harus nerima apa adanya dia, termasuk sifatnya yang cemburuan. Begitu.

Tapi, cobalah untuk kasih pengertian ke pacarmu itu. Jelasin tentang hal yang bikin dia cemburu. Kasih dia pengertian untuk mengurasi cemburunya itu karena bisa aja, sikapnya yang begitu bakal bikin kalian pisah.

Cemburu jadi hal yang wajar kalau aja alasannya memang bisa diterima, tapi cemburu karena hal yang gak jelas dan terlalu spele bukanlah hal yang wajar. Pastikan kau cemburu karena alasan yang kuat. Pastikan cemburumu ada untuk tetap membuat hubungan kalian kuat. Tapi harus diingat, aturan yang terlalu kuat justru bakal bikin pacar kalian gak tahan dan membrontak untuk misahin diri. Pasir aja yang digenggam terlalu kuat bakal jatuh kan, apalagi manusia yang terlalu banyak diatur dan dilarang ini itu. Emang mereka bakal kuat ngejalani hubungan sama kamu?

Jadi, masih tetep mau pacaran sama yang cemburuan?
*penjomloan masal





Senin, 24 September 2012

Galau karena Lagu

selamat datang di dunia Dhana

♫ Back me down from backing up,
Hold your breath now it's stacking up.
Etched with marks, but I can deal,
And you're the problem and you can't feel.
Try this on, straitjacket feeling so maybe I won't be alone.
Take back now my life you're stealing. 

Di atas ini adalah sebagian lirik dari lagu Straitjacket Feeling nya The All American Reject.
Sesuai sama judul tulisan kali ini, Galau karena Lagu, maka aku kasih tau lirik yang sekarang sukses bikin aku galau.
Liriknya mungkin biasa, tapi kalau aku denger pas lagi sendiri atau lagi jalan, efeknya ya gitu, mata berkunang-kunang, kaki gemetaran, perut keroncongan.
*oke, itu karena aku lagi kelaperan.

Aku rasa, gak cuma aku yang kadang suka kepo merasa tersentuh dan galau sama lagu-lagu yang ada.
Ada lagu yang bisa bikin inget sama masa lalu waktu sama mantan,
ada juga yang bikin inget sama masa kecil.
Ada juga lagu yang bikin galau karena liriknya 'ngena' sama hidup pribadi.

Alay? kampungan? enggak sih, asal gak terus-terusan galau gegara dengerin lagu.
Jangan sampe bentar-bentar nangis kalau denger lagu 'Someone Like You' karena langsung inget sama mantan yang udah ninggalin kita dan jadian sama orang lain, padahal kita masih sayang sama dia. Terus kalau denger lagu ini bawaannya langsung sensitif, ngancurin barang, teriak-teriak, bahkan kayang. *gak lagi curhat.

Terus langsung galau waktu denger lagunya Rod Steward yang 'Have I told You lately', bawaannya langsung ngelamun.
Ada juga yang langsung galau waktu denger lagu 'Anak Medan' karena kangen sama kampung halamannya di Medan, hehe, ada gak ya yang galau karena lagu ini.

Aku paling suka denger lagunya Nidji yang 'Arti Sahabat', selain karena aku memang suka sam band satu ini, tapi karena lagu yang videonya selalu bikin senyum ini cukup bikin aku inget sama masa-masa SMA. Dulu waktu hari perpisahan, dengan merequest lagu favoritku ini diiringi muka melas, akhirnya kami sekelas nyanyiin lagu ini diiringi beberapa orang yang mainin alat musik. Dengan suara yang sedikit mengenaskan dan tarian yang bisa bikin mata siapa aja yang nonton mendadak keseleo, kami gak peduli sama pandangan aneh orang. Yang penting saat itu adalah merayakan hari terakhir kami sebagai Murid Putih abu-abu. Lompat-lompat gak jelas sambil doa supaya itu panggung gak mendadak rubuh.
Kenangan waktu itu masih ada sampai sekarang. 
Inilah salah satu alasan sebuah lagu berarti untuk beberapa orang.

Lagu yang bisa bikin galau gak melulu lagu cinta dengan nada minor kan, mungkin aja ada yang langsung galau waktu denger lagu 'SMS' 
Bang, sms siapa ini bang? 
Bang pesannya pake sayang-sayang 
Bang nampaknya dari pacar abang 
Bang hati ini mulai tak tenang.
Yep, ini mungkin lagu yang cukup dikenal di masyarakat ya, mulai dari yang naik angkot sampai naik ferrarri kayaknya pernah denger lagu satu ini.
menurutku liriknya memang cukup galau lah.
Bayangkan aja ada cewek yang liat sms di hape pacarnya terus isinya pake sayang-sayang.
Galaulah pasti.
Coba aja sms begitu kalian baca di hape pacar kalian dan pengirimnya bukan kalian.
Galau parahkan?
Terus kasusnya nih, kalian dulu putus dari pacar kalian karena mergokin banyak sms sayang-sayangan di hapenya yang entah dikirim sama siapa.
Jadi tiap kali denger lagu ini kalian langsung galau, inget mantan kalian.

Nah, itu dia, bukan berarti lagu yang beatnya tinggi gak bisa bikin galau, tergantung sama kenangan yang nyangkut di pikiranmu sih.

Tapi biar gimanapun, lagu-lagu yang ada di bumi ini punya posisi tersendiri di pendengarnya, ada atau enggaknya kenangan itu.
Atau malah ditinjau dari galau atau enggaknya si pendengar.

Hal yang paling penting adalah, jangan sampe tiap lagu yang ada malah bikin kau galau.
Galau berkepanjangan karena dengerin lagu menurutku adalah galau yang tidak profesional.
Seakan-akan gak ada hal lain yang bisa bikin galau.

Sadar gak, kegalauan yang muncul dari lagu yang kau denger membuktikan kalau kau belum sepenuhnya Move On.
Nah, ujung nya kesini lagi nih, Move on.
Kalau kau udah bisa move on dari kenangan yang menyakitkan, pastinya lagu dengan lirik paling merana sekalipun gak akan bikin kau diam dan otakmu mengarahkan sebuah napak tilas kehidupanmu.

 Ada juga orang yang bisa nyiptain lagu karena kegalauannya. 
Lagu-lagu galau itu bukannya bisa tercipta karena penulisnya lagi galau ya?
Biar lebih dapet gitulah feelnya.

Apapun lagu yang bikin kau galau, cobalah untuk menjadikannya sesuatu yang bagus dan kreatif.
aku punya jargon dari Al-Galauiah, aliran penggalau yang kubuat sekitar satu tahun lalu.
"Memproduktifkan kegalauan, Menggalaukan produktivitas."
Galau itu  wajar dan manuersiawi, jadi aneh kalo galaunya gak ilang-ilang, bukan karena kau gak bisa, tapi karena kau gak mau.
hati-hati terjebak di masa lalu.
for the last, ini lagu yang aku suka kali sampai saat ini, 

I am one
I am child
I’m the saint who marches in love
I am the paint
Electric pain bolt of thunder in the rain
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/n/nidji/child.html ]I’m the blood
I’m the key
You are evergreen who blessed in union
Let them born in to this world
Let them sing into the sky




 
 

Mari menulis

"Nok, kakak update status dari facebookmu ya," kata kakakku beberapa saat lalu.
"Jangaaaaaaan.. tak bajak nanti punyamu," kataku.
"Eeeeh, jangan. iya, ni kakak log out ya, jangan bajak punyaku, payah nanti," tambahnya.
"hahahha, iya kak vi, payah nanti. Banyak kali kata-katanya kak dana soalnya," kata seorang anak kos.

yep, well. Percakapan absurd tadi memang cukup untuk bikin aku nulis kali ini.

Sebelumnya, seorang sahabat mengirim pesan singkat menanyakan keadaanku. Suatu hal yang aneh karena ternyata bukan kondisi badan yang ia tanyakan, melainkan kondisi hati dan perasaanku.
Memang, beberapa hari lalu cukup memberikan kenyataan perasaan tersendiri buatku.
Sebuah keadaan yang cukup untuk membuatku menulis sebuah surat cinta.
Oke, ini memang terkesan cengeng.
Tapi gak ada gunanya kan menahan sesuatu yang udah gak bisa kau tahan.
ibarat kau lagi sesak eek tapi mesti nunggu presiden Indonesia lengser, susah meeennn.

Nulis surat cinta mungkin bukan hal yang baru untukku secara pribadi. Sebuah kontes menulis surat cinta di salah satu akun twitter pernah membuatku rajin menulis surat cinta, untuk orang tuaku, mantan, bahkan untuk Niko, kameraku.
Jumlah pembaca membuat semangat tersendiri buatku. Walaupun mereka tidak pernah meninggalkan komentar. Namun membuat orang memberikan sedikit waktunya untuk membaca tulisan yang kau buat tentulah mendatangkan kepuasan tersendiri.

Banyak hal yang kujadikan tema dalam tulisan anehku. Aku sebut itu aneh karena aku paling males berurusan dengan EYD ataupun kalimat bagus lainnya. Apa yang kurasakan, itulah yang kutuliskan. Walau pada akhirnya, kebiasaan ini gak bisa disalurkan pada tulisan-tulisan berita hasil liputan. Iya, gak mungkin membiarkan pembaca sebuah media membaca kata yang hanya dimengerti olehmu.

Tiap keadaan bisa dijadikan tulisan. Bedanya adalah seberapa dalam perasaanmu masuk ke dalamnya. Hal inilah yang berpengaruh pada seberapa kuat tulisanmu masuk ke benak pembaca.

Secara pribadi, keadaan yang paling bisa membuatku menulis adalah saat jatuh cinta dan patah hati.
Iya, dua hal yang umum menjadi latar belakang seseorang menulis.

Jatuh cinta bisa membuat sebuah tulisan berwarna, penuh cinta. Bukan berarti harus jatuh cinta pada seseorang.
Jatuh cinta pada benda atau suatu keadaan tentunya bisa membuat tulisan yang dihasilkan lebih indah.
Begitupun dengan patah hati, tulisan juga bisa berwarna, bedanya adalah kali ini warnanya kurang cerah.
Biar gimana pun patah hati tidak pernah berwarna merah muda, kan.

Beberapa orang rekan pernah memberikan masukan tentang tulisan yang kubuat. Perkara diksi ataupun tanda baca.
Sikap kritis dan membangun dari mereka membuat semangat itu makin tinggi.

Seorang kawan kuliahku pernah bilang begini, "Dan, tulisanmu lebih banyak tentang cinta ya, aku suka lah. Lucu." katanya.
Kalau kupikir-pikir, dari semua tulisanku di blog ini, memang sebagian besar membahas perkara cinta.
Bukan, ini bukan karena aku sering jatuh cinta. Tapi menurutku, cinta atau apapun sebutannya, adalah hal terbesar yang memengaruhi pola pikir dan perasaan seseorang.

Dulu aku sering nulis di diary book. Seingatku aku punya beberapa diary yang bahkan kosong dengan gambar kover macem-macem, mulai dari Barbie, Winnie the Pooh, Power Rangers sampai gambar Cewek berambut panjang yang di belakangnya berdiri seorang laki-laki dan dibuat seakan-akan sedang galau.
Kalau baca kembali diary itu, aku cuma bisa cengengesan kuda.
kemudian mikir, "Aku kok labil kali ya,"

Tulisan di diary itu aneh-aneh, tentang aku yang baru pertama kali PMS, senengnya naksir abang kelas, atau nyesal karena udah nonjok kawan sekelasku sampe tepi mulutnya berdarah.
Iya, aku dulu emotionally unstabil.
:D

Semua tulisan itu bikin aku bisa ingat sama masa lalu yang kadang gak bisa kuingat dengan jelas. Sebagai seorang dengan daya ingat yang parah, tulisan-tulisan ini benar-benar mendukung untuk gak lupa seberapa anehnya aku dulu, mungkin sampai sekarang sih ya.

Nulis gak mesti di blog atau binder kan ya, sekarang kan udah pada punya akun facebook atau twitter.
Media sosial ini bener-bener bisa membantuy menuntaskan dahaga akan tulis menulis.
Di status atau twitt, bisa aja dimasukkan kalimat yang ide kita sendiri.
Melankolis juga gak masalah kan, toh itu yang dirasain.
Bisa juga dengan sistem up down yang biasa kupakai. Bikin status galau atau sedih, padahal lagi baik-baik aja.
Well, ternyata ini bikin beberapa orang mikir kalau aku gampang galau.
Bukan gampang galau sih sebenarnya, tapi aku memandang itu dengan; mudah merenungkan permasalahan hidup.
hehhe.
Tapi pada dasarnya, kalau ada orang yang bikin status galau bukan berarti dia sedang galau, bisa aja dia lagi eek, kayang atau lagi ngupil. Gak semua yang kau lihat itu benar, kan.

Perasaanmu yang muncul karena tulisan-tulisan itulah yang bikin senang si penulis.
Contohnya saat kau galau karena mantanmu ternyata mau menikah sama orang lain.
Kau pasti sedih, sangat malah. Bahkan untuk gak galau pun jadi sulit.
Di saat itu ada orang yang nulis tentang move on dan lain-lain.
Kau mungkin berpikir, "ngomong sih enak, coba kau ada di posisiku,"
yep, perasaan yang begitulah yang dicari si penulis.
Saat si pembaca merasakan emosi tertentu membaca tulisannya, saat itulah penulis berhasil memainkan pembacanya. haha.
Well, respon yang datang setelah terbitnya sebuah tulisan menjadi tonggak sendiri bagi si penulis.
Dipujikah, atau justru dicaci. Semua itu hanyalah efek samping dari sebuah kreativitas.

Mood.
Ini adalah hal yang gak kalah berpengaruh sama sebuah tulisan.
Karena akan sulit mengharapkan tulisan penuh warna bahagia, saat si penulis sedang patah hati karena cintanya tak sampai.
Tapi bukan berarti gak bisa menghasilkan tulisan indah penuh cinta, saat kau galau.
Mood yang bosen juga bikin males nulis.
Baru nulis dikit, udah berhenti. Terus mood lagi, baru nulis lagi, tapi idenya udah berubah.
sudah kan.
Kalau untuk masalah yang satu ini, manajemen mood jadi yang utama.
Kelabui moodmu sendiri, untuk bisa kembali stabil.
heh.

Untukmu di luar sana, yang sedang bersedih. Menulislah. Aku tau untuk menangis pun mungkin kau sudah lelah. Untuk galau, mungkin kau tak mau semua orang tahu.
Maka menulislah, aku tahu tulisanmu begitu indah. Karena aku pernah jatuh hati pada kalimat yang kau susun dengan penuh hikmat, indah. Walaupun aku kurang menyukai temanya, game.


Dalam hal tulis menulis, Aku punya pandangan tersendiri sih.
Saat kau galau, menulislah.
Saat kau bahagia, menulislah.
Saat kau sedih, menulislah.
Karena suatu hari nanti, saat kau telah berada pada fase yang lebih jauh dalam hidupmu. Tulisan-tulisan itulah yang akan mengingatkanmu betapa istimewanya hari-hari yang pernah kau lewati.

So, mari menulis.

Minggu, 23 September 2012

Menunggumu, masih saja.


Kepadamu pemilik wajah dingin dan mata sipit itu, apa kabarmu?
Sudah lama kita tak bercerita seperti biasa, tentang film terkini, atau rekomendasi film galau favoritmu. Sudah lama aku tak mencubiti perutmu saat kau mulai menggangguku.
Kapada pemilik nama itu, sebuah nama gabungan dari nama kedua orang tuanya. Aku rindu saat-saat itu, saat kau membuat lelucon berjemaah bersama mereka dan menjadikanku objeknya. Aneh, tapi aku menyukainya. Aku rindu saat kita berdebat tentang berita apa yang paling menarik di rapat proyeksi mingguan. Aku rindu, sungguh.
Hari ini akhirnya kita bisa pergi bersama, walau tak berdua. Karena aku juga akan merasa aneh melakukan perjalanan jauh ini hanya denganmu, apalagi bermalam bersamamu.
Tidak ada yang kita bicarakan dengan khusus kali ini. Kau sibuk dengan duniamu, dan aku sibuk memperhatikan kesibukanmu.
Semua ini jadi aneh, kaku. Aku tahu ini salahku. Mengucap sayang padamu waktu itu. Mengubah semuanya. Tapi aku harus apa? Saat aku benar-benar jatuh cinta padamu, diam pun aku tak mampu.
Ada yang berbeda darimu beberapa hari ini. Wajahmu tak secerah biasanya. Tapi yang pasti ini bukanlah karena internet yang lelet atau gadgetmu bermasalah. Kau selalu punya solusinya.
Seorang sahabat bercerita, perempuan yang pernah sangat kau cintai, mungkin hingga saat ini, bulan depan akan menikah. Bukan denganmu, tapi dengan dia, seorang lelaki yang ia panggil Papi.
Dia bilang kau terluka, sangat dalam, cintamu masih begitu besar padanya. Mana mungkin kau mampu diam saja tanpa merasakan apapun. Aku tau. Walaupun aku berniat menari Gangnam dan menggila di depanmu, mungkin itu tak akan berpengaruh. Itu tak seberapa dibanding lukamu.
Aku tak akan memaksa masuk dalam hatimu, mengambil tempatnya yang mungkin masih kau tulis namanya. Tidak. Itu hanya akan membuatku luka.
Kau tau, aku jatuh cinta padamu. Seiring dengan gelak tawa yang kau ciptakan dalam hari-hariku. Aku mencintai saat-saat sederhana yang akhirnya menciptakan perasaan tak sederhana ini. Aku menunggumu, selalu. Menunggumu membuka hatimu lagi.
Aku berhenti, berhenti menunggumu.
Kau tahu, aku telah membuka pintu hatiku, aku berdiri di terasnya memanggil namamu. Namun kau tak peduli, kau tetap menunggui pintu itu, sebuah pintu yang telah tertutup dan bertuliskan nama orang lain.
Aku berhenti menunggumu. Aku tahu, kau perlu waktu, menutup luka itu. Aku tak akan mengganggumu. Kali ini kau jalanilah hidupmu seperti biasanya, sewajarnya dan segilanya. Seperti biasa.
Disini aku, dengan segala hal yang ada. Memperhatikan semampuku.
I’ve made up my mind, don’t need to think it over.
If I’m wrong, I am right. Don’t need to look no further.
This ain’t lust, I know this is love.
But if I tell the world, I’ll never say enough cos it was not said to you.
And that’s exactly what I need to do If I end up with you.
Should I give up?
Or should I just keep chasin’ pavements?






Selasa, 18 September 2012

Dua meter di sebelah kananku

Dua meter sebelah kanan.
Ada seorang dengan laptop barunya, asik dengan dunianya.
Dua meter sebelah kanan.
Ada seorang dengan kemeja cokelat, wajahnya cerah hari ini.

Dekat, hanya dua meter sebelah kananku.
Tapi tetap cuma bisa diam.
Karena teriak pun tidaklah mungkin.
Apalagi kayang atau striptease di depannya.

Dua meter di sebelah kananku.
Duduk seorang laki-laki dengan rambut berdirinya.
Matanya tetap fokus pada layar di depan.
Dua meter di sebelah kananku, cuma bisa curi-curi pandang.

Cuma dua meter.
bukan dua mil ataupun dua benua jaraknya.
tapi aku bisa apa.
selain memandang dengan muka bodoh, takut ketahuan.

Laki-laki duduk dua meter di sebelah kananku,
Kali ini dia tiduran, menunggu pintu tempat kreatif kami terbuka.
Dua meter, hanya dua meter.

Senin, 17 September 2012

Time to Stop Ngarep

selamat datang di dunia Dhana



Beberapa hari lalu, aku ketemu sama beberapa orang sahabat yang punya masalah tentang romansa di hidup mereka. Gak jauh-jauh memang, masalahnya adalah tentang melupakan mereka yang udah gak sayang ataupun dirasa gak sayang lagi sama kita.
Sebenarnya masalah yang begini gak susah sih ya, apalah susahnya melupakan seseorang saat kau pernah dengan mudah lupa ngerjain tugas kuliah atau janji sama orang.
Tapi jelas beda di kasusnya, beberapa kawan dekatku nganggap aku ini terlalu mudah move on. Kalo udah dirasa gak cocok, yaudah gampang aja gitu move on dan ngelupain si beliau.
Well, actually, aku bukannya mudah move on, tapi lebih ke udah tau kapan harus berhenti sayang dan ngarepin hal yang gak perlu diharapkan lagi.
Nah, ini beberapa hal yang harus diliat untuk tau kapan harus berhenti ngarepin seseorang yang kita suka.
1.      Dia udah keburu punya pacar.
Yup, emang kamu mau dianggap ganggu hubungan orang dengan deketin cowok atau cewek yang udah punya pacar? Enggak kan ya.
Jadi, kalau gebetan atau orang yang kamu taksir udah keburu punya pacar, yaudah, ikhlasin aja, kasih dia ke orang yang lebih membutuhkan, itung-itung amal juga kan.
cowok ataupun cewek yang udah punya pacar menurutku termasuk dalam kategori 'do not ever touch or the dog will slap u hard'.
iya, emang kalau kamu deketin dia yang udah punya pacar, pacarnya bakal diem aja?
well, oke, sediem-diemnya si pacar, seenggaknya dia bakal update status dengan kalimat-kalimat yang galau, seakan kesengasaraannya mulai membunuh dia.
Nah, daripada liat status yang begituan, mending gak usah macem-macem sama dia yang udah punya pacar.
selesai. Kecuali kamu adalah orang gila yang hobi ngeliatin orang galau dan merasakan kepuasan tersendiri waktu liat ada orang galau. heheh

2. Dia gak peduli sama kamu
Pernah ngajakin ngomong orang tapi dicuekin?
Ngajak makan siang bareng tapi gak ditanggepin?
atau sms dan telefon tapi dibiarin terus?
Nah, itu artinya, kamu harus berhenti ngarep sama dia. 
Udah jelas gak dipeduliin tapi masih tetap nekat deketin dia? Punya stok hati berapa memang?
Kamu tau gak harga hati di pasar gelap? Aku gak tau soalnya, :D
Kabarnya sih sampe ratusan juta gitu.
Kecuali kalau kamu mau investasi kekuatan di Hatimu, jadi waktu dijual nanti bisa lebih mahal.
Nah, boleh deh kamu ngarepin dia terus-terusan sampai kena galau berkepanjangan, terus sakitin terus, katanya sih hati yang terus disakiti bisa jadi kuat dan tahan banting. Nah hati yang kuat kan mahal tuh, bisa jadi jutawan deh, tapi abis tuh kamu mati, karena gak punya hati lagi.
selesai.

3.  Ternyata dia penyuka sesama jenis
yang ini udah jelas lah ya. Kalau ternyata dia adalah penyuka sesama jenis, maka bisa dibilang kamu udah gak punya harapan lagi, jadi stop ngarep.
Kalau kamu yang cewek-cewek ngajakin dia jogging atau sepedaan bareng tapi dia lebih milih ke salon atau belanja bareng, kamu udah bisa curiga mulai dari sini. 
Karena gak akan lucu kalau nanti di ujungnya kalian putus dengan alasan parfum dan lipstikmu lebih mahal dari yang pernah dia pakai.

4. Dia gak kunjung kasih kejelasan
Kalau orang yang kamu suka gak kunjung ngasih kejelasan mau dibawa kemana hubungan kalian, maka aku sarankan sebagai orang yang pernah berkecimpung dalam dunia PHP alis Pemberi Harapan Palsu, mundurlah pelan-pelan. Gak harus totally move dan mendadak, pelan-pelan, biar hati kamu juga bisa beradaptasi sedikit demi sedikit.
Untuk tau sebenarnya ada kejelasan atau enggak, kamu bisa minta pendapat dari orang-orang terdekatmu, dan tentunya orang-orang terdekat dari orang yang kamu suka. 
Kalau perlu, kamu tanya langsung ke dia, maunya apa. Ada kejelasan atau enggak dari hubungan kalian berdua. Kalau dia bilang enggak, tinggalkan. Kalau dia bilang ada, pertahankan. Kalau dia gak jelas kayak hubungan kalian, tinggalkan.
Jadi kamu gak perlu ngarep sampe mimisan dan sakit pinggang.

5. Kamu udah gak tahan
Yang dimaksud gak tahan disini bukan gak tahan eek, pipis ataupun kentut. Gak tahan disini maksudnya adalah kamu udah merasa capek dan bosen ngarep. Bosen itu bisa muncul kapan aja, bahkan saat kamu baru naksir dia 3 hari.
Terus berharap dia naksir kamu balik, tapi kamu udah keburu bosen dan mutusin untuk berhenti ngarep gitu aja. Alasannya jelas, kamu udah gak tahan digakjelasin begini.
Daripada kamu terkubang terus dalam ketidakjelasan, mending kamu keluar, cari orang lain, hati lain yang lebih baik dan sehat dan gak bikin kamu ngarep setengah mampus.

Dari kesemuanya, hal yang kamu perlu lakukan saat gak ada lagi yang bisa kamu perjuangkan dan gak ada balasan yang kunjung datang dari dia, kamu harus berhenti, berhenti ngarep dan nyakitin dirimu sendiri.
Iya, berhentilah bertindak seakan-akan gak ada orang lain yang lebih baik dibandingkan dia, gak ada orang yang kamu rasa pantas selain dia, gak ada orang yang bikin kamu sakit kayak dia dan ternyata kau kecanduan disakiti. Iya, ternyata kamu masokis. 
Ngarep pada akhirnya cuma bikin capek, dan bisa dibilang buang-buang waktu.
Saat kamu harusnya bisa dapetin orang yang bener-bener bisa sayang sama kamu, tapi kamu justru ngabisin waktumu untuk dia yang bahkan gak pernah menoleh ke arahmu.

So, if you have been tired enough chasing him, that it's time to stop ngarep.
selesai.








Jumat, 14 September 2012

Sebuah Awal

Semua berawal dari tawa.
Tak menggelegar,
bukan juga dengan teriakan laksana panggung sandiwara terkenal.
Tawa yang tak biasa, terasa tak terpaksa.

Lelucon akan film tentang cinta waktu itu.
Perempuan buruk rupa yang mencintai lelaki tampan, kakak kelasnya.
Dia katakan perempuan itu mirip aku, jika dengan kaca mata tebalnya.
Tawa itu kembali ada saat cerita mulai terjala setelahnya.

Kau tau berapa banyak nyawa shutter dalam kamera ini yang kuhabiskan untukmu?
aku lupa menghitungnya.
Lebih tepatnya, aku tidak berniat menghitungnya.
Jika nanti harus kembali terbayang jalan yang pernah kita lihat, beda ujungnya.

Semua berawal dari tawa.
Simpul yang kau ciptakan dan aku ingin menyimpannya terus.
Wajah bahagia tanpa beban, yang dulu aku rindukan.
sosok ceria tanpa duka, kau kembalikan itu lagi, jika kau tau.

Aku tau aku perlu.
Perlu menyatakan semuanya.
Aku membutuhkanmu, lebih dari sekedar ingin.
Bukan menjadi bayangan dalam langkah yang kau jalani.

Aku mencintai cara ini, sebuah awal dari hati yang tersembuhkan.
maka kubiarkan ini adanya.
Biar tawa ini selalu ada, simpul senyum karena ulahmu.
Sebuah awal, karenamu.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Lebaran kali ini

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....

Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
, wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun. Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Malam ini diramaikan dengan suara takbir dari penjuru bumi, berderet juga dengan suara kembang api tentunya.
Allhamdulillah masih bisa melewati bulan ramadhan tahun ini, walaupun harus tanpa orang tua.
Lebarannya besok, sidang isbat kali ini gak runyam dan panjang lebar nampaknya.
:D

Tahun ini, atau tepatnya lebaran tahun ini memang terasa lebih istimewa.
Tahun ini untuk pertama kalinya harus melewati bulan puasa tanpa orang tua, pertama kalinya harus merasakan capeknya liputan sambil nahan haus dan lapar, pertama kalinya berada ribuan kilometer dari rumah.
Lebaran kali ini kurayakan di Bogor, kota hujan tempat tinggalnya seorang abang sepupuku. Iya, mamak bilang seenggaknya aku ada bareng keluarga saat lebaran.
Jelas beliau mahfum dengan kejiwaanku yang memang sensitif perkara beginian.

 Rindu yang paling dalam cuma bisa disalurkan dalam tulisan dan berita yang ditulis maksimal. Rindu ini cuma bisa disalurkan dengan cara itu, bersama satu tujuan, aku gak boleh ketahuan nangis oleh siapa pun, menurutku.
Tapi bagaimana mungkin, saat kau berada jauh dari orang yang paling kau cintai untuk waktu lama yang bahkan belum pernah kau lakukan, maka bisa setangguh apa rindu itu mampu mendekam dalam diam.
Air mata yang mulai menciptakan bendungan jadi satu hal yang selalu kusembunyikan tiap kali keluarga berbicara dengan penuh canda, seperti biasa.

Siang tadi akhirnya bisa mengobrol dengan seorang anak manusia yang paling bisa membuatku galau dan salah tingkah.
Dia mungkin sudah cukup berpengalaman dalam dunia homesick.
"Cari kesibukan, banyakkan kegiatan, nanti juga gak berasa kangennya," itu katanya tadi, saat aku tanya perkara homesick yang selalu berhasil membuatku mulai nangis.
Iya, cari kesibukan.
Tapi mau sesibuk apa saat aku udah gak lagi magang di Media dan sedang menunggu hari kepulangan ke Medan.
Nonton tv, baca berita, atau motret. Iya, cuma itu aja.
Tapi setelahnya, kangen itu makin datang terus, dalam wujud yang lebih besar.

Kadang aku merasa tahun ini adalah tahun yang paling berat selama jadi mahasiswa.
Tahun ini harus mulai mikirin masa depan skripsi, setelah skripsi ataupun saat sedang skripsian.
Merasakan dunia kerja sebagai seorang jurnalis, melewati jalanan baru tiap harinya, ketemu berbagai jenis orang, dan sifatnya.
Aku menghadapi dunia nyata, dunia yang selalu ada, tapi hanya perlu waktu bagiku untuk benar-benar merasakannya.

Saat ini keluarga sedang ada di Kisaran, salah satu kota di Sumatera Utara, kota kelahiran bapak.
Mungkin mereka sedang bermain kembang api bersama beberapa keponakan dan sepupu disana.
Dan aku tahu, seperti yang selalu mereka bilang, mereka juga rindu.
Tadi siang sebuah telefon penuh canda diutarakan mamak yang mengaku gak berasa rindu.
"Mungkin baru berasanya nanti malam dek, waktu takbiran," begitu katanya.
Iya, biasanya tiap kali takbiran, selalu dipimpin bapak sehabis shalat maghrib.
Baru setelahnya kami saling salaman dan minta maaf, bersyukur karena masih bisa melewati ramadhan dengan lancar.
Biasanya nyiapin toples makanan untuk tamu yang datang.
Dan biasanya juga nonton tv dengan acara yang bagus-bagus, yang tentunya membuatku lupa berat badan.
Puasa mungkin bisa menurunkan beratku 3 kilo, tapi lebaran bisa menambahkan 10 kilo tanpa ragu.

Setiap saudara dan sahabat yang tau aku sedang gak sama keluarga di bulan ini, pasti ngasih satu pertanyaan yang bikin head bang dan manyun.
"Memangnya kau sanggup lebaran gak sama orang tua?" tentunya diiringi dengan raut muka yang minta digampar.
They know it, I never carry out the Ied without my parents.
And they know, I should cry.. hiks

Tapi pada akhirnya, menjadi jauh dengan orang yang paling kau cintai muncul sebagai pilihan yang mesti dipilih.
Karena hal yang kau rasa terbaik adalah hal yang paling menguras air mata dan emosi.

Lebaran kali ini memang berbeda.
Tapi berkahnya selalu sama.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas karunia-Nya masih bisa merasakan penghujung ramadhan dan gema takbir di bumi-Nya.


Minggu, 12 Agustus 2012

belajar senyum, bersyukur

selamat datang di dunia Dhana
Apa kamu sudah bersyukur hari ini?

Hari ini, 13 Agustus 2012 tepatnya hari Senin, dan sekalian minggu terakhirku magang di Media Indonesia.
Ada banyak yang bisa kupelajari disini, apalagi di divisi Weekend, tempatku magang dan bikin berita.
Belajar bagaimana penulisan berita yang bener dan menarik, bagaimana caranya menggali informasi dari narasumber.
Aku pernah bikin kesalahan yang cukup fatal, berkaitan sama konsernya John Mayer di Jakarta yang ternyata gak jadi. Ditegur karena akhirnya bikin salah, iya, down juga, tapi semua terobati dengan dua tulisan utama yang dipuji karena konten dan penulisannya yang bagus.
Pada akhirnya, kadang manusia harus bikin salah untuk tau mana yang bener.

Hari Minggu semalam aku sama kawan-kawan yang magang di Jakarta liburan ke Dufan, iya, akhirnya aku berani naik Halilintar dan Kora-kora, akhirnya.
Walaupun berakhir dengan muka pucat dan perut mual, akhirnya aku berani ngelawan rasa takutku sendiri dan buktikan kalau jantungku masih cukup kuat.
Pulang dari Dufan, seorang Editor yang ngurusin halaman Move dan Media Anak, halaman yang paling sering memuat tulisanku, nelefon.
Awalnya agak males ngangkat telefonnya, dengan pikiran "Ini kayaknya disuruh liputan lagi ni, kan aku udah mau kelar, masa mesti liputan lagi,". Memang seharusnya hari Minggu aku masuk karena Sabtu aku udah ambil libur, tapi karena capek dihempas beberapa wahana jadi bikin males untuk ngantor,
tapi pada akhirnya kuangkat juga telefon dari Mbak Dipi.
"Dana, kamu hari Minggu memang udah jadwal masuk kan karena kamu ambil libur hari Sabtu?" itu katanya.
Beliau jelasin liputanku berikutnya adalah tentang kanker anak, bertempat di daerah Slipi.
Gak tau kenapa, waktu pertama kali denger tentang anak penderita kanker, langsung muncul pemikiran kalau ini bakal jadi liputan yang beda dari liputan kemaren-kemaren.

Hari Minggu sore, aku sama Juju ke lokasi liputan. Letaknya di Jalan Nelli Murni blok A no.110, namanya rumah Anyo.
Pertama kali masuk ke rumah ini aku disambut sama genggaman seorang anak kecil yang aku belum tau namanya."Kakak, baju aku cantik kan?" itu yang dia bilang sambil memamerkan gaun putih bak pengantin cilik, lengkap dengan bandana putih di kepalanya.
Aku langsung nemuin Ibu Pinta, pengurus tempat ini. Orangnya ramah, dan bersahaja. Kata-katanya juga berwibawa, sambil keliling rumah ibu ini juga cerita banyak tentang anak-anak di rumah ini.
Rumah ini diisi sama 24 anak, kesemuanya adalah penderita kanker.
paling muda ada yang umurnya 4 tahun dan yang paling tua 14 tahun. Rumah ini adalah rumah tinggal bagi anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani rawat jalan, kebanyakan dari mereka datang dari luar Jakarta.
Rumah ini disusun rapi dan ceria, banyak gambar bunga dan kartun. Disini anak-anak juga harus didampingi oleh orang tuanya, dan mereka cuma perlu membayar seharga Rp. 5000 per harinya untuk tinggal disini, dan bebas biaya kalau mereka adalah keluarga yang kurang mampu.

Selesai berkeliling, aku sama Juju gabung sama anak-anak yang lagi ngumpul sambil ketawa-ketawa. Mereka terlihat sangat ceria, walaupun penyakit yang mereka derita bisa mengantarkan mereka ke kematian.
Aku kenalan sama anak-anak itu, yang megang tanganku di pintu masuk tadi namanya Suci, umurnya sekitar 7 tahunan. Dia udah dua tahun menderita leukimia atau kanker darah. Orangnya ceria, pipinya tembem dan memang agak manja.
waktu itu aku mungkin ngajuin pertanyaan retoris paling gak penting ke Suci waktu aku lihat anak yang umurnya sekitar 4 tahun mainin kamera poket, namanya Faiz. "Suci, Faiz juga sakit ya?" dan si pengantin cilik ini pun menjawab dengan kalimat yang bikin aku pengin jitak kepalaku sendiri, "iya kakak, semua anak-anak disini sakit, kalau gak sakit gak mungkin disini kak," katanya. Aku langsung nyengir goblok.
Faiz baru dua hari ada di rumah ini, dia sakit leukimia juga.
Terus ada Siti Julia, umurnya sekitar 11 tahunan, dia menderita kanker mata, dan mata kanannya udah diangkat, iya, dia sekarang hidup dengan satu mata.
Timoty, umurnya 6 tahunan, dan menurutku paling manja dari semuanya, dia juga kena kanker mata, satu matanya udah diangkat dan diganti dengan bola mata palsu.
Hana, anaknya gemuk, mungkin mirip aku waktu masih kecil dulu, dia botak, kena leukimia juga.
Satu lagi ada namanya Noval, umurnya 13 tahun, penderita leukimia, badannya kurus dan aku lihat di bagian lehernya ada semacam bekas luka, tapi waktu aku tanyain ke dia, ternyata itu herpes, sejenis penyakit kulit yang bikin dia suka gatel-gatel. salah satu efek dari penyakitnya dan pengobatannya.



Acara hari ini semacam seminar, ada dokter Edi yang biasa praktek di rumah sakit Dharmais, rumah sakit kangker untuk anak.
Ada banyak ilmu yang kudapat hari itu.
Dimulai dengan presentasi tentang rumah Anyo, dilanjut dengan informasi dari dokter Edi tentang kanker pada anak.
Yang harus sangat dicermati disini adalah, kanker pada anak TIDAK BISA DICEGAH.
Kenapa aku tulis dengan huruf besar semua? karena ini yang paling penting menurutku.
Penyakit ini gak bisa dicegah, agak berbeda sama kanker yang bisa diderita orang dewasa.
Dari presentasinya, dokter Edi menjelaskan kalau kanker pada anak sebenernya bisa diobati dan penderitanya bisa diselamatkan asal kanker tersebut diketahui sejak dini, atau pada stadium awal.
(kayaknya bahasaku mulai formal ini, oke lanjut)
Pada stadium awal artinya saat anak sudah mengalami gejala-gejala suatu penyakit, bawa langsung ke dokter. Hal ini untuk mencegah penyakitnya tersebar ke seluruh badan.
Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah, saat seorang anak sakit, dianggap sebagai hal yang masih sederhana aja penyakitnya.
Dokter ini pun bilang, kadang kita harus negatif thinking dengan mikir ini penyakit udah parah. Jadi pemikiran yang begitu bikin kita langsung siaga dan melakukan penanganan serius.
Ada kalimat yang bikin aku nyengir kuda karena kayaknya memang bener terjadi di masyarakat.
"Malah ada nanti keluarga, yang waktu anaknya diketahui kena penyakit parah kayak kangker ini, justru ngabisin waktu dengan rapat keluarga. Kalau rapatnya sehari dua hari mending, ini rapatnya sampai enam bulan. Waktu enam bulan inilah, penyakitnya menyebar dan stadium yang awalnya masih dini, udah jadi stadium lanjut," katanya.
iya, bener juga sih.
Ada juga keluarga yang malah ngabisin waktunya dengan berembug dengan keluarga besar, tunggu keluarganya yang dari luar kota, neneknya yang dari sini, kakeknya yang dari sana. Bukannya langsung diobati. Memang sih perlu untuk minta petunjuk dan pendapat dari keluarga, tapi kalau justru ngabisin waktu dan ngabisin badan anak yang sakit, mending gak usah. Cukuplah keluarga inti aja.

Hal berikutnya yang perlu dicermati adalah penyebaran informasi yang masih minim. Tentang gejala-gejala penyakitnya, jangan ditunggu sampai parah. Kalau udah nunjukin gejala yang mencemaskan, langsung aja bawa ke dokter. Kalau hasilnya negatif, bersyukurlah karena ternyata penyakitnya gak seperti yang dicemaskan. Kalaupun hasilnya positif kanker, ya tetap bersykur karena ketauannya cepat alias sejak dini, jadi pengobatan dapat segera dilakukan dan tentunya dapat menyelamatkan nyawa si anak.
Untuk penderita kangker mata sendiri, dokter Edi ini nyebutkan kalau dokter di Indonesia baru bisa menyelamatkan nyawa si anak, tapi belum bisa menyelamatkan mata anak yang kena kanker tersebut.
Hal ini disebabkan karena anak dengan retinoblastoma dibawa ke dokter saat penyakitnya udah parah.
Lagi, informasi yang harus segera disebarkan tentang penyakit ini adalah jangan ragu bawa ke dokter.
Toh positifnya gak ada dokter yang pengin membunuh anak-anak ini kan.

Kalau kalian punya keluarga dengan anak yang memiliki gejala penyakit serius, bawalah langsung ke dokter. Gak usahlah dulu cari-cari yang namanya orang pinter, sepinter apa sih dia. TOEFL nya sampe 700 gak?
karena penanganan dini pada anak bisa mencegah penyebaran penyakit itu menjadi makin parah.
Dan satu lagi, anak-anak yang menderita suatu penyakit dalam hal ini adalah kanker berhak tau sama apa yang terjadi dengan hidup mereka.
Mereka berhak tau tentang hidup mereka, penyakit mereka. Disini diperlukan cara yang khusus untuk ngasih tau mereka, gunakan cara berkomunikasi yang pelan dan mudah dimengerti.
Karena kata Dokter Edi juga, anak-anak dengan penyakit ini dan tau akan penyakitnya justru akan menjadi lebih dewasa dibandingkan anak lain yang seumuran sama mereka. Dan mereka juga bisa ikut mengerti kalau suatu hari nanti mereka harus menjalani pengobatan yang rumit dan panjang.

Banyak hal yang bisa kupelajari dari anak-anak penderita kanker di rumah ini. Mereka semua ceria, dan mereka sadar kalau mereka sakit. Mereka tau penyakitnya bisa aja membuat mereka meninggal dunia.
Tapi mereka tetap punya semangat, punya kekuatan untuk tetap ceria.
Nah, aku pribadi yang kadang masih doyan ngeluh sama hal-hal kecil jadi merasa kena tampar.
Tapi mereka, yang punya beban luar biasa dari penyakitnya, kehilangan masa bermain di sekolah karena harus ngejalanin pengobatan dan umurnya mungkin bisa berakhir bahkan sebelum mereka menikah atau punya pacar, masih bisa semangat dan ketawa lepas tanpa beban.

Sekarang jadi giliran kita, yang sehat, untuk turut nyebarin informasi tentang kanker pada anak ini.
Penyakitnya gak bisa dicegah, tapi masih bisa diobati selagi ditemukan sejak dini dan belum parah.
Kita kan bisa turut menyelamatkan nyawa mereka.

Dan yang pasti, kita bisa bikin mereka turut senyum dan bahagia dengan kepedulian kita.
Secara moral dan materi.
ada jargon sederhana yang bisa digunakan : We Care Cancer Kids With Smile.
Kalau kita gak bisa bantu mereka secara materi, kita bisa bantu dengan moral, bikin mereka senyum, ajak main dan belajar dan banyak lagi.

Belajar senyum penuh syukur karena udah dikasih kesehatan sampe bisa segede ini.
Bisa kuliah dan kenal sama orang-orang luar bisa yang aneh bin nyeleneh.
hehhe..
Kadang dengan melihat mereka yang kondisinya gak sesehat kita, bisa bikin kita bersyukur atau bisa juga bikin kita nampar diri sendiri karena selama ini udah kurang berterimakasih sama Tuhan untuk hidup yang lebih baik.
iya, jadi, udah bersyukur belum hari ini?